AUDITOR INTERNAL ANTARA OUTPUT, OUTCOME DAN BIAYA AUDIT
20 March 2020
Category: INTERNAL AUDIT
Penulis:
Gayuh Musonef, A.Md., S.E., M.Ak.
Efektifitas dan efisiensi tentunya menjadi tujuan utama dari sebuah perusahaan dalam setiap proses bisnisnya. Semakin efektif dan efisien sebuah perusahaan tentunya potensi dari perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba akan semakin tinggi. Dalam kaitannya mencapai efektifitas dan efisiensi yang optimal, manajemen perusahaan melakukan berbagai upaya salah satu diantaranya adalah pembentukan unit auditor internal.
Auditor internal yang secara fungsionalitas melakukan pemeriksaan terhadap pengendalian internal, prosedur serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan ataupun prosedur dan consulting demi mencapai efektifitas dan efisiensi usaha, singkat cerita output pemeriksaan auditor internal hanyalah berupa dokumen laporan hasil pemeriksaan yang didalamnya terdapat berbagai temuan kemudian rekomendasi atas temuan terkait. Lantas apakah cukup sampai disitu? Apakah kemudian auditor setelah menghasilkan output bisa dikatakan telah mendukung efektifitas dan efisiensi perusahaan?. Jawabannya tentunya tidak, prosesnya umumnya adalah seperti ini, secara tanggungjawab, auditor internal harus menyampaikan output pemeriksaannya kepada auditee dan ditembuskan kepada manajemen, selanjutnya auditee menindaklanjuti hasil pemeriksaan yang tertuang dalam laporan hasil pemeriksaan tersebut. Dari proses demikian ketika rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh auditee maka bisa dikatakan bahwa outcome (bermanfaatnya suatu output) dari auditor internal tersebut telah tercapai, bahkan outcome yang lebih advance adalah ketika tren temuan dari hasil pemeriksaan auditor internal mengalami penurunan dari waktu ke waktu itu yang mana hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan semakin sehat dan itu tidak terlepas dari peranan auditor internal.
Namun ketika banyak rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang tidak ditindaklanjuti oleh auditee, auditor internal tersebut bisa dikatakan gagal dalam mencapai target sasaran sampai dengan tataran outcome. Tentunya hal ini sangat bermasalah bagi manajemen. Bagaimana tidak, mereka telah mengeluarkan banyak biaya untuk mendukung unit auditor internal dalam melaksanakan pemeriksaan dengan harapan untuk bisa mencapai efektifitas dan efisiensi yang optimum namun karena hasil pemeriksaan tersebut tidak ditindaklanjuti oleh auditee, biaya yang dikeluarkan tersebut tidak membuahkan hasil seperti yang diinginkan.
Contoh nyatanya adalah ketika sebuah perusahaan yang mempunyai kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga auditor internalnya pun melakukan pemeriksaan sampai ke wilayah kantor cabang terkait, tentunya ini biayanya tidak murah, karena komponen biaya-biaya tersebut paling tidak harus memuat biaya transportasi, akomodasi, uang saku dsb. Dengan besarnya biaya yang dikeluarkan tersebut tentunya target sasaran dari auditor internal tidak hanya sampai tataran output saja melainkan harus sampai ke sasaran outcome.
Seperti penjelasan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa efektifitas dan efisien si itu harus melibatkan banyak pihak dalam sebuah perusahaan. Dalam konteks auditor internal ini hendaknya rekomendasi dari auditor internal harus ditindaklanjuti oleh auditee begitu pula seorang pimpinan harus dengan tegas memerintah auditee terkait untuk bisa menindaklanjuti hasil pemeriksaan auditor, dengan seperti capaian sasaran auditor internal tidak hanya pada output saja melainkan sampai dengan sasaran yang lebih esensi yaitu outcome, pembiayaan yang dikeluarkan untuk auditor internal secara optimal mendukung fungsi dari auditor internal tersebut.