Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

ANALISA RASIO KEUANGAN

12 January 2018
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Girindra Wardana, A.Md
ANALISA RASIO KEUANGAN

Jasa divisi Accounting yang paling banyak dilakukan secara rutin adalah supervisi Laporan Keuangan. Ada beberapa dalam membuat Laporan Keuangan yang perlu diperhatikan. Pertama mulai dari Analisa Laporan Laba Rugi Perusahaan, Analisa Penjualan, Analisa Beban Usaha, Analisa Modal Kerja, dan Analisa Rasio Keuangan. Kali ini yang akan dibahas adalah Analisa Rasio Keuangan.

Dalam Analisa Rasio Keuangan, ada beberapa hal yang biasa digunakan, yaitu:

1.Rasio Likuiditas

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek. Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain:

a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.

Current Ratio = Aset Lancar / Hutang Lancar X 100%

b.Cash Ratio,rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek.

Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%

c.Quick Ratio atau Acid Test Ratio,rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).

Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%

Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar 150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat

2.Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas

Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aset, dan modal sendiri. Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :

a.Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.

Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%

b.Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.

Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Penjualan - Biaya Administrasi & Umum (EBIT) / Penjualan Netto X 100%

c.Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%

d.Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham.

Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aset X 100%

e.Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan pendapatan bersih.

Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aset X 100%

f.Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan bersih.

Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%

g.Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.

Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin baik, sebaiknya dilakukan perbandingan dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar.

3.Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio

Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban finansial jangka panjang. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

a.Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aset yang dimilikinya.

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aset X 100%

b.Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya adalah 200%

4.Rasio Aktifitas atau Activity Ratio

Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

a.Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aset terhadap penjualan.

Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total Aset X 100%

b.Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aset Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.

Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%

c.Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aset tetap yang dimiliki terhadap penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asset tetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan.

Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aset Tetap X 100%

d.Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang dimiliki terhadap penjualan. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.

Inventory Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%

e.Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.

Average Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%

f.Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.

Receivable Turn Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin baik,Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar agar dapat menilai seberapa efisien Anda mengelola sumber daya yang dimiliki.

   For Further Information, Please Contact Us!