5R Pembentuk Mental Bangsa Yang Siap Bersaing Internasional
19 December 2015
Category: PRODUCTIVITY AND QUALITY
Penulis:
Septa Ika Pratiwi, S.I.Kom.
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara merdeka sejak 70 tahun yang lalu. Kemerdekaan yang utuh bukan hanya tentang deklarasi pemimpin bangsa namun juga harus dibarengi dengan mental bangsa yang menunjukkan sudah merdeka. Mental bangsa harus dibentuk melalui pendalaman-pendalam pembentukan sifat dan kepribadian Sumber Daya Manusia di Indonesia.
Sebagian besar Sumber Daya Manusia masih belum mampu menunjukkan sifat dan kepribadian yang mampu bersaing di kancah Internasional. Sebagian besar dari mereka menunjukkan ketidaksiapan go global. Mereka lebih membudayakan budaya santai yang telah mendarah daging dalam kehidupan mereka, baik dalam kehidupan sosial ataupun terlebih dalam dunia kerja mereka. Sebagian orang ini terkesan menyepelekan kemajuan dunia yang menuntut manusia untuk lebih berkompetisi secara cepat.
Negara-negara maju di luar sana sudah berlomba-lomba untuk dapat “menguasai dunia”, entah itu dari bidang ekonomi, bisnis, politik, pendidikan, kemajuan teknologi, ataupun dari bidang lainnya. Sebut saja Jepang yang hampir mampu mengusai share market untuk produk mobil Toyota. Padahal Jepang mengalami kehancuran yang sangat ketika Hirosima dan Nagasaki dibom pada Agustus 1945, waktu yang sama dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jepang memulai kembali kehidupan kenegaraannya dari nol, hingga kini dia mampu bangkit dan berjajar dalam urutan Negara Maju. Sedangkan di Indonesia, masih sibuk memikirkan pengangguran-pengangguran yang berdesakan meronta pekerjaan atau tentang Tenaga Kerja Indonesia yang terlantar, yang dipasung atau yang dipulangkan paksa dari Negara-negara tetangga. Ironis.
Harusnya dari keironisan ini, Indonesia belajar bagaimana Jepang membentuk mental bangsanya untuk terus melakukan kemajuan. Setidaknya Indonesia mampu berfikir untuk lebih berani dalam mengembangkan dunia bisnis di Indonesia, tidak hanya berlindung pada zona nyaman saja. Indonesia harus mampu menumbuhkan kepribadian dan mental bangsa untuk membudayakan kedisiplinan, khususnya dalam bekerja. Sedangkan di Indonesia sendiri bisnis manufacture yang melimpah ruah kurang diimbangi dengan mental pekerjanya yang masih ‘melempem’ terhadap kemajuan.
Sebagian dari SDM Indonesia memilih pekerjaan yang santai dan berada pada zona nyaman tanpa memikirkan kemajuan bangsa pada akhirnya. Mereka yang terbiasa dengan kondisi manufacture yang berantakan dan tidak menjamin keselamatan inilah yang harus dibentuk pikiran serta mental mereka untuk lebih terbuka dengan perkembangan bisnis dunia. Di luar sana, perusahaan-perusahaan asing di dalam dan di luar negeri yang mampu tetap “berdiri tegak” sadar akan pentingnya proses-proses penopang good manufacturing, meskipun harus membentuk mental pekerjanya dengan tidak mudah.
Salah satu pondasi yang harus dibangun untuk mencapai good manufacturing adalah budaya 5R. Budaya 5R yang berasal dari Jepang ini dapat diadaptasi oleh Bangsa Indonesia, sederhananya mungkin untuk lingkup good manufacture terlebih dulu, sebelum pada lingkup yang lebih luas pada umumnya. 5R ini mengajarkan budaya yang mendisiplinkan Bangsa Indonesia sehingga lebih siap untuk bersaing di kancah Internasional.
5R ini merupakan kepanjangan dari konsep Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Kelima bentuk konsep ini merupakan serangkaian hal-hal yang harus diterapkan secara berurutan. Konsep ringkas yang memilah barang yang penting dan tidak penting, kemudian dirapikan berdasarkan identitas dan letaknya merupakan langkah mudah yang harus dilakukan di awal. Kemudian diikuti dengan konsep resik yang harus menerapkan kondisi manufacture tetap bersih. Ketiga konsep ini akan nihil bila tidak diikuti oleh konsep keempat yaitu rawat, tindakan menjaga dan mempertahankan hasil dari ketiga proses sebelumnya. Belum cukup dengan keempat konsep ini, 5R disempurnakan dengan konsep rajin sebagai bentuk pengulangan dan pendisiplinan keempat konsep di atas.
Bisa dibayangkan bila setiap manufacture di Indonesia mampu menerapkan 5R dengan apik, proses bisnis akan berjalan lebih efektif dan efisien. Memang terkesan susah untuk merubah mindset manusia Indonesia yang sudah terlampau nyaman di budaya santai dan tidak teratur. Tapi mau tidak mau, Indonesia harus mampu menerapkan 5R dalam manufacture agar bisnis dalam negeri mampu bersaing dengan bisnis-bisnis asing sekelas Jepang, Amerika, Jerman, dan negara-negara maju lainnya.
Dengan pondasi yang kuat menuju good manufacturing, mental bangsa Indonesia sedikit demi sedikit pasti terbentuk menjadi mental yang siap bersaing secara Internasional. Dengan bentukan mental yang seperti ini, bias dibayangkan bagaimana perkembangan bisnis di Indonesia di beberapa tahun kemudian. Dengan kemajuan ini, pasti Indonesia tidak lagi memikirkan Tenaga Kerja Indonesia yang merana jauh di sana, tetapi sudah pada taraf target-target international share market. Pada level inilah, kemerdekaan secara deklarasi dan secara mental dapat diraih secara utuh oleh Bangsa Indonesia.