KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) : SALAH SATU TOOLS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
14 December 2016
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:
Dian Khalisha Dwi Nurhadi, S.M.
Karyawan merupakan sumber daya penentu keberhasilan sebuah perusahaan. Berbagai literatur dan survey yang dilakukan pada beberapa negara menyebutkan bahwa sumber daya manusia memiliki andil besar dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memberikan fokus lebih terhadap strategi dalam meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan.
Bagaimana dengan perusahaan Anda? Sudahkah kita memberikan perhatian lebih terhadap strategi dalam meningkatkan kinerja perusahaan?
Tower Watson Global Workforce study menyebutkan bahwa terdapat beberapa issue terkait karyawan yang melatarbelakangi sebuah perusahaan perlu mengelola dan memberikan perhatian lebih terhadap kinerja karyawannya. Dari study tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 42-46% karyawan merasa perusahaan mereka telah merekrut karyawan yang berkualitas. Namun di sisi lain, tingkat turn over yang terjadi tetap meningkat dalam 1 tahunnya. Lebih kritisnya lagi, sebanyak 66% karyawan meninggalkan perusahaan yang selama ini menjadi tempat mereka berkarya, karena ingin melakukan aktualisasi diri.
Fenomena tersebut merupakan peringatan bagi para pelaku usaha agar memperhatikan pengelolaan karyawan di perusahaannya. Banyak diantara karyawan merasa tidak dihargai secara adil atas apa yang telah mereka berikan kepada perusahaan. Hal ini merupakan virus yang dapat mendorong karyawan untuk mengambil keputusan meninggalkan perusahaan guna mendapat aktualisasi diri yang lebih baik. Oleh karena itu, penilaian terhadap kinerja seorang karyawan kepada perusahaan perlu diukur secara fair, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan karyawan memilih untuk meninggalkan perusahaan.
Lalu bagaimana cara mengukur kinerja karyawan secara adil?
“It is not possible to manage what you cannot control and you cannot control what you cannot measure!” (Peter Drucker). Petikan kalimat tersebut menunjukkan bahwa, sebuah perusahaan tidak akan dapat mengendalikan apa yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan, dan juga tidak dapat mengontrol apa yang tidak bisa diukur oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian, apabila perusahaan ingin dapat mengendalikan kinerja dari seorang karyawan, maka perusahaan harus merumuskan alat ukur atas kinerja secara tepat. Salah satu alat ukur yang tepat dalam mengukur kinerja karyawan secara adil adalah dengan menggunakan Key Performance Indicators (KPI).
Key Performance Indicators (KPI) merupakan sebuah alat ukur kinerja berupa serangkaian indikator kunci yang bersifat terukur dan memberikan informasi sejauh mana sasaran strategis suatu perusahaan ataupun jabatan sudah berhasil dicapai. Penerapan penilaian kinerja dengan menggunakan Key Performance Indicators (KPI) dapat menciptakan proses pembinaan karyawan secara lebih transparan dan sistematis.
Mengapa bisa demikian?
1.Key Performance Indicators (KPI) merumuskan indikator kunci keberhasilan dari sebuah jabatan
Setiap jabatan tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Hasil yang harus diraihpun berbeda-beda. KPI menunjukkan tentang indikator kritikal dari masing-masing posisi, kunci keberhasilan sebagai pemegang jabatan tersebut, serta apa yang harus dicapai pada posisi tersebut, dimana perumusannya mengacu pada pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
2.Perumusan indikator menggunakan prinsip SMARTA
Dalam merumuskan indikator pada penilaian kinerja menggunakan KPI, pasti memperhatikan prinsip SMARTA, yaitu:
- -Specific: indikator kinerja yang digunakan harus spesifik
- -Measurable: indikator kinerja yang digunakan harus dapat diukur secara
- Kuantitatif
- -Achievable: indikator kinerja yang dirumuskan harus dapat dicapai. Tidak
- terlalu mudah, namun juga tidak terlalu sulit untuk diraih.
- -Relevant: indikator kinerja yang digunakan relevan dengan bidang
- bisnis maupun jabatan yang bersangkutan
- -Time-bound: indikator kinerja memiliki batas waktu periode pencapaian.Sehingga memicu adanya trigger untuk memberikan upaya lebih agar mencapai target sebelum batas waktu.
- -Agreeable: indikator kinerja yang digunakan harus disepakati bersama
oleh kedua belah pihak, baik atasan yang memberi target indikator, maupun pemegang jabatan yang bersangkutan.
Dengan penerapan prinsip SMARTA inilah mendukung penilaian kinerja yang lebih fair dan transparan, serta meminimalisir unsur subjektifitas dalam proses penilaian.
3.Penilaian secara self-appraisal
Penilaian dilakukan secara terbuka oleh diri sendiri, dengan melampirkan bukti-bukti atas capaian yang diraih. Hal ini dapat menunjukkan kepada karyawan sejauh mana pencapaian yang telah diraih, serta dimana letak nilai-nilai yang perlu diperbaiki lagi.
4.Monitoring dan Evaluasi Pencapaian oleh atasan
Hasil penilaian yang dilakukan oleh masing-masing karyawan kemudian diserahkan kepada atasan untuk dikroscek dan diberikan evaluasi atas pencapaian yang telah diraih. Pada proses ini, terjadi diskusi dan sharing terkait kendala yang dialami karyawan dalam menghasilkan pencapaian KPI. Selanjutnya, atasan akan memberikan arahan perbaikan yang harus dilakukan sehingga pada periode berikutnya akan mencapai hasil yang lebih baik.
Dengan adanya penerapan penilaian kinerja menggunakan Key Performance Indicators (KPI) karyawan menjadi tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus dicapai, serta sejauh mana pencapaian yang sudah diraih. Dengan demikian, karyawan akan termotivasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan kinerja sesuai yang ditetapkan sehingga bisa mencapai target KPI dengan lebih baik dan lebih unggul.