MENGENAL “OKR” SEBAGAI PERTUMBUHAN BISNIS YANG LEBIH BAIK
02 March 2020
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:
Mega Madya Karlina Sari, S. Psi
Objective and Key Result atau yang lebih dikenal dengan OKR telah ada sejak tahun 1970-an, konsep ini dibuat oleh Andy Grove dan dipopulerkan oleh John Doerr yang merupakan salah satu investor pertama di Google. Jika dijabarkan secara singkat, Objective menunjukkan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai (Where to go) sedangkan Key Result adalah bagaimana cara untuk mencapainya (How you will get there). Konsep OKR merupakan sistem manajemen kinerja yang sederhana, mudah digunakan dan agile, sesuai dengan kondisi bisnis yang sangat dinamis seperti saat ini. Sebut saja perusahaan besar seperti LinkedIn, Twitter, Dropbox, Spotify, AirBnb, dan Uber telah menerapkan konsep OKR.
OKR vs KPI
Objective and Key Result “OKR” menggambarkan tujuan perusahaan dan tim, serta sejauh mana tujuan telah tercapai. OKR memiliki tujuan yang lebih spesifik dan disertai langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. OKR tidak hanya disusun dilevel organisasi/perusahaan, tetapi di tingkat tim hingga perorangan. Jangka waktu OKR rata-rata disusun per kuarter (setiap 3 bulan sekali).
Sedangkan KPI atau Key Performance Indicators merupakan metrik kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu organisasi. KPI dapat diterapkan untuk program, proyek, produk, ataupun bentuk lainnya. Menggunakan KPI dapat mengukur tingkat keberhasilan penjualan hingga pertumbuhan media sosial suatu perusahaan.
Cara Menyusun OKR
1.Pilih tools yang akan digunakan. Pastikan bahwa semua karyawan yang terlibat telah dibekali terkait OKR dan memiliki pemahaman tentang OKR, serta telah menentukan guidance secara jelas. Pilihlah tool yang digunakan, tool yang dimaksud dapat berupa spreadsheet (program kertas kerja akuntansi pengolah angka) sederhana hingga software khusus. Pastikan karyawan memiliki akses yang mudah untuk memakai, mengelola dan memantau OKR yang dimiliki.
2.Merancang OKR. Ada dua pertanyaan utama yang dapat menjadi acuan ketika merancang OKR, yaitu:
·Apa tujuan yang harus dicapai?
·Bagaimana cara mencapai tujuan tersebut?
Tujuan dari pertanyaan pertama idealnya harus menghasilkan sebuah gambaran konkret dan ambisius, namun perusahaan perlu menjaga agar tetap realistis melalui langkah-langkah yang menjadi jawaban dari pertanyaan kedua. Seluruh langkah tersebut harus dapat diukur.
Semua pihak harus terlibat dalam penyusunan OKR tanpa ada intervensi dari pihak tertentu. Setiap level jabatan harus menentukan 5 Tujuan utama yang menjadi target dan terdiri dari maksimum 4 cara / langkah pencapaian masing-masing indikator. Jangka waktu masing-masing indikator dapat beragam, sesuai dengan kesepakatan manajemen perusahaan.
3.Menyusun OKR Perusahaan. OKR perusahaan disusun oleh para CEO atau pemimpin tertinggi, karena posisi tersebut memahami hal terpenting yang dibutuhkan perusahaan. OKR perusahaan merupakan gambaran besar Target yang harus dicapai seluruh perusahaan.
4.Menyusun OKR Tim. OKR tim disusun dalam dua tahap. Tahap pertama melibatkan manajer dengan CEO untuk menyusun rancangan OKR. Tahap kedua manajer mendiskusikan rancangan OKR dengan anggota tim. OKR tim harus menggambarkan prioritas tim tersebut dan bukan perorangan.
5.Menyusun OKR Perorangan. OKR perorangan menggambarkan berbagai hal yang perlu dikerjakan oleh setiap anggota tim. Setiap anggota tim harus memenuhi tugas-tugas yang tertera pada OKR perorangan dalam batas waktu yang telah ditetapkan. Disinilah manajer dapat memantau kemajuan anggota tim.
6.Mengevaluasi OKR. Perusahaan perlu mengevaluasi OKR untuk mengetahui sejauh mana tujuan telah tercapai. Persentase pencapaian kesuksesan rata-rata berada pada rentang 60%-70%, apabila kurang dari rentang tersebut belum tentu menandakan kegagalan, melainkan target yang akan dicapai terlampau tinggi. Sebaliknya, persentase keberhasilan OKR yang selalu mencapai 100% menandakan bahwa target yang dibuat kurang ambisius, sehingga perusahaan perlu menilai kembali target yang akan dicapai untuk jangka waktu berikutnya.
Pada dasarnya OKR merupakan metode yang terbilang sederhana, agar lebih efektif, penyusunan OKR harus terhindar dari kesalahan umum seperti menciptakan tujuan yang tidak mungkin dicapai, menggunakan bahasa dan ukuran yang tidak jelas dan tidak dapat melacak perkembangannya. Penerapan OKR yang tepat dapat membuat proses meeting akan lebih efektif, karena telah mengetahui poin-poin penting apa yang menjadi target utama yang harus dikelola.