Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

BIJAKSANA MENGHADAPI PERBEDAAN PENDAPAT

08 February 2018
Category: SECRETARY
Penulis:         Uripi Resti Aisyah
BIJAKSANA MENGHADAPI PERBEDAAN PENDAPAT

“Malas aku menghadapi bos, walaupun bos salah tetap saja kembali ke pasal satu bos selalu benar”. Kalimat itu yang diutarakan teman saya menjelang istirahat siang. Entah mengapa pasal satu bos selalu benar itu selalu membuat karyawan patah semangat dan akhirnya memilih untuk mengikuti kemauan atasan. Pengalaman saya sebagai Sekretaris yang selalu berhubungan dengan beragam staf, sebenarnya setiap orang berhak untuk mengutarakan pendapat. Namun karena kita tinggal di dalam lingkungan organisasi, perbedaan pendapat justru mungkin bisa menjadi alasan kita berseteru dengan atasan ataupun rekan kerja.

Dalam memandang suatu masalah kita memang harus mengutarakan berbagai pendapat, hal ini sangatlah wajar.Jangankan dalam lingkungan pekerjaan, dalam keluarga pun terkadang kita pernah mengalami perbedaan pendapat. Perbedaan itu yang nantinya akan mempererat tali persaudaraan. Menurut riset yang dilakukan di US dikatakan bahwa 10% orang berselisih akibat berbeda pendapat dengan rekan di tempat mereka bekerja. Perbedaan pendapat itupun bisa terjadi karena beberapa hal diantaranya:

    -Persaingan antar individu

    Kembali lagi ke masalah personal, dimana perbedaan ini lebih ke perasaan seseorang. Dimana di dalam suatu perusahaan kita memang selalu dituntut untuk kompetitif dalam pekerjaan. Hal ini yang bisa menjadi pemicu timbulnya perbedaan pendapat antar individu. Setiap orang pasti ingin dirinya lebih unggul daripada rekan lainnya. Sebagai perwakilan atasan dalam suatu diskusi, saya sering dihadapkan dalam kondisi demikian. Untuk mengatasi hal seperti ini sebaiknya kita mengahadapi dengan kepala dingin, dan memikirkan resiko atas pendapat yang diutarakan. Jangan lupa kalau kita memiliki rekan lain yang bisa kita minta untuk voting ataupun memberikan saran dalam mencari solusi penyelesaian masalah. Jika perbedaan ini mengandung perseteruan antara dua pihak libatkan orang lain untuk bergabung di dalamnya sehingga mereka tidak merasa kita memihak terhadap salah satunya.

    -Perbedaan kebudayaan

    Seperti diketahui di lingkungan kerja pasti memiliki banyak suku dan ras, sudah pasti kebudayaan mereka pun berbeda antar satu dengan lainnya. Perbedaan budaya tersebut tentu juga mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Penting bagi organisasi untuk organisasi dapat menanamkan rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut. Misalnya saja seseorang atasan etnis A memiliki kebudayaan yang berbeda dengan mayoritas karyawan lainnya. Sehingga ia akan lebih individual, bila ia terus konservatif membawa budaya asalnya maka ia akan banyak tidak diterima di lingkungan organisasi. Dengan begitu banyak karyawan yang akhirnya berbeda pendapat terhadap dirinya. Sebagai Sekretaris atasan kita harus lebih pengertian dan memahami apa yang terjadi dalam lingkungan. Pengenalan budaya adalah salah satu cara awal yang harus kita lakukan, dengan beliau memahami budaya yang berjalan di lingkungan bawahannya mungkin ia akan lebih fleksibel terhadap masukan yang diberikan oleh bawahnnya. Hal ini juga berlaku bagi sesama karyawan, dengan mempelajari lebih banyakbudaya baru tentu bisa membuat individu lebih pengertian dengan lingkungan sekitar sehingga lebih dewasa dalam menaggapi perbedaan pendapat.

    -Restrukturisasi yang terlalu cepat

    Setiap orang pasti memiliki comfort zone, dan mereka akan lebih gampang berdaptasi terhadap pekerjaan yang sudah biasa mereka pegang. Perusahaan melakukan restrukturisasi pasti ada maksud dan tujuan yang jelas. Efektifitas kerja dan membuat bisnis dapat melaju lebih kencang adalah salah satu alasan kuat mengapa perusahaan mengambil langkah tersebut. Karena kita adalah bagian dari perusahaan, tentu sudah menjadi kewajiban bagi karyawan untuk mensukseskan program yang dimiliki oleh perusahaan. Namun beda halnya jika reorganisasi tersebut dilakukan secara cepat dan mendadak. Misalkan saja seorang karyawan yang lama bekerja di divisi kepersonaliaan yang diminta untuk pindah ke divisi pengadaan, dalam kurun 6 bulan ia dikembalikan lagi ke divisi kepersonaliaan. Tentu karyawan tersebut akan merasa perusahaan mengacaukan tatanan yang telah ada. Dimana ketika ia sudah memulai membangun divisi tersebut perusahaan malah meletakkannya ditempat lama sehingga apa yang telah ia kerjakan menjadi sia-sia. Dengan reorganisasi cepat tersebut ia akan mulai rancu terhadap sistem kerja yang berjalan di setiap divisi sehingga terkadang ia beragumen lain terhadap sistem yang telah berjalan sebelumnya dalam divisi kepersonaliaan. Hal ini perlu kesadaran dari manajemen untuk tidak mengambil langkah yang salah dalam penempatan karyawan dalam organisasi sehingga mengurangi dampak dari perbedaan pendapat.

    Belajar dari ketiga faktor diatas membuat kita lebih paham mengenai perbedaan pendapat itu dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan profesi saya sebagai Sekrataris, saya bisa memetakan 3 jenis karyawan di perusahaan saya tinggal, yaitu: karyawan pembangkang, karyawan biasa saja dan karyawan unggul. Bila ingin dilihat oleh atasan jangan pernah menjadi karyawan biasa saja yang lebih senang mengatakan “yes bos” daripada mengutarakan pendapat. Karyawan seperti demikian bukan tipe karyawan yang dicari oleh perusahaan. Perusahaan akan lebih senang terhadap karyawan unggul. Sedangkan karyawan pembangkang akan bisa menjadi unggul jika ia diarahkan kepada hal yang positif yaitu menjadi “pembangkan positif”. Bantu mereka agar bisa melontarkan pendapat positif mereka walaupun hal tersebut tidak sejalan dengan atasan dan rekan kerjanya. Justru karyawan demikian yang dibutuhkan oleh perusahaan dan membuat perusahaan untuk lebih berkembang. Inovasi atas saran yang mereka berikan akan membuat perusahaan lebih unik dibandingkan dengan kompetitornya. Tinggal bagaimana manajemen memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk lebih berkembang.

Perbedaan pendapat yang jujur itu dianggap sebagai tanda kemajuan yang baik”

Mahatman Gandhi

   For Further Information, Please Contact Us!