Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

3 CARA AKUNTAN MENERAPKAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE

18 April 2020
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:         Vincent Yofieanto, S.Ak.
3 CARA AKUNTAN MENERAPKAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE

Artificial Intelligence (AI) atau yang dapat disebut dengan kecerdasan buatan pada saat ini dapat dikatakan siap untuk mengubah industri keuangan dan akuntansi dengan berbagai kemajuan seperti menghilangkan tugas membosankan dan memberikan waktu bagi staf keuangan untuk memprioritaskan tanggung jawab yang berdampak lebih besar. Namun mayoritas perusahaan masih belum menggunakan AI, karena ketidakpastian yang ada dalam dunia bisnis atau pengembalian investasi (ROI).

Kurangnya pemahaman kegunaan daripada AI adalah masalah yang sedang terjadi bagi staf keuangan yang berurusan dengan sejumlah besar data. Dalam era transformasi digital, semakin banyak klien yang mendigitalisasi proses, dan meningkatkan jumlah spreadsheet dan dokumen akuntansi serta auditor profesional harus mampu menganalisa.

Untuk merampingkan proses dan menggambarkan wawasan yang lebih dalam, perusahaan harus mengeksplorasi peluang saat ini yang ditawarkan oleh AI. Berikut adalah tiga cara teknologi canggih ini dapat mengambil pekerjaan kasar dari tugas sehari-hari:

1.Merampingkan Entri Data Dan Mempermudah Analisa

Kecerdasan buatan membantu manajer keuangan tetap berada di atas transaksi di tengah sistem yang membosankan dan menyita waktu. Daripada data keuangan yang tersebar di beberapa dokumen seperti PDF dan spreadsheet, machine learning— cabang kecerdasan buatan — mengekstrak data dari gambar tanda terima, mengklasifikasikan secara otomatis berdasarkan kategori pembelanjaan dan mempopulasikan laporan untuk dianalisis di satu tempat.

Laporan komprehensif ini dapat memberikan wawasan cerdas kepada bisnis untuk meningkatkan perencanaan keuangan. Machine learning juga menarik wawasan yang lebih dalam saat memproses data seiring berjalannya waktu, yang berarti bisnis dapat memperoleh pandangan yang lebih komprehensif dalam pola pembelanjaan jangka panjang dan akuntan dapat memberikan nilai yang lebih besar kepada organisasi dengan memberi saran kepada klien tentang peramalan anggaran yang optimal.

2.Mengurangi Fraud

Pengeluaran perusahaan telah menjadi semakin terdesentralisasi. Saat ini, karyawan menghabiskan lebih banyak uang pada lebih banyak kategori pengeluaran dengan menggunakan metode pembayaran lebih dari sebelumnya. Dengan data keuangan tumbuh dan menyebar pada berbagai cara pembayaran, risiko penipuan dan ketidakpatuhan akan meningkat.

Menurut Association of Certified Fraud Examiners, perusahaan rata-rata kehilangan 5 persen dari pendapatan tahunan yang disebab kan oleh internal fraud. Perusahaan dan auditor biasanya hanya dapat mengaudit 10 persen laporan biaya secara manual, sehingga mayoritas potensi fraud tidak terdeteksi.

Pada sisi lain, AI dapat membantu proses Audit hingga mendekati 100 persen dari laporan pembelanjaan. Dengan memprediksi pola dan mendeteksi berbagai anomali dalam data keuangan, AI dapat membantu auditor mendenteksi pengeluaran yang bertujuan untuk fraud sebelum dilakukan reimburse. Selain itu, AI juga dapat dengan mudah menangani populasi dalam data keuangan dengan tingkat akurasi yang sama. Bahkan, menganalisis lebih banyak data membuatnya lebih cerdas dan lebih baik dalam menanggulangi fraud.

3.Menegakkan Kebijakan Perusahaan

AI dapat digunakan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi masalah ketidakpatuhan pada data keuangan secara drastis. Purchase order, recruitment, delivery order, dan transaksi kartu kredit secara otomatis dapat dipindai untuk pembelian yang dilakukan di luar kebijakan — memungkinkan auditor untuk segera menemukan kesalahan dan membantu menegakkan kebijakan perusahaan kepada karyawan. Misalnya, AI dapat secara otomatis mendeteksi pelanggaran biaya karyawan seperti batasan atau pengeluaran pribadi, tanda terima yang tidak dapat diverifikasi, penggunaan kartu kredit pribadi, Penjual terlarang, dan tambahan lain untuk perjalanan dinas.

Dengan meningkatnya visibilitas ke pola belanja perusahaan, organisasi juga dapat menentukan kebijakan mana yang bekerja untuk perusahaan, serta Apakah pelanggaran kebijakan tertentu dapat dibenarkan. Misalnya, menggunakan layanan ekonomi berbagi dapat menghemat uang perusahaan, menunjukkan kesempatan untuk memperbarui prosedur kebijakan yang lebih selaras dengan kebiasaan karyawan. Menggunakan aplikasi AI untuk mengumpulkan dan meringkas angka membantu manajer keuangan mengidentifikasi tren untuk membuat rekomendasi berbasis data untuk kebijakan perusahaan klien mereka.

Konsultan keuangan sudah terlalu lama tidak memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu. Dengan memanfaatkan AI (yang merupakan solusi), tentu saja konsultan keuangan dapat merampingkan analisis data dan fokus pada fungsi yang lebih strategis untuk klien mereka.

   For Further Information, Please Contact Us!