Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Revolusi Industri 4.0, Kesempatan Atau Bencana?

01 February 2019
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:         Vincent Yofieanto, S.Ak.
Revolusi Industri 4.0, Kesempatan Atau Bencana?

Revolusi Industri 4.0 ini sudah berjalan semenjak tahun 2012 dimana saat itu pemerintah Jerman yang menginisiasi gerakan Revolusi Industri 4.0 ini. Sama seperti revolusi industri sebelumnya yang merubah sebuah tatanan yang ada revolusi 4.0 ini juga merubah tatanan industri yang terbentuk pada revolusi 3.0 yang terjadi sekitar tahun 1970an. Revolusi Industri 3.0 menyebabkan otomatisasi mesin-mesin terutama setelah diciptakan super komputer sedangkan revolusi industri 4.0 ini menggabungkan internet dan mesin yang terotomasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. Sehingga pada era Revolusi Industri 4.0 ini akan terjadi banyak perubahan yang mungkin tidak dapat diduga oleh kebanyakan orang. Bagi orang-orang yang tidak dapat melihat peluang karena perubahan ini cenderung akan pasrah terhadap keadaan. Lain halnya dengan orang yang optimis mereka akan melihat adanya revolusi ini adalah sebagai suatu kesempatan yang akan mengembangkan bisnis mereka.

Perubahan pada era ini mengarah pada perubahan yang memerlukan adanya inovasi tinggi disertai dengan terintegrasi mesin dengan Information Technology. Integrasi tersebut dapat juga disebut dengan IoT atau internet of things. Internet of things berupa alat-alat yang dapat digunakan untuk membagi informasi data dunia nyata menjadi data dunia maya melalui jaringan internet. Melalui internet of things ini menyebabkan segala sesuatu di dunia ini semakin terhubung tanpa ada batasan.

Selain itu pada era ini juga terdapat pergeseran yang terjadi karena perubahan gaya hidup masyarakat dan perubahan pola belanja. Perubahan gaya hidup yang paling terasa adalah yang terjadi pada masyarakat middle class. Masyarakat middle class ini terjebak dengan keinginan mereka untuk tetap menujukkan eksistensi mereka dan masalah pendapatan yang mereka peroleh yang tak kunjung naik. Sedangakn pola belanja mereka juga telah bergeser, yang dulunya mereka menyediakan barang kebutuhan sehari-hari dengan volume yang besar dan membeli di supermarket bergeser menjadi membeli barang dengan volume yang lebih kecil dan membeli di minimarket yang tempatnya lebih dekat dari pemukiman.

Tidak hanya pergeseran gaya hidup dan pola belanja saja yang terjadi, tetapi pergeseran competitor pun juga nampak pada era ini. Dampak yang terasa adalah para pelaku usaha akan mengalami kesulitan untuk mendefinisikan siapa yang menjadi pesaing dalam menjalankan bisnis. Sehingga penetapan segmentasi pasar akan menjadi percuma pada era ini. Segementasi pasar akan menjadi lebih abu-abu dan menjadi lahan basah bagi para pendatang baru untuk masuk sebagai pelaku bisnis baru. Para pendatang baru tersebutlah yang saat ini menjadi competitor baru yang perlu diwaspadai dalam era ini.

Apabila terdapat perubahan tentu terdapat cara untuk beradaptasi menghadapi perubahan tersebut. Cara pertama untuk beradaptasi adalah memperhatikan masalah kepemimpinan. Pada kepemimpinan di Era Revolusi Industri ini tidak memungkinkan untuk memiliki sebuah perusahaan dengan 100% kepemimpinan dimiliki oleh seorang owner, harus terdapat porsi kepemilikan yang dimiliki oleh lebih dari 1 orang sehingga terdapat pengawasan dari beberapa shareholder. Cara kedua untuk beradaptasi adalah dengan cara membangun aliansi. Membangun aliansi dengan perusahaan lain terutama perusahaan sejenis dapat melindungi bisnis yang kita buat dengan membuat standard business practices. Kemudian adalah “mengunci” orang-orang penting dalam sebuah perusahaan, dengan “mengunci” yang dimaksud adalah mempertahankan atau meletakkan orang-orang penting tersebut pada posisi-posisi yang strategis dan nyaman untuk mereka. Yang terakhir adalah dengan membangun reputasi. Membangun reputasi penting untuk dikemudian hari, ketika reputasi telah terbangun dengan baik maka paling tidak dengan memiliki reputasi yang baik sudah dapat dipercaya.

Selain itu ketika perubahan terjadi diperlukan 4 hal yang perlu diubah agar semakin mudah beradaptasi, yaitu :

    1.Sumber Daya Manusia, yang dimaksud merubah sumber daya manusia disini adalah merubah mindset sumber daya manusia yang ada.

    2.Misi perusahaan, merubah misi perushaan berarti mendefinisikan kembali misi perusahaan untuk mencapai visi perusahaan.

    3.Structure, perubahan struktur juga diperlukan untuk menyesuaikan kembali dengan era revolusi industri ini, tidak hanya mengacu pada struktur lama yang sudah dibentuk

    4.Proses, proses ini adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan jika masih secara birokrasi maka akan membuat pengambilan keputusan menjadi lebih lama.

Ke empat hal tersebut tidak bisa di ubah salah satu saja. Tetapi harus diubah secara keseluruhan. Jika merubah salah satu saja pasti ada ketimpangan yang menyebabkan tidak berjalannya perubahan yang diinginkan oleh owner.

Pada era ini sebagai pengusaha harus mampu memahami kondisi pasar yang ada, maka akan lebih mudah mengerti apa yang menjadi kebutuhan masyarakat yang semakin abu-abu. Dan untuk mampu menyediakan tersebut dibutuhkan inovasi-inovasi untuk menyediakan kebutuhan pasar. Selain paham kondisi pasar dan mampu berinovasi yang paling penting adalah berani untuk berubah agar dapat beradaptasi di tengah era revolusi industri ini.

   For Further Information, Please Contact Us!