Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

AUDITOR BUKANLAH HANTU YANG PERLU UNTUK DITAKUTI

09 August 2019
Category: INTERNAL AUDIT
Penulis:         Ricky Richard Bua, SE., MM.
AUDITOR BUKANLAH HANTU YANG PERLU UNTUK DITAKUTI

Semakin maraknya pemberitaan dimedia masa terkait keberhasilan tim Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dalam membongkar praktik korupsi di negara ini secara tidak langsung berdampak pada presepsi masyarakat terhadap auditor. Tidak sedikit dari mereka yang berpikir bahwa auditor adalah KPK yang menangkap dan mempidanakan para pelaku korupsi atau orang-orang yang secara sengaja ataupun tidak melakukan hal-hal yang merugikan suatu perusahaan ataupun instansi pemerintahan dinegara ini. Hal inilah yang semakin membuat para auditee begitu takut dengan kehadiran auditor dan menganggap kegiatan audit adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Sadar ataupun tidak presepsi seperti ini juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan auditor dalam menjalankan visinya.

Stigma Auditee Terhadap Auditor Dan Apa Dampaknya???

Faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri atas dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Walgito, 2003). Faktor internal merujuk pada faktor individu itu sendiri. Apa yang ada dalam diri individu akan mempengaruhi individu tersebut dalam berpersepsi, sedangkan faktor eksternal adalah faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan tempat persepsi itu berlangsung. Feldman (2009) mengemukakan bahwa informasi yang pertama kali diperoleh akan mempengaruhi pembentukan persepsi. Pengalaman pertama yang tidak menyenangkan akan mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Namun demikian, seseorang menghadapi stimulus yang senantiasa berubah, sehingga persepsi dapat berubah sesuai stimulus yang diterima.

Berikut adalah contoh dari beberapa stigma auditee terhadap auditor :

    1.Auditor dipandang sebagai sosok yang suka mencari kesalahan orang lain:

    Stigma seperti ini yang paling sering terdengar. Banyak auditee yang melihat auditor adalah sosok yang suka mencari kesalahan orang lain. Bekerja dan berlomba-lomba menemukan banyaknya penyimpangan atau fraud dalam suatu perusahaan ataupun instansi dan menuangkannya dalam laporan hasil pemeriksaan.

    2.Auditor adalah mata dan telinga dari owner atau top management:

    Auditee melihat auditor sebagai orang kepercayaan dari owner atau top management yang ditugaskan untuk melihat dan membuktikan “isu-isu terupdate” yang sementara beredar.

    3.Auditor dianggap maha tau dan maha benar

Auditor dipandang sebagai orang yang “merasa” paling tau terhadap seluruh kegiatan operasiional, pembukuan, dan masalah yang ada diperusahaan. Dan juga dipandang sebagai sosok paling benar yang menolak segala penjelasan ataupun saran dari auditee dan menganggap penjelasan dan saran dari auditorlah yang laing benar.

Stigma seperti ini secara tidak langsung memberikan dampak negative terhadap pencapaian visi dari auditor itu sendiri karena auditee lebih memilih untuk menutup diri dan bersikap pasif selama kegiatan audit berlangsung. Dan hanya akan memberikan penjelasan seperlunya.

Yang perlu diketahui tentang Auditor

Dibalik buruknya stigma auditor dimata auditee, ada beberapa yang perlu diketahui tentang auditor. Menurut Wikepedia auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Dimana tugas dan tanggung jawabnya:

    1.Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)

    Auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan yang baik terkait cara kerja, prosedur, dan struktur organisasi sebagai acuanya dalam melakukan audit.

    2.Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan auditee

    Peninjauan terkait dokumen yang bersifat critical perlu untuk dilakukan sebagai gambaran auditor untuk menentukan proses audit selanjutnya.

    3.Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh

    Untuk mendapatkan hasil audit yang maksimal seorang auditor dituntut untuk jeli. Auditor tidak hanya berpatokan pada chek list pemeriksaaan, tapi juga keseriusan auditee dalam melakukan perbaikan terhadap system. Jika tidak demikian kegiatan audit internal hanya akan terlihat seperti audit administratif belaka.

    4.Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan

    Proses audit harus didukung oleh bukti audit yang akurat. Auditor tidak perlu terburu-buru dalam melaporkan temuan. Bukti audit tidak hanya tentang temuan tapi juga presetasi yang telah dicapai.

    5.Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit

    Laporan hasil pemeriksaan yang telah dibuat oleh auditor perlu untuk diberikan kepada auditee untuk ditindaklanjuti.

    6.Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai

    Setelah kegiatan audit selesai proses pemantauan perlu untuk dilakukan untuk melihat kesungguhan auditee dalam menindaklanjuti temuan audit. Hal ini lebih sering dilakukan auditor internal.

Yakin masih takut dengan auditor???

Berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang telah diuraikan diatas auditor adalah patner terbaik dari auditee dalam suatu perusahaan ataupun instansi pemerintah untuk memperbaiki atau meluruskan berbagai hal yang selama ini tidak sesuai dengan standar atau prosedur yang telah ditetapkan serta bersama-sama mencari solusi. Jangan melihat auditor sebagai hantu yang perlu untuk ditakuti, tapi lihatlah auditor sebagai patner yang memiliki tujuan yang sama untuk memajukan perusahaan ataupun instansi pemerintah ke arah yang lebih baik.

   For Further Information, Please Contact Us!