Pengendalian Biaya Overhead Pabrik (BOP)
20 September 2016
Category: ACCOUNTING
Penulis:
Dedik Irawan, S.E.
Saat ini mulai banyak orang yang mencoba mengatur atau melakukan manajerial atas keuangannya dengan sangat detail. Hal tersebut dilakukan dengan membagi keuangan mereka ke dalam kategori-kategori pengeluaran yang rutin mereka lakukan setiap bulan. Akan tetapi belum tampak efektif jika seseorang tersebut belum memasukkan kategori “pengeluaran tidak terduga” dalam keuangannya. Padahal, menganggarkan biaya tidak terduga dalam keuangan merupakan hal yang penting sebagai upaya menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil. Persiapan anggaran pengeluaran tidak terduga tidak hanya penting untuk dilakukan dalam penyusunan anggaran rumah tangga, namun penting pula untuk dilakukan oleh perusahaan. Istilah yang tepat untuk menyebut pengeluaran-pengeluaran tidak terduga sebuah perusahaan adalah biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus bisa menggolongkan biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita akan lebih mudah dalam menentukan seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya overhead pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Yang pertama dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi Biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya reparasi dan pemeliharaan. Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya.
Yang kedua penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Yaitu biaya overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variable, dan biaya overhead pabrik semivariabel. Serta yang ketiga adalah penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. Biaya tersebut adalah biaya overhead pabrik langsung departemen, dan biaya overhead pabrik tidak langsung departemen.
Biaya overhead pabrik dapat ditentukan dengan memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan. Terdapat tiga alternatif yang dapat perusahaan digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, yaitu:
1.Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses.
2.Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada.
3.Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).
Untuk dapat menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dapat melakukan penyusunan anggaran biaya yang didasarkan oleh volume kegiatan yang akan dilaksanakan di masa depan. Kemudian perusahaan juga dapat menaksir dan meilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik atas produk berdasarkan satuan produk, bahan baku, jam kerja maupun jam mesin. Dalam ini biasanya disebut cost driver (pemicu biaya).
Terlepas dari tahapan tersebut, ada faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam pembebanan biaya overhead pabrik yaitu memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi dan memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut serta hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
Biaya overhead pabrik ini sangat bergantung pada jenis perusahaan. Jadi sebelum melakukan perumusan baku atas biaya overhead tersebut kita harus menimbang terlebih dahulu kecocokan mana yang akan dipakai, setiap metode yang digunakan akan memiliki efek terhadap nilai biaya overhead tersebut. Penyusunan cost driver dari berbagai acuan seperti basis jumlah satuan produk, jumlah biaya bahan baku sampai dengan basic jam mesin perlu dipertimbangkan matang-matang.
Perlu dipersiapkan pemicu-pemicu biaya tersebut untuk mengurangi risiko loss efektivitas penggunaan bahan. Karena perusahaan manufaktur sangat rentan sekali jika bersinggungan dengan komponen biaya-biaya produksi. Mau tidak mau dibutuhkan penilaian yang hati hati agar mampu merumuskan biaya-biaya dengan baik.
Dari urain diatas dapat kita lihat bahwa komponen terkecil harga pokok produksi ini atau dalam istilahnya dikenal sebagai biaya overhead pabrik ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Serta tidak mudah bagi orang-orang awam untuk menyusun dan membentuk biaya ini. Jika kita melihat tujuan sebuah perusahaan untuk menjadi perusahaan yang sukses tentunya merupakan hal yang diidamkan oleh banyak orang. Akan tetapi patut disayangkan membuat suatu usaha menjadi sukses bukanlah hal yang mudah. Banyak aspek dalam sebuah bisnis yang perlu direncanakan dengan baik dan secara terperinci sehingga terbentuk model bisnis yang menjanjikan keuntungan.