Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

HOW TO CALCULATE DEPRECIATION ON FIXED ASSETS

27 February 2017
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:         Natassia Irene, S.E.
HOW TO CALCULATE DEPRECIATION ON FIXED ASSETS

Pengertian aset tetap menurut para ahli adalah harta kekayaan perusahaan yang diperoleh dari hasil kegiatan ekonomi (transaksi yang dilakukan oleh perusahaan) dari masa yang lalu. Aset tetap digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitas operasional usaha dalam menghasilkan barang maupun jasa yang diproduksi, contohnya adalah tanah dan bangunan tempat produksi, serta mesin dan berbagai peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan, aset tetap berdasarkan PSAK adalah aset yang berwujud yang didapat atau diperoleh dengan kondisi siap pakai maupun dibangun terlebih dahulu dan dipakai dalam aktivitas operasi perusahaan, tidak ditujukan untuk dijual kembali dalam rangka aktivitas normal perusahaan serta memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku (lebih dari satu periode).

Pada saat aset tetap digunakan dalam kegiatan opersional dan produksi perusahaan, salah satu perlakuan akuntansi pada aset tetap, yaitu penyusutan aset tetap. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), penyusutan adalah jumlah yang bisa disusutkan dan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset tetap dengan menggunakan berbagai metode penyusutan aset tetap. Perusahaan terkadang mendapatkan kesulitan dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam penyusutan aset tetap. Sebenarnya, perusahaan dapat menggunakan berbagai metode penyusutan aset tetap, namun yang perlu diperhatikan adalah konsistensi perusahaan dalam menerapkan metode tersebut, tidak berubah-ubah sehingga laporan keuangan dapat dibandingkan antara satu periode dengan periode lainnya.

Faktor-faktor dalam penyusutan aset tetap adalah:

1.Harga perolehan (acquisition cost)

Harga perolehan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut mulai dari biaya pembelian dan seluruh biaya yang diperlukan hingga aset tetap tersebut dapat digunakan.

2.Nilai residu atau nilai sisa aset (salvage value)

Nilai residu adalah prediksi potensi penerimaan apabila aset tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian aset.

3.Umur ekonomis aset tetap (economical life time)

Umur ekonomis aset tetap adalah umur aset tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan.

Untuk metode penyusutan aset tetap di Indonesia, terdapat dua metode yang sering digunakan oleh perusahaan, yaitu:

1.Metode garis lurus (straight line method)

Metode ini adalah metode yang paling banyak diterapkan oleh perusahaan. Dalam metode ini, aset tetap mengalami tingkat penurunan yang sama di setiap periodenya hingga aset tetap tidak dapat digunakan kembali. Metode penyusutan garis lurus digunakan untuk aset tetap yang fungsinya tidak terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkan, contohnya bangunan dan peralatan kantor.

Contoh:

Perusahaan membeli bangunan pada tanggal 1 Januari 2017 dengan harga perolehan (acquisition cost) Rp 3.800.000.000 dengan nilai residu Rp 200.000.000 dan umur ekonomis 20 tahun. Hitunglah penyusutan aset tetap setiap bulannya.

Contoh:

Perusahaan membeli bangunan pada tanggal 1 Januari 2017 dengan harga perolehan (acquisition cost) Rp 3.800.000.000 dengan nilai residu Rp 200.000.000 dan umur ekonomis 20 tahun. Hitunglah penyusutan aset tetap setiap bulannya.

Jadi, beban penyusutan bangunan tersebut setiap bulan adalah Rp 15.000.000.

2.Metode saldo menurun (double declining balance)

Dalam metode saldo menurun ini, diasumsikan bahwa aset tetap memiliki manfaat yang paling besar pada periode awal penggunaan. Metode saldo menurun ini dapat digunakan pada aset tetap yang terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkan, contohnya mesin produksi.

Contoh:

Perusahaan membeli mesin produksi pada tanggal 1 Januari 2017 dengan harga perolehan Rp 24.000.000 dan umur ekonomis aset tersebut adalah 4 tahun. Hitunglah penyusutan aset tetap per bulan pada tahun 2017.

Rumus penyusutan metode saldo menurun:

{(100% / Umur Ekonomis) x 2} x Nilai Perolehan

Atau dapat menggunakan tabel berikut untuk memudahkan perhitungan:

Penyusutan per bulan pada tahun 2017:

Rp 12.000.000 / 12 bulan = Rp 1.000.000 per bulan

Setiap perusahaan pasti memiliki aset tetap yang beban penyusutannya akan selalu mempengaruhi laporan keuangan sehingga penting bagi perusahaan tersebut untuk memahami metode yang digunakan dalam aset tetap dan bagaimana cara perhitungan yang benar.

   For Further Information, Please Contact Us!