Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

People Capability Maturity Model (P-CMM)

22 August 2016
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Dra. I. Novianingtyastuti, Psi
People Capability Maturity Model (P-CMM)

Tools alternatif dalam melakukan Human ResourceAudit

“When human capital owners [employees] have the upper hand in the market, they do not behave at all like assets. They behave like owners of a valuable commodity...They are investors in a business, paying in human capital and expecting a return on their investment.”-- [Davenport]

People Capability Maturity Model (P-CMM) pertama kali dipublikasikan pada tahun 1995 oleh Bill Curtis dan telah sukses digunakan sebagai panduan penyempurnaan pengelolaan HR di beberapa perusahaan besar seperti Boeing, Ericsson, Lockheed Martin, Novo Nordisk IT A/S, and Tata Consultancy Services. Meski banyak digunakan di perusahaan yang sangat besar, namun dapat digunakan dengan penyesuaian yang tepat sebagai tools dalam berbagai jenis organisasi.

People capability adalah tingkat dari knowledge, skill dan kemampuan teknis operasional yang diperlukan bagi aktifitas bisnis yang unggul dari sebuah organisasi. People capability merupakan cerminan dari organization capability. organization capability adalah kesiapan organisasi untuk menjalankan aktifitas kritis yang diperlukan bisnis, output dari aktifitas bisnis yang dijalankan dan potensi benefit dari investasi atas proses improvement atau kemajuan teknologi yang digunakan.

Dengan tujuan mengukur dan meningkatkan people capability, organisasi mengkategorikannya ke dalam beberapa kompetensi. Tiap kompetensi people menunjukkan integrasi knowledge, skills, and process abilities yang unik dan dicapai individu tersebut melalui pendidikan khusus atau pengalaman kerja. Secara strategis, organisasi mendisain kompetensi people-nya sesuai dengan core competency dan tujuan bisnis. Masing-masing dari kelompok kompetensi people kerja dijabarkan melalui contoh perilaku yang diharapkan.

Dengan demikian P-CMM adalah roadmap implementasi praktek HR yang diharapkan dapat menyempurnakan secara kontinyu kapabilitas organisasi. Praktek implementasi HR Management dikelompokkan ke dalam beberapa level dan dievaluasi maturity levelnya. Maturity level menunjukkan tingkat kapabilitas organisasi yang terjadi karena transformasi dari satu atau lebih domain dari proses HR yang dijalankan perusahaan baik knowledge, skill maupun ability individu, group dan organisasi yang dijalankan untuk mencapai tujuan bisnis. Tingkat kematangan pengelolaan HR dimulai dari praktek HR yang belum konsisten sampai yang secara infrastruktur sudah matang, yangsecara bertahap mengarah pada kapabilitas HR yang optimal.

Filosofi P-CMM yang dipakai sebagai alasan mendasar mengapa hal ini dibutuhkan organisasi adalah sebagai berikut. Pertama, Kapabilitas people adalah adalah isu kompetitif dan sumber dari nilai tambah strategis organisasi. Dengan demikian maka kapabilitas people harus didefinisikan dalam hubungan dengan tujuan strategis bisnis organisasi. Sebagai akibat dari hal tersebut maka idealnya dalam sebuah organisasi yang matang, kapabilitas people secara langsung berhubungan dengan kinerja bisnis.

Kedua, dengan merujuk penjelasan di atas maka kapabilitas dapat diukur dan ditingkatkan pada level yang bervariasi, dimulai dari level individu, kelompok kerja, sampai dengantingkat organisasi. Sebuah organisasi yang baik akan melakukan investasi melalui peningkatan kapabilitas kompetensi kritis HR sesuai kebutuhan kompetensi inti bisnis.

Ketiga, terjadi perubahan focus knowledge-intense work seiring perkembangan dan tuntutan bisnis, dari yang awalnya hanya berfokus pada elemen pekerjaan menjadi fokus pada kompetensi people. Untuk itu maka Manajemen Operasional bertanggungjawab terhadap kapabilitas people. Organisasi bertanggungjawab untuk menyediakan kesempatan improvement; sementara karyawan bertanggungjawab untuk memanfaatkannya dengan optimal.

Keempat, salah satu ukuran peningkatan kapabilitas people ditandai dengan kematangan praktek implementasi dan prosedur HR. Asumsinya, people yang matang pasti dikelola dalam sebuah sistem yang matang.Adapun alasan kelima adalah perubahan sangat cepat dalam teknologi maupun bentuk organisasi, maka organisasi harus secara kontinyu menyesuaikan bentuk pengelolaan people dan membangun kompetensi baru untuk mereka.

Framework Process Maturity

P-CMM menggambarkan bagaimana sebuah system terintegrasi dari praktek people yang matang melalui peningkatan alignment dengantujuan organisasi, kinerja dan perubahan tuntutan bisnis.Praktek implementasi HR Management dikelompokkan ke dalam 5 (lima) level dan dievaluasi maturity levelnya. Maturity level menunjukkan tingkat kapabilitas organisasi yang terjadi karena transformasi dari satu atau lebih domain dari proses HR yang dijalankan perusahaan baik knowledge, skill maupun ability individu, group dan organisasi yang dijalankan untuk mencapai tujuan bisnis. Hasil dari proses ini diharapkan dapat menyempurnakan secara kontinyu kapabilitas organisasi.

Ada 4 (empat) kategori pengelolaan HR yang terkait dengan proses yang mempengaruhi maturity level dalam P- CMM, yaitu :

1.Developing individual capability

2.Building workgroups and culture

3.Motivating and managing performance

4.Shaping the workforce

Keempat kategori di atas akan diukur ke dalam 5 (lima) maturity level pada proses area seperti digambarkan dalam framework berikut.

   For Further Information, Please Contact Us!