Reading People : Cara Efektif Leader Untuk Menggerakkan Orang, Serta Mengatasi Dan Mencegah Penolaka
19 April 2016
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:
Wahyu Intan Martina, S. Psi
Sebagai Leader apakah di Perusahaan, Organisasi maupun Kelembagaan, Anda seringkali dihadapkan pada keinginan Anda yang sangat besar untuk dapat mengembangkan suatu team. Upaya yang Anda lakukan dengan memberikan peluang kepada team tersebut melalui sejumlah penugasan (job assignment) yang dapat mereka kerjakan untuk membuktikan bahwa pilihan Anda tepat dan mereka layak dipromosi. Namun ternyata itikad baik tidak selalu dapat diterima sebaliknya yang muncul adalah penolakan. Alasan beragam diutarakan mulai dari merasa secara kompetensi belum siap, enggan melakukan karena pertimbangan resiko bahkan alasan-alasan lain yang sebenarnya tidak ada korelasinya.
Dari penolakan tersebut kemudian memunculkan sejumlah pertanyaan dibenak Anda.. Mengapa untuk suatu hal yang sebenarnya menurut Anda bermanfaat bagi orang tersebut atau mendatangkan keuntungan bagi team justru tidak memperoleh penerimaan dengan baik. Disinilah Anda merasa ada kesenjangan dimana Anda menaruh harapan terlalu tinggi terhadap team Anda sebaliknya mereka sendiri cenderung belum siap. Harapan pada suatu keberhasilan yang ujung-ujungnya juga akan berdampak kepada kendala pencapaian keberhasilan Anda sebagai seorang pemimpin.
Mengatasi hal tersebut disinilah perlunya pemimpin memiliki kemampuan dalam “Membaca Orang” sehingga dari sana Pemimpin tersebut dapat lebih tepat serta efektif dalam menggerakkan team, mengatasi serta mengantisipasi munculnya penolakan. Membaca orang disini bukan berarti pemaksaan pada kehendak kita atau kita melakukan hipnotis agar seseorang mau melakukan sesuatu atas perintah kita. Membaca orang disini sifatnya lebih kepada pendekatan “win-win solution” dimana akan jauh lebih mudah menghilangkan penolakan akibat perbedaan preferensi dengan menggerakkan rekan sekerja atau team dibawah Anda melalui celah preferensinya.
Berbicara preferensi itu meliputi beberapa hal dibawah :
-Apa yang menjadi focus perhatian mereka (team kita)?
-Apa yang menjadi motivator atau hasrat mereka untuk bergerak?
-Apa yang menjadi jembatan penghubung dengan mempelajajari gaya komunikasi mereka?
-Apa yang secara naluriah tidak dibahas (termasuk disini seperti apa yang disukai, ditakuti)?
-Apa yang dapat menjadi solusi untuk menjawab pertanyaan mereka? Dst..
Preferensi tersebut harus diketahui sebelum menuju kepada tahapan selanjutnya yaitu membaca orang (reading people) :
1.Menghapus sikap mengadili
Tiap orang memiliki karakter dan tipologi yang berbeda-beda. Immanuel Kant, Filosof Jerman yang beraliran Rasionalisme Kritis membaginya menjadi Tipologi Kolerik, Sanguinis, Phlegmatic dan Melankolik. Tipologinya tersebut bahkan dipopulerkan oleh Florence Litrarieure melalui bukunya yang terkenal berjudul “Personality Plus”.
Preferensi
|
Kolerik
|
Sanguinis
|
Phlegmatic
|
Melankolik
|
|
Kekuasaan
|
Orang
|
Irama
|
Kesempurnaan
|
|
Target yang jelas
|
Pengakuan dan Diterima Luas
|
Keamanan Kerja dan Diterima Kelompok
|
Kejelasan Pekerjaan dan Aturan
|
|
Apa
|
Siapa
|
Mengapa
|
Bagaimana
|
|
Kegagalan
|
Penolakan
|
Ketidakamanan
|
Konflik/Perkembangan
|
|
Diktator
|
Demokrasi
|
Prosedur
|
Tidak Terduga
|
|
Kekuatan Sifat/ Karakter
|
Kepribadian
|
Pengalaman
|
Pengetahuan
|
|
Memberi Tahu
|
Menjual Ide
|
Mendengar
|
Tulisan
|
Dengan perbedaan tipe tersebut tentu saja pendekatan yang dilakukan berbeda-beda sementara disatu sisi kita seringkali menilai seseorang berdasarkan sudut pandang kita, kita menuntut seseorang seperti apa yang kita mau bahkan tidak jarang kita menuding mereka tidak mampu hanya karena saat kita berikan satu penugasan mereka gagal melakukannya. Dalam ilmu membaca orang.. hal-hal tersebut tidak boleh dilakukan sebaliknya kita harus mampu bersikap netral melalui mencari latar belakang mengapa seseorang tersebut tidak mau mengikuti arahan kita.
2.Memberikan penekanan pada aspek kekuatan diri dan tidak tergantung pada kendali orang lain
Anda harus berani menghadapi resiko atas setiap tindakan yang dilakukan. Faktor kekuatan dalam diri harus didayagunakan secara konstruktif dan bermanfaat termasuk jika yang Anda hadapi adalah staf bermasalah.. staf senior di suatu Perusahaan. Saat ybs menolak Anda, inilah kesempatan untuk membuktikan kepemimpinan Anda. Jika Anda membela diri dengan berlindung dibalik kekuasaan orang lain maka Anda akan kehilangan respect dari ybs. Sebaliknya yang perlu Anda lakukan adalah mencoba mencari solusi guna mengatasi hal tersebut dengan upaya Anda sendiri. Bilamana pendekatan Anda berhasil maka ini akan dapat membangun hubungan yang positif serta kesempatan bekerjasama dengan mereka.
3.Memperkaya orang lain dengan memberikan tambahan pada bakat alami mereka
Alasan penolakan seringkali beragam namun yang terpenting adalah bagaimana Anda mengantisipasi hal tersebut. Dimulai dengan sikap tulus serta itikad membantu atau turun tangan saat team mengalami suatu permasalahan, membukakan pintu hati kepada team bahwa mereka mampu dengan mengingatkan kepada bakat serta kompetensi yang dimiliki dan semua prilaku tersebut dilakukan secara konsisten. Tujuannya agar setiap anggota team Anda tahu bahwa Anda mampu menempatkan diri untuk kapan bertindak sebagai atasan.. teman.. atau bahkan saudara bagi mereka.
4.Membicarakan lebih kepada perbedaan pribadi dan mengantisipasi hal tersebut
Berempati dan cenderung melihat dari kacamata orang lain. Setiap orang memiliki kelemahan yang tentu saja berbeda-beda satu dengan lainnya. Namun tidak hanya kelemahan dimana setiap orang juga memiliki kelebihan yang dapat didayagunakan secara optimal. Anda tidak akan tahu kelemahan team Anda jika tidak pernah berinteraksi dengan mereka.
5.Memberi dan merancang kemudian akan menuai kemudian
Memberi jauh lebih baik daripada meminta, kalaupun jika team kita menemui kesulitan atas suatu hal atau tugas yang diberikan kepadanya maka disini peran Anda selaku atasan membimbingnya. Membimbing bukan mengambil alih penugasan melainkan menciptakan kondisi terbuka pada suatu kesempatan bekerjasama. Kapan waktu yang tepat buat mereka menuangkan aktualisasi diri mereka sebaliknya Anda juga harus berperan serta untuk mau meluangkan waktu dalam sesi dimana tuntutan peran Anda dibutuhkan disana. Sebagai contoh : Anda hadir saat mereka presentasi untuk sekedar menguatkan mereka bahwa Anda mendukung mereka, jika tidak paham mereka dapat mengandalkan Anda bahwa Anda bisa diajar bertukar pikiran membantu memberikan arahan serta instruksi dst..
Memperhatikan tips tersebut tidak berhenti disitu namun yang perlu diperhatikan adalah terhadap kecenderungan khususnya terhadap individu yang menggunakan topeng. Menggunakan topeng sah-sah saja bahkan Eric Berne mengungkapkan dalam menghadapi lingkungan semua orang menggunakan topeng untuk maksud-maksud tertentu. Meski demikian kita tetap harus berhati-hati apalagi dengan mempertimbangkan fakta bahwa karakteristik yang muncul sangat bertolak belakang dengan kebiasaan.
Meski demikian dengan mempertimbangkan tips tersebut diharapkan sebagai atasan kita dapat melakukan sejumlah manuver.
-Manuver landasan hubungan sehat melalui kesempatan memberikan motivasi dan dukungan positif
-Manuver membentuk hubungan positif melalui memberikan penyuluhan dan melakukan koreksi jika ada kesalahaan
-Manuver membentuk hubungan yang produktif melalui kesempatan pendelegasian, mengembangkan bakat dan menyesuaikan gaya pimpinan Anda agar tepat dalam memperlakukan team dibawah Anda.
Terlepas dari itu semua dengan “membaca orang” akan memudahkan kita dalam berinteraksi. Hal yang membantu Anda dalam menciptakan kesempatan membangun hubungan jangka panjang secara lebih harmonis dan memberi tuntutan untuk terus mengasah kemampuan kita untuk mengetahui preferensi seseorang sehingga dapat membangun satu persepsi positif terhadap kepemimpinan Anda, memotivasi serta menggerakkan pada satu tujuan.