KOMPONEN POKOK DALAM LAPORAN LABA RUGI
29 March 2016
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Juwita Gunawan, S.E.
Pada umumnya kita mengenal istilah HPP. HPP yang kita kenal pada perusahaan dagang dan jasa, merupakan Harga Pokok Penjualan. Harga Pokok Penjualan merupakan salah satu komponen pengurang dalam laba rugi. Harga Pokok Penjualan juga penting bagi manajemen sebagai dasar pengendalian operasional perusahaan. Pada saat kita mendengar istilah HPP, maka hal itu dapat berarti harga pokok penjualan atau harga pokok produksi. Kedua harga pokok ini merupakan fokus yang berbeda bagi masing-masing fungsi dalam perusahaan. Manager produksi akan lebih fokus bagaimana cara menghasilkan harga pokok produksi yang lebih efisien dari standar. Sedangkan managemen puncak lebih berfokus pada pemantauan harga pokok penjualan karena berpengaruh langsung pada laba.
Komponen yang paling besar dalam operasional perusahaan pada perusahaan dagang maupun perusahaan industri adalah persediaan. Karena persediaan digunakan untuk prosses produksi, sehingga mempengaruhi harga pokok produksi, atau bagi perusahaan dagang, persediaan dijual sehingga menjadi harga pokok penjuualan. Jadi perhatian lebih besar ditujukan pada harga pokok persediaan cukup beralasan. Namun menaruh perhatian pada harga persediaan saja belum cukup, karena yang mempengarhui harga pokok produksi bukan hanya dari persediaan saja, namun juga dari biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Karena itu manajer produksi atau manajer operasional pada perusahaan industri akan focus pada harga pokok produksi yaitu Harga pokok persediaan ditambah biaya produksi. Perusahaan Jasa tidak memiliki kedua komponen tersebut sehingga pada perusahaan jasa jelas hanya harga pokok yang terdiri dari biaya biaya operasional.
Meskipun kita mengetahui bahwa harga pokok umumnya dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun dalam kasus tertentu, laporan harga pokok disajikan dalam laporan terpisah. Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan manufaktur. Hal ini karena dalam laporan harga pokok perusahaan manufaktur terdapat komponen bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead, work in process, dan barang jadi. Pada setiap tahapan perlu ditampilakn berapa nilainya. Oleh sebab itu laproan harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur umumnya disajikan terpisah dari laba rugi.
Bentuk laporan harga pokok disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan metode akuntansi yang dipilih. Dewasa ini, metode persediaan perpetual lebih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan dibandingkan dengan metode persediaan periodik. Hal ini karena metode persediaan perpetual lebih dapat memberikan informasi setiap saat tanpa harus menunggu perhitungan fisik persediaan bahkan dapat menampilkan hasil perhitungan harga pokok untuk suatu product yang akan diproduksi.
Laporan Harga Pokok
Laporan harga pokok adalah sebuah kertas kerja berupa perhitungan secara sistematis. Pada sistem akuntansi Manual biasanya hanya ditampilkan secara periodik namun sistem akuntansi komputer dengan menerapkan metode perpetual inventory dapat menghasilkan informasi secara visual kapan saja. Hal ini dapat dilakukan karena metode perpetual melakukan perhitungan berdasarkan transakasi yang telah di catat ke sistem komputer sedangkan metode Phisik melakukan perhitungan berdasarkan selisih antara persediaan awal ditambah mutasi dan dikurangi dengan sisa. Untuk mendapatkan sisa tentunya melalui perhitungan Phisik. Metode Phisik biasanya hanya menampilkan HPP secara keseluruhan pada satu periode tertentu sedangkan metode perpetual menghasilkan laporan HPP secara spesifik misalnya untuk satu produk tertentu.
Untuk memahami komponen dari harga pokok, perhatikan hubungan komponen-komponen berikut:
- Harga pokok penjualan = Harga Pokok Produksi + Biaya penjualan
- Harga Pokok Produksi = Harga Pokok Persediaan + Biaya Produksi
- Harga Pokok Persediaan = Bagian Persediaan Bahan Baku yang digunakan dalam Proses Produksi
- Persediaan = Pembelian bahan baku + biaya pembelian
- Biaya penjualan = Biaya-biaya yang diperlukan untuk menjual
- Biaya Produksi = biaya tenaga kerja + Biaya overhead pabrik
Manajemen sebenarnya ingin mengetahui antara harga pokok produksi riil dan harga pokok produksi standar. Sehingga dapat diketahui selisih efisiensi yang timbul. Pada kenyataannya, memang lebih sulit untuk mengetahui selisih variance yang timbul apabila perusahaan belum memiliki gambarang harga pokok produksi standar.
Selisih variance yang timbul dapat berupa inefisiensi atau efisiensi. Dengan informasi tersebut, maka perusahaan dapat menganalisa apakah inefisiensi yang timbul dipengaruhi oleh pemakaian bahan yang berlebih atau kapasitas produksi yang tidak maksimal, dan lain-lain. Dengan semakin rendahnya harga pokok suatu perusahaan, maka margin yang akan diperoleh akan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya, dengan semakin besarnya harga pokok penjualan atas sebuah produk, maka margin yang diperoleh pun semakin tipis.
Apabila margin kotor yang diperoleh perusahaan semakin kecil, maka perusahaan perlu menganalisa, apakah margin tersebut cukup untuk membiayai biaya operasional penjualan perusahaan. Biaya operasional perusahaan mencakup biaya penjualan serta biaya umum administrasi. Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjual produk tersebut, termasuk biaya gaji penjualan, biaya kirim, biaya promosi, dll. Sedangkan biaya administasi berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan namun tidak berpengaruh langsung dengan penjualan produk ybs. Umumnya biaya penjualan perusahaan akan meningkat seiring dengan peningkatan penjualan perusahaan. Sedangkan biaya umum administrasi akan stabil setiap bulannya.
Singkatnya, setelah mengetaui peran harga pokok dalam laporan perusahaan, maka diharapkan manajemen dapat lebih fokus untuk lebih memperhatikan hal ini dalam perusahaannya. Apakah harga jual yang ditetapkan telah sesuai bagi perusahaan dalam bersaing dalam dunia bisnis, dan apakah telah wajar dalam mencukupi pengeluaran operasional perusahaan. Meskipun harga pokok sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kondisi pasar, namun perhatian manajemen terhadap hal ini juga penting bagi kemajuan operasional perusahaan.