ETHICS AND BUSINESS : The Key Of Success For Business Sustainability
17 April 2017
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Angelina Hutomo Chandra, S.E.
Memasuki kuater pertama tahun 2017, para pelaku bisnis semakin berlomba-lomba memajukan dan memperluas usahanya dalam rangka mencari keuntungan semaksimal mungkin. Seringkali perusahaan terlalu focus pada profit-oriented sehingga mengesampingkan aspek lain yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis untuk dapat going-concern dalam bisnisnya, yaitu etika bisnis. Sekiranya, etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para pelaku bisnis, karena dengan menerapkan etika bisnis yang baik, perusahaan tidak hanya fokus pada memaksimalkan keuntungan namun kepentingan atas kepuasan dan keloyalitasan konsumen pun akan diperhatikan pula. Berlandaskan hal tersebut, muncul sebuah pertanyaan yang mendasar bagi kita semua, apakah ada keterkaitan antara etika dan bisnis ?
Seringkali kita menemukan banyak perusahaan yang kurang memperhatikan dampak eksternal yang ditimbulkan dari aktivitas operasional perusahaannya. Bahkan, ketika dampak eksternal tersebut sudah terjadi dan meluas hingga merusak lingkungan dan masyarakat disekitarnya, perusahaan tersebut malah terkesan seolah-olah hal tersebut merupakan kesalahan yang tidak disengaja. Jarang sekali ada perusahaan yang mau sukarela mengakui kesalahannya, malah mementingkan penyelamatan citra dan nama baik perusahaan, daripada memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terlanjur terjadi.
Ada pula perusahaan yang menggunakan bahan baku berbahaya maupun tidak layak dalam produknya yang ketika diuji ternyata mengandung zat-zat yang dapat merusak kesehatan. Meskipun pada akhirnya perusahaan tersebut meminta maaf dan menarik seluruh produknya dari pasaran karena larangan dari pihak berwenang. Namun, bagaimana dengan penanganan terhadap konsumen yang telah terlanjur menggunakan atau memakan produk tersebut? Bagaimana tanggung jawab perusahaan atas hal tersebut?
Masih ingatkah di benak kita penggunaan bahan pengawet berbahaya yang disebut formalin pada pembuatan bakso, tahu, mie, dsb. Atas makanan yang mengandung formalin tersebut, Badan Pengawas Makanan memberikan hukuman terhadap produsen tersebut. Lalu, Kasus Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan positif menggunakan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia seperti keracunan, gangguan pernapasan, kanker hati dan kanker lambung sehingga produk ini ditarik dari peredaran. Atas kasus ini, PT Megarsari Makmur bertanggungjawab dengan menyanggupi untuk menarik semua produk HIT yang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi Obat Nyamuk HIT Aerosol Baru dengan formula bahan yang telah disempurnakan serta bebas dari bahan kimia berbahaya.
Dari kasus-kasus tersebut, kita dapat melihat bagaimana seorang pelaku bisnis bersedia menghalalkan segala cara demi mendapatkan laba sebesar-besarnya tanpa memerhatikan dampak yang diderita oleh konsumen. Perlu dimaklumi bahwa pada umumnya tujuan utama bisnis adalah menghasilkan laba yang maksimal untuk shareholders. Hal ini mungkin yang menyebabkan pelaku bisnis menjadi terlalu fokus pada profit-oriented sehingga mereka menjadi berpikir licik dan menghalalkan segala cara. Lalu, semakin ketatnya persaingan bisnis seringkali menjadi faktor utama yang menjadi pemicu diabaikannya etika dalam berbisnis oleh perusahaan.
Melihat hal tersebut, sebagian pelaku bisnis akhirnya mengakui bahwa adanya hubungan yang sinergis antara etika dan bisnis. Di tahun 2017, dimana persaingan bisnis menjadi semakin sengit ini, justru perlu adanya etika bisnis yang dapat menciptakan reputasi baik, adalah suatu competitive advantage yang akan sulit ditiru oleh kompetitor. Sudut pandang lama yang menganggap bahwa tidak ada keterkaitan antara etika dan bisnis harus mulai dirubah dalam benak kita.
Beretika dalam bisnis memang tidak akan memberikan keuntungan secara instan, hal ini seperti peribahasa “Apa yang kau tanam, itulah yang kamu tuai”. Keuntungan dari adanya etika bisnis tersebut akan dirasakan oleh perusahaan di kemudian hari, bahkan akan menjadi lebih besar di masa depan dan memiliki efek jangka panjang. Tentu saja hal ini secara langsung akan mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk/jasa yang dihasilkan perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi keberlangsungan hidup suatu perusahaan.
Umumnya, peran etika bisnis pada perusahaan dapat tercermin dari beberapa aspek. Pertama, aspek yang dapat memperlihatkan peran etika bisnis adalah nilai-nilai (value) yang berlaku pada perusahaan tersebut. Nilai-nilai pada suatu perusahaan merupakan landasan moral yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan tersebut. Apabila nilai-nilai perusahaan dapat diterapkan dengan baik, maka etika bisnis perusahaan akan terlaksana dengan baik. Misalkan, Perusahaan A bergerak di bidang jasa laundry, nilai yang selalu ditanamkan di perusahaan A adalah tanggung jawab dan profesional. Apabila setiap pegawai di perusahaan A menjalankan tugasnya secara bertanggung jawab dan profesional yaitu melakukan laundry secara bersih, rapi, dan tepat waktu, maka hal ini akan berdampak pada kepuasan konsumen. Konsumen yang sudah merasakan manfaat dari jasa laundry yang diberikan perusahaan A akan menjadi loyal untuk memakai jasa perusahaan A di kemudian hari.
Kedua, aspek lain yang bisa mencerminkan adanya etika bisnis adalah pedoman perilaku. Pedoman perilaku dapat diartikan sebagai penjabaran dari nilai-nilai (value) perusahaan serta etika bisnis dalam menjalankan proses bisnis dalam perusahaan tersebut. Pedoman perilaku juga dapat dijadikan suatu panduan bagi struktur organisasi serta semua karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.mengenai pemberian dan penerimaan kompensasi atau reward, benturan kepentingan dalam perusahaan, kerahasiaan informasi, serta kepatuhan terhadap peraturan. Dengan menjalankan pedoman perilaku secara baik, etika bisnis yang diterapkan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam proses bisnis yang berlangsung dalam perusahaan.
Keberlangsungan hidup suatu perusahaan akan bergantung pada bagaimana penerapan etika bisnis yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Perusahaan dengan etika bisnis yang baik biasanya akan mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki etika bisnis yang buruk. Etika Bisnis perusahaan dapat bermanfaat sebagai competitive advantage suatu perusahaan dalam mengatasi perubahan dan tantangan bisnis yang begitu besar. Dapat disimpulkan bahwa etika bisnis juga bisa berfungsi sebagai rantai yang mengikat setiap aspek dalam proses penyaluran persepsi atau pendapat anggota dalam organisasi terhadap suatu permasalahan tertentu sehingga bisa menjadi suatu kekuatan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan secara keseluruhan.