ARTIFICIAL INTELLIGENCE VS HUMAN INTELLIGENCE: WHO IS THE WINNER?
22 February 2020
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:
Qanita Hasinah, S. Psi
Saat ini banyak sekali muncul ide-ide baru yang datang dari sumber kecerdasan atau pemikiran yang baru. Dan, banyak sekali cara untuk dapat mendefinisikan kecerdasan itu. Apalagi berkembanganya teknologi saat ini mulai ikut campur kedalam kesuksesan sebuah perusahaan yang membuat teknologi ikut berperan dan terlibat. Selain itu, teknologi sekarang mulai menjadi sulit ketika dituntut untuk dapat mengukur adanya kecerdasan. Jika yang dihadapi adalah manusia maka pengukuran kecerdasan dapat dilakukan dengan tools yang sering dilakukan yaitu, sebuah tes namun jika pengukuran kecerdasan dilakukan oleh sebuah komputer maka, menjadi tidak begitu sederhana. Kita semua ingat film "The Matrix," di mana karakter utama "Neo" perlu belajar cara menerbangkan helikopter pada saat itu juga, dan itulah yang terjadi berkat pemrograman yang tersedia. Dalam kehidupan nyata, tidak sesederhana itu Artificial Intelligence (AI) bekerja.
Mengingat perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) , semakin banyak bisnis di industri yang mencari untuk menggantikan pekerja manusia. Dengan apa yang banyak terjadi saat ini dan mulai merasuki pemikiran setiap individunya, mari kita melihat lebih dekat perbedaan antara Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan Human Intelligence (HI) kecerdasan manusia, dimulai dengan definisi masing-masing.
Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intelligence (AI) atau Intelegensi buatan adalah sebuah studi atau design dari sebuah pengembangan kecerdasan yang memiliki kemampuan untuk menganalisis lingkungan dan menghasilkan tindakan yang memaksimalkan sebuah kesuksesan. AI dapat dirancang juga dalam membantu sebuah peran dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan. Studi ini menggunakan alat dan wawasan dari berbagai bidang, termasuk ilmu komputer, psikologi, filsafat, ilmu saraf, ilmu kognitif, linguistik, penelitian operasi, ekonomi, teori kontrol, probabilitas, optimisasi dan logika. Studi ini juga memiliki kondisi yang tumpang tindih sama dengan tugas-tugas seperti robot, kontrol sistem, penjadwalan, penambangan data, logistik, pengenalan suara, pengenalan wajah dan banyak lainnya.
Human Intelligence (HI)
Human Intelligence (HI) atau kecerdasan manusia ini didefinisikan sebagai kualitas pikiran yang terdiri dari kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu, beradaptasi dengan situasi baru, menangani ide-ide abstrak dan kemampuan untuk mengubah / lingkungannya sendiri menggunakan pengetahuan yang diperoleh. HI dapat memberikan beberapa jenis informasi yang dapat diberikan oleh pikiran manusia. Misalnya, seseorang dapat berbicara tentang pengamatan selama perjalanannya saat ke luar negeri atau pada pagi hari pulang pergi kerja dan memberikan wawasan yang berharga tentang bidang studi atau keahlian mereka.
Sekarang setelah membahas pemahaman tentang kedua jenis kecerdasan, mari bandingkan hubungan antara Artificial Intelligence (AI) dengan Human Intelligence (HI) untuk melihat apakah kita dapat menemukan beberapa perbedaan yang menarik.
Human VC Machines
Ada beberapa area di mana kecerdasan manusia memiliki keunggulan dibandingkan mesin. Sebagai contoh, yaitu multi-tasking. Seseorang dapat mengerjakan banyak tugas berbeda pada saat yang bersamaan, sementara itu akan membutuhkan waktu lama bagi mesin untuk melakukan sesuatu seperti ini. Bidang penting lain di mana orang memiliki keunggulan adalah dalam pengambilan keputusan. Bahkan, mesin yang paling canggih pun setara dengan anak berusia enam tahun ketika membahas kategori ini. Manusia jauh di depan komputer dalam kategori ini karena kemampuan mereka untuk belajar dari pengalaman dan mengambil banyak faktor yang terlibat.
Sedangkan untuk area di mana mesin memiliki keunggulan dibandingkan kecerdasan manusiaadalah dalam kecepatan pemrosesan. Bahkan, sebuah mesin dapat melakukan 93.000 triliun operasi per detik. Misalnya, katakanlah seorang dokter dapat membuat diagnosis dalam sepuluh menit. Sistem kecerdasan buatan akan mampu membuat satu juta diagnosa dalam waktu sebanyak itu. Kecepatan pemrosesan dan energi yang dapat disediakan komputer itulah yang memungkinkan mereka unggul di bidang-bidang yang dapat menghitung ratusan ribu gerakan per detik.
Human Brain VS Artificial Intelligences: Who Is The Winner?
Setelah mempertimbangkan unsur-unsur yang berbeda, otak manusia harus menjadi pemenang yang jelas. Ketika kita membahasnya, AI hanya dapat bersaing di beberapa area tertentu. Jika sebuah perusahaan dihadapkan dengan keputusan penting atau dalam pembuatan produk yang canggih, tentu akan membutuhkan pekerja manusia. Meskipun dimungkinkan untuk menggunakan AI untuk beberapa tugas rutin, itu tidak akan menjadi keputusan yang sangat baik untuk diandalkan saat membuat produk baru. Kapan pun ada keputusan penting yang harus diperhitungkan, seperti perilaku pengguna, desain produk, dan banyak pengetahuan khusus lainnya, hanya kecerdasan manusia yang akan melakukannya. Mereka dapat menyesuaikan kondisi pasar yang terus berkembang untuk memastikan bahwa apa pun yang membuat akan kompetitif dan akan diterima dengan baik oleh pengguna.
Kolaborasi antara kecerdasan buatan (AI) dengan kecerdasan manusia (HI) ini akan sangat berimbang ketika keduanya bekerja pada porsi masing-masing, maka akan terjadi sebuah kesinambungan yang baik. Kecerdasan buatan (AI) saat ini bergantung pada manusianya dimana keseluruhan programmnya ada di pemikiran manusia. Sehingga, kecerdasan buatan masih bergantung pada manusia dalam menemukan data baru, memasukkan data ke komputer dan kemudian memproses. Jika data yang dihasilkan oleh kemudi itu berhenti – yakni manusia- maka kecerdasan buatan (AI) akan runtuh. Karena alasan ini, seharusnya tidak perlu terlalu khawatir tentang mesin yang mengambil alih pekerjaan.