Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Capital Investment Decisions

01 March 2018
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Girindra Wardana, A.Md
Capital Investment Decisions

Banyak organisasi seringkali dihadapkan pada kebutuhan untuk berinvestasi pada aset atau proyek yang bermanfaat dalam jangka panjang seperti sistem produksi, pabrik, peralatan, maupun pengembangan produk baru. Banyak alternatif yang tersedia bagi organisasi dan tentu organisasi harus memilih alternatif terbaik untuk mereka. Hal tersebut merupakan pengambilan keputusan investasi (capital investment decisions). Pengambilan keputusan investasi didasarkan pada proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas, penyusunan skema pendanaan, dan penggunaan beberapa kriteria yang diinginkan organisasi.

Organisasi dapat menggolongkan aset atau proyek menjadi independent project maupun mutually exclusive project. Independent project merupakan proyek yang jika diterima maupun ditolak tidak mempengaruhi arus kas proyek lain. Contohnya adalah keputusan organisasi membuka cabang di Kota A tidak dipengaruhi oleh keputusan organisasi membuka cabang di Kota B. Sedangkan mutually exclusive project merupakan proyek saling berkaitan merupakan proyek yang jika diterima maupun ditolak mempengaruhi arus kas proyek lain. Contohnya adalah keputusan organisasi menggunakan peralatan berteknologi tinggi mempengaruhi keputusan organisasi menggunakan peralatan berteknologi standar. Dengan kata lain, kedua keputusan tersebut tidak dapat terjadi bersamaan. Organisasi harus menggunakan banyak indikator untuk memutuskan proyek mutually exclusive.

Indikator-indikator yang dapat digunakan organisasi dapat digolongkan menjadi indikator dengan metode tidak terdiskonto maupun terdiskonto. Indikator dengan metode tidak terdiskonto merupakan indikator yang mengabaikan nilai waktu uang dan juga sebaliknya. Indikator tidak terdiskonto antara lain adalah periode pengembalian (payback period) dan tingkat pengembalian berdasarkan laba (accounting rate of return). Sedangkan indikator terdiskonto antara lain adalah nilai kini bersih (net present value) dan tingkat pengembalian berdasarkan arus kas (internal rate of return).

Periode pengembalian dapat dihitung dengan membandingkan nilai investasi awal dengan arus kas tahunan. Sebagai contoh, suatu proyek memerlukan investasi sebesar Rp100 juta dan diproyeksikan arus kas tahunan selama 5 tahun berturut-turut adalah Rp 30 juta, Rp45 juta, Rp50 juta, Rp 60 juta, dan Rp70 juta. Organisasi baru akan mendapat pengembalian sebesar nilai investasi awal pada 2,5 tahun yang akan datang. Sedangkan tingkat pengembalian berdasarkan laba dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata laba dengan nilai investasi awal. Sebagai contoh, suatu proyek memerlukan investasi sebesar Rp200 juta dan rata-rata laba selama 5 tahun adalah Rp72 juta. Tingkat pengembalian berdasarkan laba untuk proyek tersebut adalah 36%. Organisasi banyak menggunakan kedua metode ini karena relatif mudah dimengerti dan diterapkan.

Nilai kini bersih (net present value/NPV) dapat dihitung dengan mendiskontokan arus kas setiap tahun dengan tingkat pengembalian yang diharapkan ke saat kini (saat investasi awal). Sebagai contoh, organisasi memerlukan investasi (arus kas keluar) sebesar Rp360 juta, sedangkan arus kas masuk setiap tahun berikutnya adalah Rp120 juta selama 4 tahun pertama dan Rp200 juta pada tahun kelima. Perhitungan NPV untuk proyek ini adalah sebagai berikut:

Ilustrasi 1 Perhitungan NPV Proyek

Organisasi dapat menyetujui investasi yang memiliki NPV lebih dari Rp0. Sedangkan tingkat pengembalian berdasarkan arus kas (internal rate of return/IRR) adalah tingkat pengembalian minimal yang harus diperoleh organisasi atas suatu proyek. Dengan kata lain, IRR adalah kondisi saat NPV=0. Menggunakan contoh seperti sebelumnya, IRR untuk proyek tersebut adalah sekitar 23,6%.

Organisasi biasanya menggunakan metode terdiskonto untuk proyek di negara yang menganut prinsip ekonomi kapitalistik. Sedangkan jika proyek organisasi berada di negara yang tidak menganut prinsip ekonomi kapitalistik atau organisasi ingin proyek tersebut didasarkan pada prinsip syariah, maka organisasi menggunakan metode tidak terdiskonto.

Indikator-indikator tersebut mengasumsikan seluruh investasi dilakukan di awal periode. Pada kenyataannya, investasi beberapa proyek bisa dilakukan bertahap per sekian tahun. Untuk mengakomodir hal tersebut, organisasi dapat menggunakan tingkat pengembalian berdasarkan laba yang dimodifikasi (modified internal rate of return/MIRR).

Pengambilan keputusan investasi merupakan suatu proses strategis yang berpengaruh terhadap nilai organisasi dalam jangka panjang, sehingga seluruh pihak yang berkepentingan harus berpartisipasi. Pengambilan keputusan investasi harus dilakukan secara hati-hati mengingat organisasi pasti menggunakan banyak sumber daya dalam jangka waktu yang cukup panjang. Direksi maupun pemilik dapat melakukan seluruh proses tersebut secara internal dan juga dapat bekerjasama dengan pihak profesional untuk memantapkan keputusan investasi organisasi. Hubungi tim kami untuk konsultasi lebih lanjut.

   For Further Information, Please Contact Us!