Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Membangun Kepercayaan Tim, Why Not?

25 March 2015
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Liviani Suryanata, S. Psi
Membangun Kepercayaan Tim, Why Not?

Pernahkah Anda mendengar pernyataan berikut?

Employees don’t leave company, but they leave bad bosses.”

Sebenarnya pernyataan tersebut tidak sepenuhnya keliru. Banyak alasan yang mendukung kebenaran pernyataan teersebut. Namun, tahukah Anda bahwa salah satu alasan utama penyebab hal itu terjadi adalah rendahnya rasa percaya karyawan terhadap para atasannya. Carolyn O’Hara, selaku penulis dalam blog Harvard Business Review, sebenarnya ada beberapa cara untuk meraih rasa percaya dari para karyawannya, antara lain :

1. Transparan

Seorang pemimpin diharapkan dapat bersikap setransparan mungkin kepada para pekerjanya. Misalnya pemimpin harus jujur mengenai tujuan perusahaan, performa kerja dan evaluasi kinerja para pekerja. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan anggota tim Anda terhadap Anda sebagai pemimpin mereka. Sebab hal-hal berkaitan dengan kinerja karyawan, termasuk di dalamnya feedback, merupakan informasi penting bagi karyawan. Ketika hal tersebut dikomunikasikan secara transparan dan tepat, bukan hanya kepercayaan yang meningkat tetapi juga karyawan tahu mana yang harus diperbaiki dari kinerjanya. Akan lebih baik lagi bila seorang atasan membagi informasi tersebut bahkan sebelum bawahannya bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai atasan, Anda mempercayai para anggota tim Anda, menganggap mereka sebagai rekan yang masih “dianggap” dan diperhitungkan.

2. Mendorong bukan Menyuruh

Seorang pemimpin memang merupakan pihak yang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dalam tim mereka. Namun ada kalanya seorang pemimpin tidak dapat membedakan bagaimana caranya mendorong dan menyuruh. Salah satu fungsi pemimpin adalah mengarahkan. Akan lebih baik bila seorang pemimpin membiarkan bawahannya untuk bebas menyelesaikan suatu tugas / masalah dengan cara mereka sendiri daripada harus menuntun meraka dan mengarahkan bagaimana harus menyelesaikan tugas. Sebagai pemimpin juga ingatlah untuk selalu menyamakan persepsi terlebih dahulu sehingga hasilnya tidak diluar ekspektasi.

3. Mengaku Jika Salah

Terkadang seorang pemimpin tidak mengakui dirinya jika salah. Justru malah melimpahkannya pada anggota timnya. Padahal seorang pemimpin harus dapat bertanggung jawab dan salah satu caranya adalah dengan mengakui kesalahan yang dilakukannya. Bahkan, apabila Jika seorang pemimpin melakukan hal ini, maka anggota timnya pun akan mempercayainya. Selain itu hal ini juga akan mendorong anggota tim lainnya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti pemimpinnya.

4. Tidak Membicarakan Orang Lain

Ini mungkin salah satu cara yang agak sulit untuk dilakukan. Bagaimanapun juga, jangan sampai seorang pemimpin membicarakan, terutama, keburukan anak bawahannya pada orang lain. Hal ini sangat sering dilakukan tanpa disadari oleh seorang pemimpin. Dampaknya sangat signifikan apabila yang dibicarakan mungkin didengar dari pihak ketiga, apalagi dengan kronologis yang bisa jadi tidak sama lagi dengan aslinya.

Terlepas dari keempat cara tersebut, untuk meningkatkan kepercayaan, setiap pemimpin harus memiliki kredibilitas dari sisi karakter maupun kompetensi. Sebuah penelitian menyebutkan, tingkat turn-over organisasi yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi adalah 3 kali lebih rendah dari organisasi yang memiliki tingkat kepercayaan rendah.” Jadi, maukah Anda mempertahankan tim yang solid dengan membangun kepercayaan yang positif? Ataukah Anda rela melihat tim kerja Anda terpecah belah karena kehilangan kepercayaan dari atasannya?

   For Further Information, Please Contact Us!