Pilihan Investasi Masa Kini : Mengenal Instrumen Derivatif
07 December 2015
Category: ACCOUNTING
Penulis:
Dedik Irawan, S.E
Perkembangan perdagangan berjangka atau futures market, awal mula terjadi pada abad ke-18. Dimana kontrak ini didasari oleh keprihatinan para pedagang akan nasib para petani yang pada saat menjual hasil panen kepada tengkulak atau pedagang perantara selalu mendapat harga jauh lebih rendah dari harga yang seharusnya (diluar harga wajar) demi keuntungan pribadi oknum tersebut. Atas dasar pemikiran inilah yang akhirnya lahir sebuah perkumpulan para pedagang dan petani serta pembeli yang disebut sebagai bursa. Bursa pertama kali yang didirikan adalah Chicago Board of Trade (CBOT) pada tahun 1848, tetapi kontrak yang dibuat masih terbatas pada komoditi jagung. Bursa yang kedua didirikan adalah Chicago Produce Exchange pada tahun 1874 yang kemudian pada tahun 1898 berganti nama menjadi Chicago Mercantile Exchange (CME).
Seiring berkembangnya konsep perdagangan berjangka inilah yang kemudian memunculkan produk-produk baru turunan dari produk utamanya yang selanjutnya dikenal dengan Perdagangan Derivatif. Perdagangan derivatif memberikan suatu keuntungan lebih diluar kontrak berjangka konvensional yaitu dapat memberikan kesempatan untuk membeli "kontrak jual / sell" terlebih dahulu untuk melindungi hasil timbunan sebelumnya sehingga mengurangi ketakutan / risiko akan turunnya harga hasil panen yang akan terjadi di masa panen nantinya. Konsep yang pada intinya adalah "lindung nilai / hedging" ini dilihat semakin menarik oleh Negara-negara maju. Karena itulah konsep yang sifatnya melindungi ini yang akhirnya dipergunakan untuk melindungi kestabilan mata uang dari Negara-negara maju tersebut dan menciptakan sebuah pasar baru yang disebut Pasar Foreign Exchange (FOREX) pada abad ke-20.
Pada tahun 2006, New York Stock Exchange bersama-sama dengan London Exchanges "Euronext" melaksanakan perdagangan berjangka secara elektronik untuk membentuk suatu bursa perdagangan berjangka dan opsi lintas benua yang pertama kalinya. Hingga saat ini derivatif menjadi salah satu produk investasi yang digemari para investor, terutama kalangan mudah yang berambisi memperoleh tingkat return yang tinggi. Tapi sudah sepantasnya kita tidak lupa bahwa “high return = high risk”. Untuk itu sebelum kita jauh berangan-angan dan malah semakin binggung, mari kita mengenal dulu instrument derivatif yang ada pada pasar berjangka saat ini.
Intrumen Derivatif yang berkembang pada saat ini meliputi: forward, futures, swaps dan option. Secara ringkas instrument tersebut dapat kita artikan sebagai berikut:
-Forward adalah kontrak atau perjanjian jual beli (komoditas) dengan ketentuan harga tertentu di masa yang akan datang.
-Futures adalah kontrak atau perjanjian jual beli (non komoditas) dengan ketentuan harga tertentu di masa yang akan datang.
-Swaps adalah kontrak berjangka untuk mata uang asing dan suku bunga.
-Option adalah pemberian hak bagi pemegang opsi untuk menjual atau membeli asset tertentu (underlying asset).
Dari keempat intrumen derivatif di atas, kita akan membahas mengenai futures dan option yang dalam perkembangannya sangat diminati oleh para investor Indonesia yang mana mengklaim diri dengan sebutan trader dengan kegiatan trading yang melekat padanya dan menjadi kesibukan sehari-hari. Banyak sekali komunitas trader di Indonesia, jadi bagi pemula dianjurkan mencari komunitas terlebih dahulu agar lebih memahami kegiatan para trader dalam berinvestasi.
Kembali lagi ke pokok pembicaraan kita. Yang pertama kali ini kita akan mengupas tentang futures atau kontrak berjangka merupakan suatu kontrak atau perjanjian untuk menjual atau membeli suatu produk pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Objek atau produk yang diperjual belikan disebut dengan variabel pokok yang pada umumnya berupa saham, indeks saham, komoditi, mata uang asing, suku bunga, dll. Harga tertentu yang dimaksud adalah harga kontrak berjangka di bursa yang terjadi berdasarkan tawar menawar antara pembeli dan penjual. Kontrak futures ini mempunyai jarak waktu dengan settlement date yang berbeda satu dengan lainnya, ada yang sangat dekat, sedang ataupun jauh. Kedua belah pihak dalam kontrak futures dapat menunggu pelaksanaan kontrak futures sampai dengan settlement date, atau bisa juga keluar dari posisinya (melikuidasi posisi) sebelum settlement date dengan cara mengambil posisi yang berlawanan pada kontrak futures yang identik. Dalam arti, pihak pembeli atau penjual tidak bisa begitu saja membatalkan kontrak dan melarikan diri dari kewajibannya.
Instrumen derivatif yang akan kita bahas selanjutnya yaitu option. Option merupakan suatu jenis kontrak antara 2 (dua) pihak dimana satu pihak memberi hak kepada pihak lain untuk membeli aset tertentu pada harga dan periode tertentu. Di sisi lain kontrak juga mengizinkan Pihak untuk menjual aset pada harga dan periode tertentu. Pihak yang membayar dan menerima hak disebut pembeli option sedang pihak yang menjual disebut penjual option. Option tidak akan bernilai jika pada tanggal jatuh temponya kontrak tersebut tidak dilaksanakan. Pemegang option tidak diwajibkan untuk melaksanakan haknya atau akan melaksanakan haknya jika perubahan dari harga underlying assetnya akan menghasilkan keuntungan baik dengan menjual atau membeli underlying asset tersebut.
Di Indonesia option yang sangat digemari para trader adalah opsi saham. Opsi saham yang sebenarnya adalah otoritas kita untuk memutuskan menjual (put option) atau membeli saham pada waktu dan harga tertentu (call option). Secara awam kontrak opsi sahamadalah kita tidak membeli saham tersebut melainkan membeli hak untuk membeli dan menjual saham dengan harga tertentu. Pada kontrak option harus disebutkan secara jelas harga kesepakatan untuk menjual atau membeli saham yang disebutregardless market condition, jangka waktu berlaku option atauexpiry date-nya, misalnya pada akhir bulan tertentu dan tahun tertentu, sifat option tersebut apakah pada posisi buy atau sell, dan stock yang ditetapkan. Karena ciri khas option yang mempunyai batas kadaluarsa, maka investasi ini mempunyai value of money. Semakin dekat dengan batas kadaluarsa maka harga option akan semakin murah.
Dari urain diatas, kita dapat melihat bahwa pasar modal atas instrumen derivatif ini adalah salah satu alternatif sumber pembiayaan dan wahana investasi yang telah menjadi salah satu indikator ekonomi Indonesia. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam satu dekade ini mengalami peningkatan yang cukup baik, hal itu terlihat antara lain dari peningkatan kualitas maupun kuantitas baik sarana maupun prasarananya. Faktor yang turut menentukan dalam mengembangkan pasar modal adalah tersedianya instrumen investasi yang lebih variatif.
Pemerintah menyadari sepenuhnya pentingnya keberadaan pasar derivatif sebagai subsistem pasar keuangan Indonesia, yang memiliki peranan strategis sebagai mekanisme tranfer risiko, price discovery, market integrity yang membuat pasar keuangan semakin terpercaya, enhance effisiency, dan enhance liquidity. Pada dasarnya pasar derivatif bukanlah judi, tetapi kita dapat dengan bijak untuk menjadi investor yang ber spekulasi atau dengan proses analisa. Anggapan tentang judi inilah yang menyebabkan pasar derivatif tidak berkembang dengan baik.
Pasar kontrak berjangka adalah sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, sebab secara makro keberadaan pasar derivatif akan membantu terciptanya pasar keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya juga akan membantu sektor real (dunia usaha) mendapatkan modal usaha secara efisien. Dengan pasar keuangan yang efisien dalam arti transparan dan transaksi tidak tinggi biayanya, dengan risiko ketidakpastian di Indonesia yang semakin kecil, dan dunia luar akan melihat Indonesia sebagai pilihan berinvestasi, sehingga akan terjadi capital inflow yang sangat berguna untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia. Yang paling penting, peranan pasar derivatif menunjang transparansi pasar keuangan.