Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Mengenal Praktik Manajemen Laba Di Perusahaan

02 May 2018
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Gabrielle Merlyne P., S.Ak.
Mengenal Praktik Manajemen Laba Di Perusahaan

Manajemen laba merupakan kecenderungan umum yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk membuat laba sesuai dengan kepentingan pihak tertentu, seringkali juga disamakan dengan manipulasi laba, namun manajemen laba tidak dapat diartikan secara mutlak sebagai manipulasi laba hal itu tergantung dengan bentuk manajemen laba yang dilakukan.

Manajemen laba akan membuat laba yang dilaporkan tidak sesuai dengan realitas kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya, ini berarti kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menjadi informasi yang menyesatkan dalam pengambilan keputusan ekonomi di perusahaan tersebut. Manajemen laba dapat dilakukan oleh pihak manajemen dengan inisiatif sendiri atau juga dapat merupakan permintaan dari pihak tertentu terkait dengan kepentingan pihak tersebut.

Bentuk-bentuk manajemen laba adalah sebagai berikut :

    ·Perataan laba (incoming smoothing), dimana manajemen dalam periode yang baik mengurangi laba dan membesarkan laba di laporan pada periode yang kurang baik. Hal ini biasanya dapat dilakukan salah satunya dengan menunda pengakuan pendapatan dan memanipulasi periode pengakuan beban. Praktik perataan laba merupakan hal yang cukup banyak dilakukan dalam dunia bisnis, sebab kinerja yang diharapkan oleh para investor adalah laba yang tidak berfluktuasi atau tidak naik turun melainkan laba yang menunjukan kestabilan.

    Contoh : penjualan yang sebenarnya terjadi di bulan berjalan disimpan dan diakui di periode selanjutnya karena penjualan di bulan berjalan sudah cukup tinggi, sehingga penjualan tersebut disimpan untuk menambah penjualan di bulan selanjutnya agar tidak terlihat penurunan yang drastis dan fluktuatif

    ·“Big Bath Behavior” yang merupakan kontras dari perataan laba, dimana pada tahun yang suram manajemen cenderung mengakui kerugian-kerugian potensial sehingga pada tahun-tahun berikutnya kerugian-kerugian tersebut tidak muncul sehingga akan menunjukan angka pertumbuhan yang baik dan cukup signifikan untuk periode selanjutnya. Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik untuk kinerja manajemen karena seolah-olah menunjukan kemajuan yang signifikan dengan angka pertumbuhan yang tinggi.

    Contoh : ketika perusahaan sedang mengalami kerugian yang besar maka biaya-biaya yang berpotensi muncul di kemudian hari akan diakui terlebih dahulu agar pada periode berjalan akan terlihat rugi yang cukup besar namun pada periode selanjutnya akan membaik dan mengalami kenaikan.

Berikut merupakan beberapa indikator yang dapat dilihat apabila manajemen melakukan manajemen laba :

·Hubungan penjualan dengan laba bersih, hubungan yang lemah antara penjualan dengan laba bersih merupakan petunjuk bahwa manajemen melakukan pangaturan laba.

·Memeriksa kebijakan dalam pengakuan pendapatan

·Memeriksa biaya accrual di periode berjalan

Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa praktik manajemen laba dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara untuk mencapai kepentingan pihak tertentu sehingga kita perlu melihat lebih dalam di laporan keuangan yang disajikan apakah terjadi praktik manajemen laba sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk perusahaan.

   For Further Information, Please Contact Us!