Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

PRODUCTIVITY AND QUALITY

05 October 2019
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:         Vincent Yofieanto, S.Ak.
PRODUCTIVITY AND QUALITY

Persepsi mengenai kualitas bergantung pada harapan dari orang yang membeli suatu produk tersebut. Seperti obat China dikenal berkualitas karena berasal dari herbal sehingga aman untuk dikonsumsi atau harapan seseorang mengenai kualitas daripada sebuah sepeda motor yang cepat maka orang tersebut akan mengatakan sepeda motor yang memiliki akselerasi tinggi adalah sepeda motor yang berkualitas. Tinggi rendahnya suatu kualitas sangat ditentukan berdasarkan harapan pelanggan. Produk dan jasa yang mampu memenuhi harapan pelanggan juga memicu kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa tersebut. Tinggi rendahnya kepuasan pelanggan sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya pemenuhan harapan pelanggan. Dapat dikatakan ada 3 (tiga) kata penting yang saling berkaitan, yaitu harapan, kualitas dan kepuasan.

Bagi pelanggan, kepuasan dapat terjadi jika pelanggan tersebut merasa harapan atas produk atau jasa tersebut terpenuhi. Kemampuan pelaku usaha dalam menciptakan produk berkualitas sangat ditentukan oleh kemampuan memenuhi harapan pelanggan. Oleh karena itu agar dapat memenuhi kualitas suatu produk, pelaku usaha menggunakan Total Quality Management atau biasa disebut sebagai TQM sebagai strategi dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan yang menggunakan TQM senantiasa mencari tahu apa yang diharapkan pelanggan dan dituangkan dalam setiap aktivitas kepemimpinan, aktivitas manajemen, fungsi bisnis, karyawan dalam berbagai jenjang, dan yang terpenting dalam produk dan jasa yang dihasilkan. Intinya semua orang dalam organisasi tahu apa yang diharapkan pelanggan sehingga menjadi masukan penting dalam menghasilkan produk atau jasa, membangun sistem, mendesain struktur organisasi, menyusun aturan kerja, memimpin, mendesain strategi, dan perilaku kerja. Apabila pelanggan menginginkan kecepatan dalam layanan (cth: restoran makan cepat saji), maka perusahaan harus menempatakan kecepatan layanan dalam sistem, struktur organisasi, kepemimpinan, tema strategi dan perilaku kerja.

Peningkatan kualitas tentunya akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Peningkatan kualitas dapat membantu perusahaan dalam menurunkan angka tingkat kerusakan produk sehingga menurunkan jumlah sumber daya ekonomis yang digunakan (input) sekaligus meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan. Pada kondisi ceteris paribus, produktivitas dapat terjadi apabila input berkurang tetapi output bertambah atau output tetap. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga apabila input bertambah, tetapi output juga ikut bertambah dalam jumlah yang lebih besar.

Russle dan Taylor memperkenalkan ukuran produktivitas yang bernama yield. Yield menggunakan ukuran output yang dihasilkan sebagai indikator produktivitas. Yield dihitung menggunakan output yang dihasilkan sebagai indikator produktivitas. Yield dihitung dengan membandingkan rencana jumlah output yang akan dihasilkan dengan aktual jumlah output yang dihasilkan.Yield dapat diukur dengan:

Sebagai contoh dari penghitungan yield adalah sebuah perusahaan roti memiliki planning untuk menghasilkan 200 unit roti tiap harinya. Dari 200 unit tersebut, 70% merupakan hasil produksi yang baik sedangkan terdapat 30% product cacat yang dapat di olah kembali menjadi roti baik. dengan memasukkan angka-angka tersebut ke rumus Yield akan diketahui nilai produktivitas perusahaan tersebut adalah 176.

Kemudian apabila perusahaan melakukan peningkatan kualitas dari roti tersebut sehingga mampu meningkatkan prosentase unit baik yang diproduksi menjadi 75%, peningkatan tersebut juga akan meningkatkan yield dari perusahaan

Dapat dikatakan, dengan meningkatkan kualitas suatu produk, perusahaan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan sebesar 2.27%. Peningkatan kualitas tentu saja diiringi dengan penurunan unit buruk yang dapat dikerjakan kembali (Reworked Unit), sehingga biaya yang dikeluarkan untuk produksi tersebut menjadi berkurang. Biaya Produk dapat diukur dengan cara sebagai berikut

Membandingkan biaya produk atas contoh diatas dengan asumsi Biaya Produksi Variable sebesar 200 dan biaya untuk memperbaiki unit rusak sebesar 100, maka dihasilkan:

Biaya Produk per unit sebelum dilakukan peningkatan kualitas yaitu 304,54 sedangkan biaya produk per unit setelah melakukan peningkatan kualitas yaitu sebesar 294.44. berdasarkan hasil yang disajikan tersebut, menunjukkan bahwa semakin tinggi angka yield, mengindikasikan produktivitas meningkat sehingga berdampak pada penurunan biaya produk berlaku juga sebaliknya apabila produktivitas menurun maka akan meningkatkan biaya produk.

Kualitas dan produktivitas memiliki keterkaitan yang cukup erat. Perusahaan yang berhasil dalam membangun kualitas akan berdampak pada peningkatan produktivitas sehingga meningkatkan laba perusahaan. bahkan, kegagalan dalam membangun kualitas akan berimbas pada penurunan produktivitas dan laba. Oleh karena itu, kemampuan mengukur produktivitas sangat dibutuhkan perusahaan dalam mengevaluasi sejauh mana keberhasilan dalam membangun kualitas.

   For Further Information, Please Contact Us!