Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

MANAJEMEN CASH FLOW, OPTIMALKAN CASH FLOW ANDA

06 July 2018
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Arief Dharmawan, S.E.
MANAJEMEN CASH FLOW, OPTIMALKAN CASH FLOW ANDA

Cash flow merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam dan aliran kas keluar serta berapa saldonya setiap periode. Jika kita sedang menghitung penerimaan keuangan dan pengeluaran apa saja yang kita lakukan, maka itulah yang disebut cash flow.

Definisi dari Manajemen Cash Flow adalah suatu proses dalam monitoring, analisa, dan mengolah aliran kas dari suatu bisnis atau aktivitas atau pekerjaan. Manajemen cash flow bisa dilakukan bagi mereka yang berpenghasilan dan melakukan. Cash in diperoleh dari penghasilan bulanan, penghasilan usaha lain diluar gaji pokok, penghasilan investasi, dan lain – lain. Cash out yaitu semua pengeluaran rutin, seperti makan, biaya pendidikan, maupun kebutuhan sehari-hari. Prinsip dasar dari manajemen cash flow, yaitu usahakan pengeluaran yang anda lakukan lebih kecil dari penerimaan.

Pertama yang dapat dilakukan, yaitu mencatat semua pengeluaran dan melakukan analisa atas pengeluaran tersebut, manakah pengeluaran yang terbesar dalam bulan ini. Selain itu, tanpa kita sadari, pengeluaran yang tidak teratur seperti nonton maupun makan dan nongkrong di luar juga dapat menguras kas anda. Oleh karena itu, saatnya untuk mengatur cash flow, dengan cara :

-Budgeting, buat anggaran pengeluaran bulanan dan disiplin dalam mengeluarkan uang. Kenali pengeluaran primer atau sifatnya rutin, sekunder (investasi) dan tersier (entertainment).

-Pisahkan rekening tabungan/investasi dan rekening pengeluaran, hal ini bertujuan untuk menentukan batas pengeluaran yang bisa anda lakukan tanpa menggunakan dana yang seharusnya anda investasikan.

-Ubah Alur Kas, sebelumnya Pendapatan -> Pengeluaran -> Tabungan/Investasi, menjadi Pendapatan -> Zakat -> Tabungan/Investasi -> Pengeluaran.

-Disiplin, yang terakhir yaitu disiplin dalam menjalankan 3 (tiga) hal diatas.

Selanjutanya, bagi perusahaan, cash flow boleh dibilang bensin bagi perusahaan. Perusahaan tidak dapat beroperasi dengan baik bila menghabiskan uang lebih cepat daripada mendapatkannya, hal ini disebutkan cash burning. Perusahaan yang memperoleh laba belum tentu secara cash flow-nya juga positif. Mengapa demikian? Karena pendapatan dicatat pada saat terjadinya penjualan dan belum menjadi kas perusahaan. Pendapatan tersebut akan menjadi kas bergantung pada tingkat efektifitas penagihan piutang perusahaan. Sedangkan, biaya operasional perusahaan terus berjalan berjalan, seperti pembelian bahan baku, gaji karyawan maupun kebutuhan lain. Hal inilah yang menyebabkan cash flow dalam tingkatan defisit. Oleh karena itu, sumber dana yang tepat untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan tersebut, yaitu kas dari pendapatan.

Beberapa perusahaan juga mengalami cash flow yang surplus dan modal kerja yang positif, namun hal ini juga belum tentu baik jika cash terlalu banyak di simpan oleh perusahaan. Artinya perusahaan tidak mampu dalam melakukan manajemen atas cash-nya, yang seharusnya dapat memberikan return yang lebih besar bagi perusahaan. maksudnya, dana lebih yang dimiliki oleh perusahaan seharusnya dapt digunakan dalam investasi.

Berikut beberapa kondisi dalam perusahaan terkait dengan Modal Kerja versus kondisi dari cash flow dan bagaimana cara pengaturannya :

Modal Kerja Positif, Cash Flow juga positif, dimana kondisi keuangan ideal, mempunyai kecukupan modal serta kemampuan menghasilkan pendapatan yang solid. Jika dalam kondisi ini maka memungkinkan jika perusahaan melakukan ekspansi.

Modal Kerja Positif, Cash Flow Negatif, dimana Perusahaan masih punya modal kerja yang memadai dan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun harus berhati – hati karena cash flow negatif akan menggerus kas perusahaan dan ini ke depannya akan berpotensi membuat Modal Kerja menjadi negatif. Hal ini menjadi bom waktu bagi perusahaan kalau tidak tanggap mengambil tindakan yang konkrit dan nyata. Jika tidak ada langkah strategis dari manajemen untuk mengatasi hal ini, maka akan mengancam kelangsungan usaha dari perusahaan.

Modal Kerja Negatif, Cash Flow Negatif, dimana Perusahaan yang berada pada kondisi ini seharusnya sudah menyalakan sinyal alarm bagi investornya. Perusahaan harus cepat mendapat dana segar dan manajemen harus lakukan evaluasi. Bila perlu melakukan restrukturisasi perusahaan. Pada tahap ini perlu meningkatkan efektivitas penagihan piutang, pengurangan biaya, penundaan pembayaran hutang, dan jika perlu negosiasi ke vendor untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

Modal Kerja Negatif dan Cash Flow Positif, umumnya perusahaan dalam kondisi ini, perusahaan baru saja berhasil membalikkan kondisi keuangannya. Cash Flow positif akan menjadi sumber energi bagi operasional perusahaan. Tugas selanjutnya adalah bagaimana perusahaan memiliki strategi untuk menutupi modal kerja yang negative dengan cash flow positif yang dimiliki.

Dalam hal ini, perusahaan harus mampu memanage cash flow mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat apakah kas perusahaan terlalu berlebihan atau dalam kondisi perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan cash flow perusahaan, maka pihak perusahaan dapat bekerja sama dengan pihak professional yang dapat memberikan saran terkait cash flow perusahaan. Dengan bekerja sama dengan professional, tentu saja pemilik perusahaan akan terbantu dan tidak salah jalan dalam melakukan pengambilan keputusan perusahaan.

   For Further Information, Please Contact Us!