Pentingkah Kecerdasan Emosi (EQ) Bagi Seorang Sekretaris?
15 February 2018
Category: SECRETARY
Penulis:
Devi Aprilia, A.Md
Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi adalah cara dasar manusia sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Bahkan banyak yang menilai pribadi seseorang, dengan melihat gaya berkomunikasinya. Komunikasi meliputi dua hal yaitu komunikasi verbal (terucap) dan visual (tergambar).
Tidak terkecuali dengan seorang karyawan dalam sebuah perusahaan, juga tidak akan luput dengan komunikasi, baik dengan atasan, rekan kerja, bawahan maupun dengan pihak eksternal. Banyak karyawan yang berselisih paham dengan rekan lain, hanya karena problem komunikasi. Apalagi dengan percepatan dunia bisnis saat ini, dimana tuntutan untuk profesi seorang sekretaris menjadi sangat tinggi. Atasan tidak hanya mencari yang kompeten di bidang kesekretariatan, namun juga dari segi kualitas pengembangan diri, softskills dan kemampuan membawa diri. Lalu apa hubungan antara kecerdasan emosi (EQ) dan profesi seorang sekretaris dalam perusahaan?
Pengertian kecerdasan emosional menurut Steiner (1997) adalah suatu kemampuan untuk mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi. Komunikasi adalah salah satu aspek dalam penilaian kecerdasan emosi (EQ), dan setiap orang pasti memiliki Kecerdasan Emosi (EQ) ini. Kita berkomunikasi dengan berbagai jenis karakter yang berbeda-beda setiap harinya. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk mengelolanya dengan baik.
Tetapi tidak semua orang pandai dalam berkomunikasi. Terutama ketika orang tersebut mengalami hari yang buruk dan berdampak pada “bad mood” serta tidak mampu mengontrol emosi. Ketika seseorang berada dalam emosi yang tinggi, sebaiknya tidak melakukan komunikasi terlebih dahulu atau mengambil keputusan. Kecerdasan emosi (EQ) banyak berpengaruh pada setiap aspek kehidupan, bahkan para ahli mengemukakan bahwa keberhasilan dalam bekerja terdiri dari 50% kecerdasan emosional, 20% kecerdasan intelegensi, sisanya bekerja keras serta ketekunan. Dari analisa tersebut, dapat dikatakan dalam bahasa mudah: Komunikasi memberikan dampak yang besarterhadap hasil kerja yang kita lakukan.
Sekretaris sebagai profesi yang unik dalam perusahaan, dimana banyak berhubungan dengan pihak lain, dengan karakter yang juga beraneka ragam, tentunya sangat memerlukan bagaimana cara mengontrol emosi yang baik. Ketika berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal, kita melihat mulai dari cara berbicara orang tersebut saja terkadang bisa membuat seseorang menjadi emosi. Dalam hal ini, komunikasi verbal adalah hal yang perlu diperhatikan seorang sekretaris sehingga akan memudahkan hubungan kerjasama diantara rekan kerja dan meminimalkan salah paham yang mungkin timbul karena adanya penangkapan maksud yang kurang tepat terhadap apa yang disampaikan.
Selain tuntutan profesi sekretaris saat ini, tentunya juga menjadi pemicu stress dan akhirnya menjadi emosional. Kita harus memahami apa yang menjadi pemicu emosional kita, misalkan:
- Rekan kerja yang ritme kerjanya tidak cocok dengan kita;
- Deadline dalam waktu yang berdekatan;
- Tambahan pekerjaan yang tak kunjung usai;
- Keadaan fisik yang tidak sehat;
Tetapi dari semua itu, yang mengetahui dan bisa mengontrol emosi adalah dari dalam diri sendiri. Yang perlu diingat yaitu, sekretaris adalah pemegang utama dalam menjembatani komunikasi dalam perusahaan. Ketika emosi naik, nada bicara juga akan naik, mimik wajah berubah menjadi tidak menyenangkan. Ketika ada seorang tamu, tidak baik jika tamu kita melihat keadaan tersebut, sehingga kita tetap harus tetap mampu membawa diri dengan baik.
Ketika sekretaris merasa bahagia dan merasa bahwa pekerjaannya sudah selesai sesuai dengan yang diharapkan, tingkat EQ akan naik ke arah yang positif. EQ adalah salah satu hal yang membantu sekretaris dalam melaksanakan pekerjaan, karena EQ ini memiliki peran penting untuk memberikan motivasi, kesadaran diri, kebahagian, rasa, empati, simpati dan yang lainnya.
Sekretaris yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu mengenali keadaan emosional sendiri dan keadaan emosional orang lain. Oleh karena itu, jika sekretaris memiliki kecerdasan emosi yang baik, sekretaris bisa memiliki kemampuan dalam berkomunikasi lebih baik, membentuk hubungan baik dengan orang disekitar, bisa lebih mudah mencapai sukses. Pada saat bekerja sekretaris akan mampu untuk mengatasi persoalan dengan baik, tanggap dalam segala sesuatu, dan tentunya dalam menjalani aktivitas kerja sekretaris akan merasa lebih baik lagi.
Lalu bagaimana memulainya? cara terbaik untuk mengembangkan kecerdasan emosi sekretaris adalah dengan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, secara bertahap dan tekun sehingga lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan. Secara profesional, kita memang sekretaris seharusnya dapat menjaga rahasia, melakukan tugasnya sehari-hari, serta memimpin rekan kerja tanpa selalu mengikuti suasana hati atau mood. Walaupun dirinya sedang dalam keadaan marah, sedih, putus asa ataupun bahagia. Seorang sekretaris harus dapat mempertahankan harga diri serta citra dirinya agar tidak dinilai sebagai sekretaris yang mudah marah dan tidak memilikikesabaran dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja.
Dalam dunia kerja, kecerdasan emosi (EQ) sangat penting. Khususnya bagi seorang sekretaris, bagaimana meningkatkan kecerdasan emosi terutama dalam segi interpersonal relationship dan mendeteksi konflik. Melalui kecerdasan emosi yang sudah terasah dengan baik, seorang sekretaris bisa menjalankan tugasnya terutama sebagai ujung tombak pimpinan dengan lebih baik. Sekretaris yang memiliki hal-hal demikianlah, yang saat ini menjadi kebutuhan di dunia usaha. Telah mampu kah Anda??