Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

TIPS AND COMPLAIN

24 May 2016
Category: AUDIT
Penulis:         Stefano Joseph, S.E.
TIPS AND COMPLAIN

Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is always to try just one more time. -Thomas Alva Edison-. Tips dalam konteks pendeteksian tindakan ilegal berbeda dengan pengertian yang dikenal dan digunakan masyarakat sehari-hari. Tips pada umumnya diartikan sebagai saran/rekomendasi dalam melakukan sesuatu tindakan atau pengambilan keputusan. Namun, dalam pendeteksian tindakan illegal, tips dan complain diartikan sebagai bentuk informasi dan keluhan yang disampaikan oleh pihak-pihak yang mengetahui/menyaksikan adanya fraud dalam suatu organisasi.

Mengapa tips dan complain menjadi penting dalam pendeteksian fraud? Pada kenyataannya, terdapat tiga bentuk fraud yang umumnya dilakukan, antara lain tindakan pencurian (theft), yang melibatkan pengambilan secara langsung atas kas, persediaan, informasi, atau aset lainnya. Yang kedua, penyembunyian (concealment), melibatkan seluruh langkah yang dilakukan pelaku kejahatan untuk menyembunyikan fraud agar tidak diketahui oleh siapapun. Ketiga, konversi (conversion) yang melibatkan penjualan aset curian, mengkonversinya menjadi kas, lalu menggunakan uang hasil penjualan aset tersebut. Tindakan pencurian dapat diketahui apabila terdapat saksi yang melihat pelaku kejahatan. Dalam penyembunyian, dapat dikenali lewat pencatatan yang salah, atau salah perhitungan atas aset organisasi. Konversi dapat dilihat dari perubahan gaya hidup yang tidak biasa. Permasalahannya, auditor eksternal bukanlah pihak yang berada pada posisi terbaik untuk mengenali bentuk-bentuk fraud tersebut.

Jika cermat dan berhati-hati, pelaku tindakan pencurian akan berhenti melakukan kejahatan pada periode audit. Inilah alasan mengapa auditor jarang bisa menemukan tindak pencurian. Rekan kerja, manajer, dan karyawan lainnya merupakan pihak yang berada dalam posisi terbaik untuk mendeteksi bentuk fraud ini, karena mereka dapat secara langsung berinteraksi dengan pelaku, dalam satu tempat kerja yang sama.

Dalam tindak penyembunyian, auditor memiliki kesempatan untuk mendeteksi bentuk fraud ini. Hal ini memungkinkan jika sampel yang dipilih oleh auditor mengandung dokumen-dokumen yang diubah, salah hitung, atau upaya penyembuyian lainnya. Namun bagaimanapun, bagian akuntansi dan rekan kerja pelaku memiliki peluang yang lebih besar untuk mendeteksi kejahatan yang disembunyikannya, karena mereka turut mengerjakan dokumen yang dikerjakan oleh sang pelaku, sementara auditor hanya mengambil beberapa sampel dari keseluruhan data yang ada.

Auditor juga jelas bukanlah pihak yang berada pada posisi terbaik untuk mendeteksi tindakan konversi. Pendeteksian gejala fraud ini dilihat dari bagaimana perubahan gaya hidup pelaku kejahatan. Auditor tidak mungkin dapat mengetahui bagaimana perubahan perilaku dan kegiatan tidak biasa yang dilakukan seseorang, karena auditor hanya melakukan penugasan dalam jangka waktu yang relatif singkat, sedangkan pendeteksian atas bentuk fraud ini membutuhkan pengamatan secara rutin dalam jangka waktu yang lama. Jadi, sama seperti tindakan pencurian, pihak yang berada dalam posisi terbaik untuk mendeteksi bentuk fraud ini adalah rekan kerja, manajer, dan karyawan lainnya.

Mendeteksi fraud tidak hanya semata-mata memerlukan pelatihan khusus pendeteksian fraud. Justru banyak fraud terdeteksi, berawal dari laporan atau komplain oleh orang-orang biasa yang tidak terlatih, seperti karyawan, manajer, atau pelanggan suatu perusahaan. Seseorang yang menjadi bagian dari internal perusahaan, memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menyadari bahwa terdapat sesuatu yang salah dan tidak biasa terjadi dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, Sherron Watkins, wakil presiden Enron. Beliau berjasa sebagai pengungkap skandal perusahaan tempatnya bekerja, yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS pada masa kejayaannya. Contoh lainnya, Christoph Meili, penjaga malam pada Union Bank of Switzerland, yang melaporkan penghancuran dokumen tabungan milik korban peristiwa Holocaust oleh karyawan bank, agar bank tidak perlu mengembalikan uang tersebut pada pewaris harta korban.

Tips dan complain yang diberikan oleh pihak internal dan eksternal organisasi, terbukti memberikan kontribusi besar dalam proses pendeteksian fraud, setidaknya menunjukkan adanya gejala fraud dalam lingkungan suatu organisasi. Sayangnya, kebanyakan orang ragu untuk memastikan dan mengungkapkan kecurigaan mereka ketika menyadari adanya gejala fraud. Mengapa?

    1.Biasanya tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti bahwa ada tindakan fraud yang terjadi.

    2.Mereka takut pembalasan yang mungkin dilakukan jika menjadi seorang whistleblower, terutama jika laporan yang diberikan tidak terbukti benar.

    3.Mereka biasanya terintimidasi oleh pelaku kejahatan

    4.Mereka sering berpikir bahwa mengadukan seseorang merupakan tindakan yang salah.

    5.Pada kebanyakan organisasi, tindakan karyawan untuk menyampaikan kecurigaannya atas fraud secara langsung merupakan hal yang tidak biasa, sehingga sulit untuk memulai hal tersebut. Terlebih lagi, tidak ada jaminan bahwa identitasnya selaku pelapor tidak akan terbongkar.

Intinya, segala perbuatan memiliki risiko tersendiri. Dengan memberikan tips atau complain, terdapat risiko bahaya yang dialami oleh pelapor. Namun di lain sisi, terdapat risiko yang lebih besar apabila fraud tidak terdeteksi dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama suatu fraud dapat terdeteksi, semakin buruk dampaknya terhadap masyarakat. Apabila tidak dapat mempercayai siapapun yang berada dalam internal perusahaan, pelaporan dapat dilakukan kepada pihak pemeriksa independen. Pendeteksian fraud oleh pemeriksa yang independen akan jauh lebih mudah apabila setidaknya terdapat laporan terdahulu dari pihak internal perusahaan yang merasa curiga atas aktivitas dengan potensi fraud pada tempat dia bekerja.

Fraud akan terus berlanjut selama tidak ada siapapun yang menyadari dan menindaklanjuti tindakan tersebut. Seorang pemberi tips dan complain biasanya akan trauma apabila laporannya tidak ditanggapi, atau mendapat tanggapan yang buruk. Namun seperti pesan yang disampaikan pada awal artikel ini, menyerah tidak akan menghasilkan apapun. Fraud hanya bisa teratasi apabila setidaknya terdapat satu orang saja yang berani memperjuangkan kebenaran yang diketahuinya, meskipun harus berulang kali menghadapi masalah dan kendala sebagai seorang whistleblower.

Referensi :

Albrecht, W. Steve et al. 2012. Fraud Examination Fourth Edition. Ohio: South Western

https://wikileaks.org/wiki/Christoph_Meili

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengungkap_aib

   For Further Information, Please Contact Us!