Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

MEMBANGUN INTEGRITAS : Solusi Meningkatkan Profesional Di Tempat Kerja

08 August 2015
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Wahyu Intan Martina, S. Psi
MEMBANGUN INTEGRITAS : Solusi Meningkatkan Profesional Di Tempat Kerja

Setiap profesi memiliki kode etik professional yang harus dipatuhi. Ada yang sifatnya tertulis kemudian disosialisasikan kepada seluruh staf sehingga diharapkan staf memahami apa yang menjadi peraturan atau kebijakan dari suatu Perusahaan. Tidak jarang etika tersebut hanya disampaikan secara lisan dimana setidaknya staf mengetahui akan adanya suatu Peraturan. Bisa dibayangkan jika yang tertulis saja kalau tidak sering diingatkan seringkali terlupa apalagi jika itu disampaikan secara tidak tertulis???

Membahas kode etik profesi tidak pernah lepas dari aspek integritas. Membahas tentang integritaspun tidak akan pernah ada habisnya dan menjadi trending topics di era modern seperti saat ini. Mengapa demikian?

Coba kita melihat saat ini tidak hanya kondisi di Perusahaan namun juga di Pemerintahan. Bagaimana seseorang yang sangat pintar dan ditunjuk memegang jabatan penting namun mudah sekali melakukan tindakan korupsi, memperkaya diri dengan menyalahgunakan kewenangan, serta tindakan penyelewengan lainnya.. Singkatnya menghalalkan berbagai macam cara untuk memuluskan keinginannya dan bilamana perlu memperoleh keuntungan yang tinggi dari sana. Jika itu berbau politis dan sosok itu sangat dikenal publik bukan tidak mungkin menjadi opini negatif serta menjadi cibiran masyarakat. Namun jika itu Pengusaha dan karyawan tentu juga berdampak kepada reputasipribadi maupun kredibilitas Perusahaan.

Mario Teguh, motivator ternama di Indonesia menyebut kata Integritas sebagai “kesetiaan yang benar”. Wikipedia juga menyebut integritas sebagai suatu konsep yang menunjukkan konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip.

Dalam konteks dunia kerja, Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik perusahaan. Singkatnya memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan serta etika (ini dilakukan secara konsisten walaupun sulit melakukannya). Integritas seorang staf dinilai jika staf tersebut taat pada peraturan yang ditentukan dan kesediaan bekerjasama untuk memenuhi tuntutan organisasi. Ini adalah hal yang paling mendasar dan biasanya menjadi tuntutan di level operasional.

Akan berbeda jika staf tersebut sudah berada di upper middle management ( leader suatu team). Indikator aspek integritas tidak hanya dinilai dari diri pribadi namun juga pada pengalaman critical incidents yang bersangkutan saat dihadapkan pada situasi penuh konflik (conflict of interest), tanggung jawab yang sulit serta mengambil suatu keputusan yang tidak popular yang memungkinkan untuk menempatkan dirinya sebagai public enemy. Seorang leader yang baik harus memiliki keberanian mengambil resiko (dalam konteks yang positif). Risk taker demikian yang akan membuat organisasi bisa bertahan serta beradaptasi dengan tuntutan yang ada meski itu dengan tetap mentaati aturan yang telah menjadi kesepakatan di Perusahaan.

Saat ini yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan SDM di Perusahaan kita? Apakah aspek integritas tersebut sudah dimiliki sebagian besar staf di Perusahaan? Kalaupun belum apakah bisaditumbuhkan begitu saja dengan memaksa mereka mengikuti sejumlah program-program pelatihan yang disetting sedemikian rupa untuk bisa mengakomodir kepentingan tersebut?

Akan bisa ditebak jika kegiatan pelatihan tersebut berupa hard skill maka hasilnya akan efektif sementara integritas adalah soft competence (soft skill). Seperti lazimnya soft skill maka akan berhasil dan bertahan lama jika pendekatannya melalui menumbuhkan kesadaran dari dalam diri. Perusahaan perlu memikirkan solusi untuk bisa membangun integritas diantara karyawannya dengan membuat sistem manajemen serta budaya organisasi yang terintegrasi. Tentu saja melalui sistem yang dibuat transparan serta terbuka, pertanggungjawaban/kewenangan yang jelas serta reward atau punishment atas prilaku kerja.

Keberadaan sistem manajemen dan budaya organisasi diharapkan bisa menumbuhkan sikap integritas diantara staf Perusahaan. Jika seseorang memiliki integritas yang baik maka dengan sendirinya semangat memiliki perusahaan itu ada (sense of belonging), komitmen untuk mau berkorban dan tentu saja dedikasi yang baik bagi Perusahaan.

Kecenderungan yang nampak dari prilaku seseorang yang memiliki integritas yang tinggi adalah rasa percaya diri yang tinggi serta mudah mempengaruhi lingkungan kerjanya untuk dapat berperilaku jujur serta professional. Hal lain seseorang yang memiliki integritas yang tinggi juga memiliki kepekaan dalam menangkap suatu isu negative sehingga tidak mudah terbawa arus dan mampu bersikap tegas sebagai komitmennya dalam berperilaku jujur serta professional.

Tidak hanya integritas dari sisi karyawan, demikian halnya dengan Perusahaan jika Perusahaan tersebut juga menerapkan praktik bisnis yang etis itu juga menjadi keunggulan tersendiri dan akan menjadi kekuatan terutama jika public menceritakan melalui rekomendasi dari mulut ke mulut. Prilaku etis serta kualitas integritas terbaik akan menjadi lebih kuat daripada iklan apapun.

Oleh sebab itu bila ingin membangun kekuatan integritas, maka jangan biarkan hanya sebagai “lips services” sebaliknya transformasikan kata integritas tersebut menjadi suatu energy yang positif sehingga Anda bisa merasakan dan menikmatinya di lingkungan kerja (Djajendra).

   For Further Information, Please Contact Us!