Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Kelapa Sawit, Dampak Terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Di Daerah Riau

23 November 2015
Category: PRODUCTIVITY AND QUALITY
Penulis:         Erick Setiawan Gunawan, SP
Kelapa Sawit, Dampak Terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan  Di Daerah Riau

A.Pendahuluan

Menurut Almasdi Syahza (2008) tingginya pertumbuhan sektor pertanian karena ditunjang oleh tanaman berorientasi ekspor seperti kelapa sawit, karet dan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi masyarakat Riau secara kuantitatif mencapai hasil yang cukup baik. Pada tahun 2007-2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 8,40%, pertumbuhan yang tinggi ini di tunjang oleh sektor pertanian terutama bidang perkebunan. Pada tahun 1996 pertumbuhan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung masyarakat pedesaan Riau adalah 2% sedangkan sektor industri sebesar 14%, namun pada tahun 2002 peningkatan pada sektor pertanian 6,06% sedangkan industri 12,47%. Selama 2002-2007 cukup baik yaitu 6,79%.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mencerminkan pendapatan yang adil dan merata karena pertumbuhan ekonomi banyak di nikmati justru oleh masyarakat perkotaan, sedangkan masyarakat desa hanya sedikit menikmati. Kesenjangan ini semakin di perburuk dengan pembangunan antar sektor pertanian dan non pertanian tidak merata.

Pertumbuhan sektor pertanian yang secara kuantitatif yang cukup tinggi tidak iringi dengan peningkatan pendapatan masyarakat pertanian. Oleh karena itu masyarakat pemerintah mencanangkan program pemberantasan kebodohan, kemiskinan dan pembangunan infrastruktur (K2I) dalam setiap pembangunan yag dilakukan. Karena pembangunan daerah sangat di tentukan oleh potensi daerah yang dimiliki, maka kebijakannya harus mengacu pada potensi yang berpeluang di kembangkan dan sampai saat ini kelapa sawit merupakan primadona di Riau.

Alasan kenapa kelapa sawit di pilih sebagai komoditas utama di Riau adalah:

    1.Dari segi fisik dan lingkungan keadaan daerah di Riau memungkinkan bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit.

    2.Kondisi tanah memungkinkan untuk ditanami kelapa sawit dengan produktifitas yang tinggi.

    3.Dari segi pemasaran letak Riau sangat strategis dengan pasar internasional yaitu Singapura.

    4.Daerah Riau merupakan daerah pengembanganIndonesia bagian barat dengan di bukanya kerja sama Indonesia Malaysia Singapura Growth Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT)

    5.Berdasarkan hasil yang telah dicapai menunjukan bahwa kelapa sawit memberikan pendapatan yang lebih terhadap petani dari tanaman perkebunan lain.

    Luasan areal kelapa sawit pada tahun 2002-2006 meningkat 3,9% pertahun yaitu pada tahun 2002 seluas 1.312.661 HA pada tahun 2006 menjadi 1.530.150 HA. Sementara karet dan kelapa sawit menurun, kelapa -3,25% dan karet 1,67%. Hal ini dikarenakan terjadi alih fungsi lahan dari karet dan kelapa menjadi kelapa sawit karena terbukti membuat pendapatan masyarakat menjadi lebih tinggi, sehingga menghilangkan kemiskinan dan keterbelakangan khususnya daerah pedesaan.

    B.Multiplier Effect Ekonomi

    Hasil penelitian Almasdi Syahza (2005), pembangunan perkebunan kelapa sawit di daerah Riau membawa perubahan besar terhadap masyarakat pedesaan. Selain itu munculnya industri dari bahan baku dari kelapa sawit. Pembagunan kelapa sawit mempunyai dampak ganda terhadap ekonomi daerah, terutama sekali dalam menciptakan kesempatan dan peluang kerja. Pembangunan perkebunan kelapa sawit memberikan tetesan manfaat (trickle down effect) dan dapat memperluas penyebaran (power of dispersion) pada masyarakat sekitarnya. Semakin berkembang perkebunan kelapa sawit, semakin terasa besar dampaknya terhadap tenaga kerja yang pada perkebunan dan sektor turunannya. Dapat dilihat dari peningkatan pendapatan masyarakat petani sehingga meningkatkan dayabeli masyarakat.

    Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian, tujuan pengembangan agribisnis adalah:

    1.Menumbuhkembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang mengacu pada aktifitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerjadan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    2.Menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannya serta industri penunjangnya (pupuk, obat-obatan dan alsin) dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO.

Pengembangan perkebunan di pedesaan membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar selain dari perkebunan kelapa sawit dan produk turunannya tetapi dapat memperluas usahanya diantarnya sebagai pedagang, pegawai, industri rumah tangga buruh, nelayan dan lain-lain

Kondisi sebelum pembangunan perkebunan dan setelah adanya kegiatan perkebunan pendapatan masyarakat semakin beragam, keragaman ini memperkuat stabilitas struktur pendapatan masyarakat karena memberikan alternatif lain jika mengalami kegagalan usaha. Rataan pendapatan dari masyarakat pedesaan dari kelapa sawit sebesar 87,64% dan 12,36% dari sumber lain diluar kelapa sawit.

Pembangunan perkebunan kelapa sawit telah memberikan dampak ekonomi secara berantai ini di tunjukkan dengan angka penggandaan sebesar 2,4. Nilai ini dapat memberikan arti bahwa setiap pembelanjaan oleh petani kelapa sawit di lokasi dan sekitarnya sebesar Rp 100, secara sinerjik di lokasi tersebutdan sekitarnya Rp 248 melalui bentuk usaha, baik sektor riil maupun jasa.

Nilai tersebut dibuat dengan dasar asumsi :

    1.Presentase pendapatan petani sawit dibelanjakan di wilayah setempat (MPC) sekitar 84,15%.

    2.Kebutuhan kegiatan perkebunan kelapa sawit yang dapat dipenuhi wilayah setempat (PSY) sebesar 70,97% Antara lain:

    ·Kebutuhan peralatan pertanian ringan yang digunakan dalam kelola teknis di proyeksikan mampu dipenuhi wilayah setempat.

    ·Pengadaan sarana-prasarana penunjang yang disediakan oleh perusahaan perkebunan dan koperasi dapat di penuhi oleh wilayah setempat.

    C.Indeks Kesejahteraan Masyarakat

Pertumbuhan indeks kesejahteraan petani pada tahun 1995 0,49 yang berarti tingkat pertumbuhan kesejahteraan menngkat sebesar 49%. Pada tahun 1998 terjadi penurunan kesejahteraan yang disebabkan kondisi ekonomi nasional pada waktu itu tidak menguntungkan. Setelah ekonomi pulih pada tahun 2003 indeks pertumbuhan kesejahteraan petani sawit meningkat lagi menjadi 1,72 yang berarti pertumbuhan kesejahteraan sebesar 40% pertumbuhan ini hanya di nikmati oleh kelompok berpenghasilan 40% tertinggi sebesar 32,80% sedangkan kelompok 60% pendapatan terendah justru mengalami penurunan. Namun pada tahun 2006 indeks pertumbuhan kesejahteraan petani justru pada 40 % terendah.

Manfaat perkebunan kelapa sawit terhadap aspek ekonomi pedesaan, antara lain:

    ·Memperluas lapangan dan kesempatan kerja.

    ·Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

    ·Kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Kegiatan yang secara langsung memberikan dampak ekonomi pedesaan dan budaya masyarakat sekitar:

    ·Kegiatan pembangunan sumberdaya masyarakat desa.

    ·Pembangunan sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan masyarakat setempat.

    ·Penyerapan tenaga kerja.

    ·Penyuluhan pertanian, kesahatan dan pendidikan.

    ·Pembayaran kewajban perusahaan terhadap Negara.

D. Indek Kesenjangan Ekonomi.

Empat kemungkinan terjadinya multiplier effect yang kecil:

    1.Investasi sektor industri Di daerah meyebabkan dispartasi spasial semakin membesar disebabkan industri milik swasta dengan fasilitas PMA dan PMDN bukan investasi pemerintah. Investasi swasta lebih mengutamakan keuntungan dengankan investasi pemerintah lebih mengutamakan manfaat.

    2.Kemungkinan industri dengan fasilitas PMDN dan PMA di masing-masing daerah ada yang tinggi nilainyatetapi menimbulkan multiplier effect yang kecil sehingga tidak memperbesar PDRB daerah yang bersangkutan.

    3.Penanaman investasi pada daerah baik PMDNmaupun PMA terfokus pada sektor pertanian yang pengembalian tingkat investasinya dalam jangka waktu yang agak lama.

    4.Kemungkinan investasi yang dilakukan oleh sektor pemerintahan baik swasta yang bersumber PMDN dan PMA tertanam pada sektor sosial yang mempunyai multipler effect yang kecil serta tingakat pengembalian yang lambat.

   For Further Information, Please Contact Us!