Mengembangkan Model Kompetensi
22 February 2016
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:
Anidiah Rianisari, S.Psi
Model kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat memenuhi persyaratan untuk menempati suatu jabatan. Seringkali istilah mengenai kompetensi ini digunakan di lingkungan kerja. Definisi kompetensi di tempat kerja merujuk pada kecocokan seseorang dengan pekerjaannya
Untuk mengembangkan model kompetensi terdapat beberapa hal krusial yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan oleh pihak manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dalam organisasi. Model kompetensi untuk suatu perusahaan disusun unik untuk disesuaikan dengan karakteristik organisas tersebut. Antara satu organisasi dengan yang lainnya hal ini dkarenakan kebutuhan dan juga karakteristik untuk setiap perusahaan berbeda-beda. Selain itu ada factor-faktor lain seperti budaya organisasi, focus, jenis usaha organisasi, perilaku karyawan yang diharapkan, serta tujuan dan target yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Selain beberapa hal diatas, yang perlu untuk diperhatikan adalah penentuan model kompetensi untuk posisi manajerial. Untuk dapat mencapai target organisasi dan untuk mengelola sumber daya manusia yang ada diperlukan ketrampilan manajerial yang berbeda beda sesuai dengan karakteritik SDM dan juga
Model kompetensi dapat digunakan untuk membantu dalam mengenali ketrampilan-ketrampilan, pengetahuan dan karakteristik pribadi yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal. Model kompetensi berisi sekumpulan kompetensi yang berkolaborasi untuk dapat menentukan kinerja sukses pada lingkungan dan jabatan tertentu. model kompetensi in digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan fungsi sumber daya manusia diantaranya rekrutmen, pelatihan, pengembangan, dan sistem manajemen kinerja.
Bentuk dari model kompetensi bisa beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. namun terdapat bentuk umum dari sebuah model kompetensi yangmemiliki unsur-unsur berikut ini:
1. Nama kompetensi beserta deskripsinya secara rinci.
2. Deskripsi atas kegaiatan atau perilaku yang terkait dengan kompetensi
3. Diagram Model (ringkasan model yang disajikan dalam bentuk grafik agar menarik)
Selain ketiga unsur tersebut, model kompetensi berisi pula mengenai deskripsi tiap ketrampilan maupun keahlian yang dibutuhkan untuk setiap tingkatan keahlian serta kompetensi yang dibutuhkan untuk setiap tingkatan pekerjaan.
Ketika akan mengembangkan suatu model kompetensi, berikut merupakan tahap dalam mengembangkan model kompetensi
1.Menentukan metode pengumpulan data
2.Mengumpulkan dan mengolah data
3.Menentukan dan melakukan validasi kompetensi yang dibutuhkan per fungsi atau jabatan.
Tahap I: Menentukan Metode Pengumpulan Data
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempelajari hal-hal kritikal dan diperlukan dalam merefeksikan kinerja pada jabatan tertentu. Berikut merupakan alur kerja dalam metode pengumpulan data.
·Mengidentifikasi input, proses, dan output
·Menentukan objektif/tujuan
·Menentukan indicator
·Menghubungkan dengan peran tertentu
·Menentukan indicator perilaku
Tahap II: Mengumpulkan dan Mengolah Data
Langkah selanjutnya adalan melakukan pengumpulan data dan mengolahkan menjadi data yang lebih valid dan disesuaikan dengan kondisi organisasi dan perusahaan. Apabila informasi yang dibutuhkan seperti deskripsi pekerjaan, proses dan prosedur kerja, serta indicator kinerja sudah didapatkan, maka yang selanjutnya dilakukan adalah merangkum informasi yang diperoleh menjadi suatu informasi inti yang akan divalidasi melalui diskusi kelompok dan wawancara dengan pemegang jabatan, peer, atasan dan bawahan yang bersangkutan.
Tahap III: Menentukan dan Melakukan Validasi Kompetensi yang Dibutuhkan per Fungsi atau Jabatan
Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun model kompetensi yang sesuai dengan organisasi berdasarkan informasi yang diperoleh sebelumnya. Penentuan tipe kompetensi dan definisi kompetensi disesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik organisasinya.Setelah menentukan model kompetensinya kemudian dilakukan proses validasi. Validasi ini berguna untuk menentukan kompetensi yang benar-benar dibutuhkan dalam organisasi bahkan sampai unit yang terkecil.