Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Strategi Auditor Menghadapi Defisiensi Audit

09 July 2018
Category: AUDIT
Penulis:         Dhea Tiza Marathani, S.E., Ak., CA
Strategi Auditor Menghadapi Defisiensi Audit

Dalam dunia profesi akuntan pubik, selalu dihadapkan oleh berbagai kendala dari berbagai sisi. Berbagai sisi ini dapat dilihat dari sudut pandang internal dan sudut pandang ekternal. Sudut pandang internal dari auditor dapat di jabarkan misalnya kompetensi dari auditor, sikap independen auditor, sikap skeptisme auditor dan masih banyak hal lainnya. Sedangkan dari sudut pandang eksternal, misalnya ketersediaan data dari klien, ketersediaan waktu dari klien, dan sikap kooperatif yang ditunjukan oleh manajemen dan masih banyak kondisi ekternal lainnya. Hal semacam ini yang dapat menimbulkan adanya defisiensi audit.

Dapat kita pahami, defisiensi dapat diartikan sebagai kurang atau tidak sempurna. Sehingga, defisiensi audit diartikan sebagai kurangn atau tidak sempurnanya proses audit yang ada. Faktor-faktor tersebutlah yang mendukung adanya defisiensi audit. Berbagai pihak bisa menjadi pendukung terjadinya defisiensi proses audit. Hubungan antara auditor dan pihak manajemen sangat diperlukan komunikasi yang efektif dan efisien, guna menghasilkan suatu laporan keuangan yang handal dan dapat diyakini. Maka dari itu kedua belah pihak memiliki tugas dan fungsi masing masing untuk menunjang penyelesaian atas laporan keuangan audit tersebut.

Namun, masih banyak sekali masalah-masalah yang menjadi penyebab kurangnya proses audit itu sendiri atau defisiensi. Hal-hal yang mempengaruhi defisiensi adalah :

    1.Kurangnya perencanaan manajemen yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu auditor dan manajemen Entitas.

    Sebelum dilakukannya suatu perikatan audit, komunikasi sudah harus terjalin antara auditor dan manajemen. Awal mula dalam penentuan perikatan adalah dengan memahami siklus bisnis klien. Dari sinilah, auditor mulai membuat perencanaan dalam penerimaan perikatan tersebut. Pihak manajemen pun bisa mengungkapkan segala kendala maupun kekurangan dalam internal manajemen kepada auditor, sehingga pada saat perikatan tidak akan ada salah paham dalam komunikasi maupun pemahaman bisnis Entitas.

    2.Kurangnya kapabilitas personel manajemen maupun auditor

    Salah satu faktor ini yang bisa mendukung adanya defisiensi audit. Ketidakpahaman personel Entitas bisa mempengaruhi penyajian laporan keuangan yang belum dilakukan audit. Beberapa contoh yang biasa terjadi adalahpersonel manajemen tidak memahami pencatatan Akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi, terdapat kesalahan perhitungan estimasi terhadap suatu akun, terdapat kesalahan pengakuan pada periode transaksi dan lain sebagainya. Hal semacam inilah yang membuat kaporan keuangan yang disajikan Entitas tidak dapat disajikan secara handal. Di sisi lain kurangnya skeptisme auditor terhadap suatu transaksi. Beberapa diantaranya adalah auditor tidak memahami alur transaksi dari pengakuan suatu akun pada suatu Entitas karena dibandingkan dengan Entitas lain yang menggunakan metode perhitungan yang berbeda. Sehingaa hal ini menyebabkan terjadinya selisih, walaupun manajemen memiliki kebijakan tersendiri yang bisa berbeda dengan Entitas lainya.

    3.Adanya conflict of interest

    Yang dimaksud adalah adanya kebenturan kepentingan antara pihak manjemen Entitas dengan auditor. Dapat dicontohkan misalnya manajemen memiliki tujuan mengaudit laporan keuangannya untuk kepentingan dengan bank, dan bank mensyaratkan opini yang diberikan haruslah wajar, namun pada kondisi di lapangan auditor tidak bisa meyakini atas beberapa akun yang dapat mempengaruhi opini audit. Hal semacam ini lah yang akan menjadi benturan antara manajemen dan auditor dan akan mempengaruhi defisensi audit, karena bisa kemungkinan manajemen akan malakukan intimidasi ataupun auditor tidak melakukan prosedur audit dengan semestinya karena sikap dari manajemen yang mulai membatasi atau mengintimidasi.

Hal-hal seperti diatas sering kali terjadi meskipun dalam versi yang berbeda-beda. Masih banyak kondisi dan contoh lain yang dapat kita temui. Terlepas dari masalah yang dapat menimbulkan defisiensi audit. Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghindari atau mengatasi adanya defisiensi audit tersebut adalah sebagai berikut :

    1.Membekali para staf audit dengan pengetahuan yang terkait dengan jobdesc.

    Ketidakpahaman akan jobdesc sering terjadi di staf audit oleh karena itu training dan penjelasan akan jobdesc sangat diperlukan dan dengan memberikan pengetahuan mengenai peraturan-peraturan yang terkait dengan jobdesc staf yang bbersangkutan.

    2.Mengasah kemampuan soft skill

    Maksudnya adalah dengan lebih meningkatkan soft skill yang dimiliki seperti cara berkomunikasi secara profesional serta bersikap profesional. Apa nilai seorang auditor membutuhkan informasi terkait dengan prosedur audit yang harus dilakukan, tidak hanya memahami prosedur yang di lakukan namun bagaimana cara seorang auditor berkomunikasi dengan baik untuk mendapatkan informasi audit. Sehingga prosedur audit yang dilakukan dapat dilengkapi dan sesuai dengan prosedur audit yang ada.

    Komunikasi juga bisa menjembatani antara manajemen dan auditor yang tidak sependapat. Dengan komunikasi dua arah yang baik, maka segala konflik kepentingan juga akan dapat teratasi.

    3.Mengasah kemampuan hardskill dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang ada di Indonesia.

    IAI dan IAPI merupakan lembaga yang selalu menyelenggarakan pelatihan terkait dengan Akuntansi dan Audit. Ini merupakan wadah yang bisa digunakan oleh para auditor untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan peraturan-peraturan baru yang berlaku di Indonesia yang dapat digunakan auditor sebagai penunjang informasi selama proses audit.

Defisiensi audit mungkin tidak bisa dihilangkan, namun bisa dihindari dan mengurangi segala kemungkinan terjadinya. Dengan melakukan segala sratategi dan usaha maka akan menghindari dan mengurangi kemungkinan terjadinya defisiensi dan akan menghasilkan informasi audit yang handal.

   For Further Information, Please Contact Us!