Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Family Firm Ownership Dan Hubungannya Dengan Firm Performance

12 July 2018
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:         Cinthia Sucipto, S.E.
Family Firm Ownership Dan Hubungannya Dengan Firm Performance

Family business adalah bentuk bisnis yang paling umum dijalankan terutama di Benua Asia. Ada banyak pandangan mengenai performance family business, apakah efektif untuk bersaing dengan perusahaan yang memiliki core business sama namun permodalan lebih kuat karena sudah lebih terbuka dan tidak saja berorientasi pada permodalan internal? Apakah mampu bertahan dan menunjukkan going concern yang positif dengan performance yang efektif?

Anderson dan Reeb (2003) mengungkapkan bahwa family firm memiliki kinerja yang lebih baik disbanding non-family firm dari segi profitabilitas dan ukuran pasar yang dipenetrasi. Faccio (2001) mengungkapkan bahwa family firm yang dioperasikan oleh non-family member memiliki kinerja yang tidak lebih baik dibanding yang dioperasikan oleh family member. Hal ini dipengaruhi oleh faktor sense of belonging atau rasa saling memiliki dari pihak-pihak yang mengoperasikan perusahaan. Ketika operator adalah family member sendiri maka sense of belonging semakin kuat sehingga besar motivasi untuk bekerja dan menghasilkan kinerja yang efektif serta totalitas. Sedangkan, jika family firm dijalankan oleh non-family member yang notabene tidak memiliki sense of belonging yang kuat maka mereka hanya bekerja berdasar kontrak kerja tanpa motivasi kuat untuk memajukan perusahaan secara totalitas. Kecuali jika non-family member ini diberi porsi kepemilikan seperti profit sharing atau sedikit kepemilikan modal perusahaan, maka sense of belonging yang mereka miliki serta kinerja akan lebih efektif. Family member akan lebih bersedia untuk mempertimbangkan rencana investasi jangka panjang dibanding pemegang saham yang hanya memikirkan tentang profit jangka pendek atau menengah. Hal ini didukung dengan adanya sudut pandang dari family member yang melihat family firm sebagai suatu asset yang harus diturunkan kepada keturunannya kelak dan bukan memperlakukan family firm sebagai bagian dari kekayaan saja.

Terlepas dari berbagai pandangan di atas, family firm juga memiliki kekurangan. Family member memiliki keuntungan personal atas beban-beban operasional yang ada di perusahaan. Tidak menutup kemungkinan bahwa family member memanfaatkan posisinya untuk memasukkan kepentingan pribadi agar dapat dibiayai dengan uang perusahaan. Seperti keluarga pemilik Disney yang mempengaruhi kebijakan perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi dan bukan keuntungan perusahaan (Demsetz&Lehn, 1985). Tak jarang di dalam keluarga sendiri terjadi banyak konflik yang beresiko terhadap reputasi perusahaan di mata konsumen. Konflik saling memperebutkan porsi kepemilikan perusahaan serta berusaha menerapkan kebijakan yang dibuatnya untuk mendukung personal interest mereka ke dalam perusahaan.

Apabila hendak ditinjau dari laporan keuangan, maka family firm ownership dapat dinilai dari :

a.Keuntungan dividend yaitu dividend cash yang dibagikan kepada pemegang saham (dalam hal ini dividend yang dibagikan kepada family member). Keberadaan pembagian dividend akan mampu mengurangi gesekan kepentingan antar family member serta antara manajemen dengan family member. Berkurangnya gesekan kepentingan antar penerima dividend akan berdampak baik terhadap performa perusahaan karena ketiadaan personal interest di dalamnya.

b.Long term debt ratio yang dihitung dengan membagi kewajiban jangka panjang perusahaan dengan total asset yang dimiliki perusahaan.

c.Nilai pasar perusahaan berhubungan dengan citra yang terepresentasi atas perusahaan di pasar/kalangan masyarakt. Nilai pasar perusahaan yang tinggi dimana dapat menunjukkan pertumbuhan performa yang potensial akan memotivasi family member yang memegang bagian kepemilikan perusahaan untuk terus terpacu dalam meningkatkan suntikan modal serta kepemilikan terhadap perusahaan.

Merujuk pada laporan keuangan, firm performance dapat dinilai dari :

a.Ukuran perusahaan yang dapat ditinjau dari kepemilikan total assetnya. Umumnya ketika perusahaan mampu memiliki total asset yang besar, maka dapat mendukung segala operasional perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan dan pada akhirnya dapat menghasilkan perorma perusahaan yang efektif dan efisien melalui pemanfaatan total asset yang ada.

b.Penjualan dalam hal ini ketika volume penjualan stabil dan bahkan meningkat yang ditinjau dengan membandingkan penjualan dari tahun ke tahun, maka secara tidak langsung perusahaan memiliki performa yang s tabil dan cenderung baik.

   For Further Information, Please Contact Us!