Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

SOURCE OF ERRORS IN FINANCIAL REPORTS

26 July 2016
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Nataya Raphaela, S.E.
SOURCE OF ERRORS IN FINANCIAL REPORTS

Laporan Keuangan bisa dianggap salah satu komponen terpenting dari sebuah perusahaan. Bagaimana tidak? Laporan keuangan bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian akuntansi maupun keuangan, namun mengikutsertakan seluruh bagian dalam perusahaan, serta segala aktivitas yang terjadi di dalamnya. Laporan ini pula yang akan menjadi tolak ukur kinerja korporat dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi direksi maupun pemegang saham. Namun pernahkah Anda menanyakan sampai sebatas mana sebuah laporan keuangan dengan komponen-komponennya dapat dipercaya untuk memberikan data yang akurat? Bukankah ada terlalu banyak tahap pembuatan dan personil yang ikut terlibat sehingga menimbulkan banyak risiko terjadinya kesalahan?

Isu kredibilitas lain yang mungkin muncul dari laporan keuangan sebuah perusahaan adalah kebenaran pengaplikasian standard akuntansi yang dipilih, juga kekonsistenan personil perusahaan dalam menggunakannya. Kemudian, setelah laporan tersebut dibuat sesuai standard, masih ada tingkat relevansi yang perlu diragukan saat dibandingkan dengan laporan-laporan milik perusahaan lain. Banyak bukan?

Untuk dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Anda, kesalahan-kesalahan tersebut harus diidentifikasi terlebih dahulu. Secara umum, kesalahan pada laporan keuangan dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

    1.Error – Kesalahan yang terjadi secara tidak disengaja.

    Contoh: Kesalahan pencatatan, kesalahan identifikasi transaksi.

    2.Disagreement – ‘Kesalahan’ yang terjadi karena perbedaan pendapat antar 2 personil akuntan atau pihak lainnya dalam menilai komponen-komponen dalam laporan keuangan.

    Contoh: Perbedaan pendapat akan berapa lama aset perusahaan akan bertahan/dapat digunakan

    3.Fraud – Kesalahan yang terjadi secara disengaja

    Contoh: Manipulasi laporan keuangan oleh pihak yang ingin mencari keuntungan pribadi dari perusahaan

Dari ketiga kategori tersebut, berikut adalah contoh-contoh sumber kesalahan yang seharusnya diwaspadai dalam pembuatan laporan keuangan yang terpercaya:

    1.Standar Akuntansi yang berbeda-beda pengaplikasiannya di tiap perusahaan bahkan dalam Negara yang sama.

    Dahulu, banyak negara yang menggunakan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) sebagai dasar pembuatan laporan keuangannya, sebelum pada akhirnya, lebih banyak Negara memutuskan untuk mengikuti pembaharuan standar dari Eropa yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS). Mengambil contoh pengaplikasiannya dari perusahaan Twitter, yang mencatat kerugian sebesar $0.96 /status share saat dihitung menggunakan GAAP; namun mencatat keuntungan sebesar $0.34 saat menggunakan standar IFRS. Contoh ini saja dapat membuktikan betapa rentannya sebuah laporan keuangan akan kesalahan, dan bahwa investor tidak bisa percaya begitu saja pada laporan tersebut saat akan menginvestasikan uangnya dalam suatu perusahaan.

    2.Perbedaan Pengakuan Revenue dan Biaya

    Kembali menggunakan contoh GAAP dan IFRS, perbedaan perlakuan atas revenue yang terlihat sederhana ternyata berpengaruh sangat besar, di mana pada standar GAAP, revenue hanya boleh diakui pada saat seluruh biaya telah terhitung. Padahal banyak perusahan yang penjualannya kompleks atau bertahap, sehingga memerlukan waktu hingga bertahun-tahun untuk megnetahui seluruh biaya/harga pokok produksinya. Sedangkan IFRS memperbolehkan pengakuan revenue pada tahun terjadinya penjualan, dengan membuat estimasi biaya tahun-tahun ke depannya, yang sebetulnya memerlukan keahlian lebih besar, agar meminimalisasi subjektivitas dalam penilaian biayanya.

    3.Valuasi Aset

    Komponen ini agak berisiko dikarenakan terjadi perbedaan pendapat dalam penilaian fair value aset yang dimiliki perusahaan. Entah hal ini terjadi karena pendapat independen penilainya, ataupun nilai dari pasar yang begitu fluktuatif, sehingga pengakuan nilai aset pada hari tertentu bisa sangat berbeda dengan hari berikutnya. Yang menunjukkan bahwa penilaian ini kurang dapat dipegang.

    4.Manipulasi Biaya

    Mungkin inilah topic yang paling sensitif dalam ketidakbenaran laporan keuangan. Dalam kasus-kasus yang sering terjadi belakangan ini, banyak petinggi atau manajer perusahaan yang sengaja memanipulasi entah proses ataupun pencatatan perusahaan untuk mencapai target yang diberikan, karena dengan mencapai target, mereka akan mendapatkan insentif yang besar.

    Kasus lain bisa berupa pengakuan biaya yang tidak dilaksanakan pada periode yang semestinya, karena para petinggi tersebut menginginkan laporan keuangan yang menunjukkan profit tinggi bagi perusahaan, baik untuk keperluan pencarian investor atau yang lainnya.

Contoh-contoh di atas hanyalah sedikit dari potensi masalah yang mungkin terjadi. Secara riil, memang kita tidak bisa mengharapkan laporan keuangan yang dibuat perusahaan itu sempurna ataupun 100% dapat dipercaya. Tapi memahami sumber-sumber yang dapat menimbulkan kesalahan tersebut, serta kemampuan untuk mengidentifikasinya akan membantu ke depannya untuk mencapai laporan keuangan ideal yang diinginkan seluruh pihak.

   For Further Information, Please Contact Us!