Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

BURN OUT… HARUSKAH PINDAH PERUSAHAAN?

21 June 2016
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Fadilla Ully Saraswati, S.Psi
BURN OUT… HARUSKAH PINDAH PERUSAHAAN?

Apakah anda pernah mengalam burn out pada pekerjaan anda ? Dimana anda merasa malas ketika harus berangkat ke kantor, atau merasa tidak optimal meskipun anda bekerja sepanjang hari ? Bisa jadi anda telah memasuki masa-masa jenuh pada pekerjaannya. Biasanya, masa-masa tersebut diimbangi dengan perasaan tidak menginginkan lagi pekerjaan yang saat ini anda duduki. Mengutip pernyataan dari Cherniss, Maslach dan Sullivan pada jurnal pro Bisnis Februari 2010, terdapat 4 faktor yang menyebabkan seseorang mengalami burnout :

  1. Faktor keterlibatan dengan penerimaan pelayanan. Biasanya pada pekerjaan sosial (human service), para pekerja memiliki keterlibatan langsung dengan objek kerja atau kliennya.
  2. Faktor Lingkungan Kerja. Faktor ini berkaitan dengan beban kerja yang berlebihan, konflik peran, dukungan dari rekan kerja yang tidak memadai, peraturan yang kaku, serta kurangnya stimulasi pada pekerjaan
  3. Faktor Individu. Meliputi faktor-faktor demografis (jenis kelamin, latar belakang etnis, usia, status perkawinan dan latar belakang pendidikan) serta karakteristik kepribadian (kemampuan yang rendah dalam mengalami emosi).
  4. Faktor Sosial Budaya. Faktor ini berkaitan dengan nilai yang dianut masyarakat umum mengenai profesi pelayanan sosial.

Sebelum anda memutuskan untuk resign, ada beberapa hal yang dapat dilakukan ketika anda mengalami burnout pada pekerjaan menurut jurnal Pro Bisnis, Februari 2010, diantaranya :

  1. Pengendalian emosi. Ketika kita menghadapi banyak tugas atau deadline yang mencekik, biasanya sulit bagi kita untuk mengendalikan emosi. Biasanya emosi tersebut terus menerus menumpuk dan menjadi tidak terkendali ketika waktunya ‘meledak’. Hal ini sebenarnya dapat dikendalikan. Ketika kita sudah merasa emosi kita akan ‘meledak’, sebaiknya hentikan pekerjaan sejenak. Ambil nafas sejenak dan kita dapat melanjutkan pekerjaan kembali ketika sudah merasa lebih baik.
  2. Berpikir Positif. Ketika kita membentuk pikiran yang positif secara terus menerus, maka dapat membentuk stabilitas dan ketahanan diri terhadap hal-hal yang sekiranya dapat merusak kematangan emosi.
  3. Minat dan Gairah. Sebagai seorang pekerja, kita harus memiliki minat serta gairah pada pekerjaan kita. Kedua hal tersebut dapat membantu apakah sebenarnya kita memang interest dengan pekerjaan kita saat ini.
  4. Rasa Cinta terhadap pekerjaan. Jika kita mencintai sesuatu, maka hal-hal yang kita lakukan akan terasa ringan. Seperti pula pada pekerjaan, jika kita mencintai pekerjaan kita, maka semuanya akan terasa ringan, sebanyak-banyaknya beban yang menumpuk pada diri kita.

Dengan langkah-langkah untuk menyikapi burnout yang sudah diuraikan, sebenarnya kita dapat mengidentifikasi, apakah sebenarnya kita hanya sekedar bosan atau memang membutuhkan ‘penyegaran segera’ terhadap karir kita. Yang perlu Anda pikirkan juga adalah perasaan burn out akan selalu hadir dimana pun kita bekerja, jika kita menyikapi dengan keluar kerja, akibatnya Anda akan menjadi ‘kutu loncat’, yang akan mengulangi hal yang sama ketika mengalami hal serupa di perusahaan yang baru. Jadi, sebaiknya anda lebih jernih untuk memikirkan, apakah harus pindah tempat kerja atau pindah jenjang karir ?

   For Further Information, Please Contact Us!