WHAT SHOULD YOUR PROFIT MARGINS BE?
24 January 2020
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Vincent Yofieanto, S.Ak.
Bisnis tentunya membutuhkan uang untuk tetap dapat berjalan, dan mengawasi profit margin dapat membantu pemilik usaha dalam mengetahui kesehatan bisnis dan memberitahukan apakah perusahaan dapat bertumbuh atau tidak. Walaupun bisnis tersebut dimulai dari hal terkecil sekalipun, memahami profit margin sangatlah penting.
Bagi sebagian kalangan mungkin profit margin masih asing terdengar. Profit margin adalah salah satu alat ukur untuk menghitung profitabilitas perusahaan. Pada umumnya, profit margin disajikan dalam bentuk prosentase. profit margin menyajikan pendapatan bersih dari sebuah perusahaan dibagi dengan penjualan bersih atau pendapatan kotor.
Profit margin untuk setiap perusahaan tentunya berbeda-beda. Berbeda industri menyebabkan perbedaan indikator daripada profit margin. Mengenal industri apa yang dijalankan adalah kunci daripada mengenal profit margin yang cocok. Sebagai contoh, industri restoran umumnya memiliki profit margin kurang 10% atau di dunia konsultasi yang dapat memperoleh margin 80% atau bahkan lebih. Ada baiknya seorang pengusaha membuat anggaran tahunan dan menetapkan profit marginnya sendiri berdasarkan asumsi yang dibuat sendiri. Kemudian setelah membuat anggaran tahunan tersebut bandingkan dengan standard profit margin dalam industri tersebut. Profit margin penting untuk diperhatikan karena dengan adanya profit margin menunjukan banyaknya uang yang dihasilkan oleh bisnis yang anda jalankan serta kesehatan dan permasalahan yang terjadi dalam bisnis anda.
Perlu diketahui ada beberapa jenis profit margin yang harus dikenal. Jenis yang pertama yaitu jenis yang paling mudah untuk dimengerti yaitu gross profit margin. Jenis pertama ini adalah gambaran secara luas daripada pendapatan kotor dikurangi dengan harga pokok penjualan. Gross profit margin ini tidak menggambarkan biaya-biaya yang berdampak signifikan. Jenis yang kedua adalah operating profit margin. Jenis yang ini biasanya digunakan dalam menganalisa kegiatan operasional dalam perusahaan. Komponen akun yang digunakan dalam menghitung operating profit margin adalah biaya operasional, biaya administrasi dan biaya penjualan. Perhitungan tersebut termasuk dalam amortisasi dan depresiasi tetapi tidak termasuk dengan beban pajak hutang dan biaya non operasional. Untuk menghitung operating profit margin dapat dihitung dengan cara membagi laba operasional dengan pendapatan. Kemudian jenis yang ketiga adalah net profit margin. Net profit margin ini adalah adalah tipe yang paling sulit untuk di telusuri, tetapi net profit margin ini memberikan informasi sampai dengan informasi terdalam. Net profit margin menggunakan seluruh akun biaya dalam perhitungannya tanpa terkecuali. Untuk menghitung net profit margin perusahaan dapat menggunakan hasil bagi antara pendapatan bersih dengan omzet.
Oleh sebab itu sebagai pemilik usaha, anda harus mengetahui bagaimana bisnis yang anda jalankan tersebut mengeluarkan uang. Salah satu hal yang terpenting dalam meningkatkan profit margin adalah dengan cara mengetahui biaya-biaya apa saja yang keluar. Walaupun laporan keuangan perusahaan menunjukan angka gross profit margin dan operating profit margin yang baik tetapi net profit margin buruk dapat dikatakan perusahaan masih mengeluarkan biaya yang tidak begitu penting dan harus dihilangkan. Berbeda dengan ketika masalah yang muncul pada analisa operating profit margin. Ketika masalah tersebut muncul hal yang terjadi adalah biaya operasional lebih besar daripada biaya-biaya yang dibebankan untuk suatu barang atau jasa. Jika terdapat perhitungan yang menunjukan adanya masalah, perusahaan harus memberikan perhatian lebih terhadap biaya seperti biaya berlangganan atau biaya keperluan kantor. Ketika masalah ini terjadi biaya-biaya tersebutlah yang harus dipotong terlebih dahulu. Kemudian kadang kala profit margin yang rendah disebabkan oleh produk atau jasa yang kurang laku di pasar. Ketika produk atau jasa tersebut kurang laris dipasar sebaiknya perusahaan .