Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Porter Five Forces For Better Bussiness Analysis

25 January 2016
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Gadis Yusrani Juniarlin, S.E.
Porter Five Forces For Better Bussiness Analysis

Di awal tahun 2016 ini, dimana persaingan negara-negara Asia Tenggara telah terbuka bebas dan telah masuk ke Indonesia, sebagian besar pebisnis di Indonesia mengalami kekhawatiran akan keberlangsungan bisnisnya. Seringkali, karena begitu semangat oleh peluang di depan mata, manajemen terlena dan meremehkan kompetisi bisnis. Oleh karena itu, untuk memahami berbagai kemungkinan terkait strategi bisnis dan competitor dapat digunakan analisis atau pendekatan yang dikenal Porter Five Forces. Analisis ini dilakukan sebelum merancang strategic plan dan juga memberikan gambaran mengenai posisi bisnis di dalam suatu industri.

Tentunya, di dalam segala bidang bisnis yang ada tidak akan terhindar dari hal-hal “Bagaimana pangsa pasar yang ada sekarang?”, “Berapa besar supplier yang menjadi pemasok bisnis yang ada?”, “Seberapa mudah untuk memulai bisnis yang sejenis?”, “Bagaimana ancaman produk pengganti untuk produk yang ada?”, dan “Seberapa ketat persaingan pada bisnis yang sejenis?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dianalisis dengan pendekatan yang mengkombinasikan dengan analisis internal dan eksternal.

Pada umumnya, sebagian orang lebih mengenal dan memilih untuk melakukan analisis SWOT, namun dalam dewasa ini terdapat metode yang merupakan pengembangan dari analisis SWOT yaitu “Porter Five Porters”.

Apakah Porter Five Forces?

Suatu kerangka kerja untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu (1) ancaman produk pengganti, (2) ancaman pesaing, (3) ancaman pendatang baru, (4) daya tawar pemasok, serta (5) daya tawar konsumen.

Apakah saja Pendekatan Porter Five Forces?

1.The Threat Of A Substitute Product (Ancaman Produk Pengganti)

Keyakinan terhadap keberadaan produk yang selalu diminati konsumen sering membuat para manajemen lengah akan masuknya produk subtitusi yang dapat mengancam produknya. Pada dasarnya, konsumen akan memilih produk yang lebih mudah didapat dan lebih murah dalam segi harga. Semakin banyak dan dekat barang substitusi, maka pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Force ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan untuk substitusi, diferensiasi produk, dan lainnya.

Contoh, misalnya untuk air mineral, kecenderungan substitusinya lebih besar. Misalnya jika Anda ke suatu kios tertentu, dan ingin membeli produk A, namun nyatanya hanya ada Produk C, tentunya Anda tidak akan bersikeras untuk mencari produk A bukan? Ini berarti ancaman substitusi tinggi. Apalagi dilihat dari segi harga, produk C lebih terjangkau daripada Produk A.

2.The Threat Of The Entry Of New Competitors (Ancaman Pesaing Baru)

Bagaimana tingkat kesulitan/kemudahan bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam industri Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity, hambatan masuk seperti paten, human mind set terkait produk tertentu yang lebih dikenal.

Contoh, misalnya masyarakat mengenal produk air mineral dengan brand “Aqua” terlebih dahulu, sehingga walaupun terdapat produk baru, masyarakat akan selalu menyebut brand “Aqua” dalam setiap pembelian dalam merek apapun.

3.The Bargaining Power Of Customers (Daya Tawar Konsumen)

Bagaimana kekuatan yang dimiliki pelanggan Anda? Force ini antara lain dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli, ketersediaan barang, besar order pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya.

Misalnya, Anda memiliki sebuah ritel premium dengan pelanggan-pelanggan kelas atas. Pada kelompok pelanggan tersebut, sekitar 60% penjualan berasal dari 20% pelanggan. Artinya, konsentrasi pembeli cukup tinggi, sehingga pembeli punya kekuatan yang lebih tinggi. Switching cost bagi pembeli pun tidak ada, sementara bagi Anda sulit untuk memperoleh pelanggan baru lagi.

4.The Bargaining Power Of Suppliers (Daya Tawar Pemasok)

Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan produksi. Force ini ditentukan oleh beberapa factor diantaranya: switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan substitusi input, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan supplier.

Misalnya, supplier obat-obatan untuk rumah sakit, pada umumnya punya tingkat konsentrasi tinggi. RS biasanya punya langganan kepada segelintir perusahaan farmasi tertentu. Dalam kasus ini, berarti bargaining power of supplier tinggi karena supplier terkonsentrasi pada sekian kecil saja.

5.The Intensity Of Competitive Rivalry (Intensitas Persaingan Pendatang Baru)

Bagaimana intensitas persaingan dalam industri Anda? Semakin banyak jumlah pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin tinggi tingkat persaingan. Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya.

Contoh industri dengan intensitas persaingan yang tinggi adalah industri telekomunikasi. Industri telekomunikasi sendiri punya prospek growth yang tinggi, karena orang selalu membutuhkan komunikasi dan ditunjang oleh pertumbuhan penduduk. Kemudian, exit barriers juga tinggi, karena perusahaan tentunya sudah menginvestasikan infrastruktur telekomunikasi yang tidak murah. Saat ini, operator melakukan perang harga dalam menjaring konsumen, sementara switching cost pun rendah.

Analisa Porter Five Forces ini digunakan pada level industri, dan dapat diaplikasikan pada segala macam industry namun dalam bidang yang sejenis. Artinya, industri disini adalah serangkaian bisnis yang menawarkan produk/jasa yang sejenis. Apabila satu perusahaan bergerak di berbagai macam industri, maka ia tidak bisa hanya membuat satu analisis saja. Analisa ini perlu dibuat pada masing-masing industri dimana ia bergerak.

Analisa ini dapat digunakan untuk menentukan strategic plan bisnis dan untuk memahami posisi bisnis yang telah dijalani sehingga mengetahui strategic yang dapat digunakan untuk perluasan atau pengembangan bisnisnya.

   For Further Information, Please Contact Us!