Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

PERAN PEMIMPIN ERA MILENIAL

12 October 2019
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Indah Yani, S. Psi.
PERAN PEMIMPIN ERA MILENIAL

Dalam Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai suatu tujuan organisasi sangat ditentukan oleh peran pemimpin/ leader. Dalam hal ini pemimpin atau leader berperan sebagai pengelola dalam sebuah tim, tidak jarang mereka akan dipuji oleh manajemen atas keberhasilan pekerjaan yang dilakukan. Memang pekerjaan tersebut tidaklah dia kerjakan sendiri, namun ini adalah bukti keberhasilannya.

Demikian berlaku juga sebaliknya. Jika suatu pekerjaan tidak dapat diselesaikan dengan baik, merekalah orang yang berada digarda depan untuk dimintai pertanggungjawaban. Kenapa bisa demikian? Modern Dictionary of Sociology (1996) menyatakan pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok. Inilah yang kemudian menjadi tantangan seorang leader untuk dapat mengarahkan dan mempengaruhi kelompoknya dalam mencapai tujuan. Ditambah lagi angkatan ini banyak dimasuki oleh generasi millennial, yang tentu saja mekanisme konvensional dalam kepemimpinan belum tentu efektif diterapkan.

Gardiner Morse, seorang ahli manajemen, mengungkapkan bahwa seorang pemimpin hanya bisa membangun rasa percaya bawahannya melalui kompetensi dan keajegan kompetensi tersebut. Para bawahan memerlukan bukti melalui karakter dan kapasitasnya. Talking will not be enough. Vision will not be enough. Seorang pemimpin akan mudah mendapat simpati dari bawahannya melalui hal yang ia sampaikan, ia kerjakan dan output yang di hasilkan.

Zaman terus berubah dan setiap orang dituntut untuk menyesuaikan dengan segala perubahannya, tidak terkecuali para pemimpin. Dalam dunia yang serba transparan dan masuknya para karyawan yang mana mereka adalah kaum milenial, maka perlu cara khusus dalam mengelola mereka.

Tidak dapat dipungkiri menggunakan cara yang konvensional belum tentu efektif dalam mengarahkan dan mengelola mereka. Pemimpin tidak bisa menghindar dari sorotan kritis bawahan. Dengan siapa dan bagaimana ia menghabiskan waktunya dalam kehidupan sehari hari akan selalu terbaca dan termonitor. Pertimbangan moralnya, penyertaannya dalam mengambil keputusan juga akan dijadikan dasar memberi kepercayaan kepadanya. Termasuk juga konsistensi antara ucapan dan perbuatan juga sangat penting. Oleh karena itu label “pemimpin” tidak hanya berlaku pada saat bekerja, namun juga dalam seluruh aspek kehidupannya.

Mau tidak mau, pemimpin saat ini juga harus memiliki digital mindset, dimana ia harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menghadirkan proses kerja yang efisien dan efektif di lingkungan kerjanya. Misalnya dengan memanfaatkan aplikasi tertentu untuk memudahkan komunikasi dalam menyelesaikan permasalahan dengan lebih cepat.

Seorang pemimpin juga harus mampu melihat peluang, dan cepat dalam beradaptasi, serta lincah dalam memfasilitasi perubahan. Berbeda dengan peran konvensional, dimana pemimpin saat ini harus bisa berperanan menjadi mentor, dan sahabat bagi anggota timnya.

Bersumber dari buku “Lead or Leave It to Millennial!” berikut 4 cara kepemimpinan yang relevan untuk para milenial:

1. Encouraging ideas, atau mendorong mereka menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatif-nya

Cara ini terbukti cukup efektif meningkatkan motivasi mereka, karena dapat menumbuhkan perasaan sangat dihargai dan sangat dilibatkan, sehingga mendorong mereka berupaya cepat dan tepat menemukan cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas mereka, karena pada dasarnya mereka kreatif dan inovatif.

2. Modifying ideas atau modifikasi ide-ide mereka

Meskipun mereka ini kreatif dan inovatif, jelas tidak semua ide-ide mereka applicable atau bisa dilaksanakan. Hal ini karena adakalanya mereka masih idealis, yang bisa saja belum terlalu realistis dan belum tentu cocok dengan kondisi saat ini. Namun memaksakan diri membuang ide-ide mereka juga bukan langkah yang efektif karena tentu sangat kontraproduktif dan menghancurkan motivasi mereka. Oleh karena itu perlu memodifikasi ide mereka agar lebih bisa diimplementasikan dalam kondisi nyata.

3. Providing feedback atau menghadirkan umpan balik bagi mereka

Providing feedback akan memampukan mereka belajar memahami siapa dirinya, termasuk kekuatan dan kelemahannya.Sehingga sangat bermanfaat untuk menggantikan teguran, cacian atau bahkan amarah yang selama ini diterapkan untuk generasi sebelum mereka.

4. Give alternative and limited direction atau beri mereka alternatif dan arahan atau perintah yang terbatas

Arahan yang terbatas ini akan mulai membuat mereka mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Hal ini karena pada dasarnya mereka memiliki keingintahuan yang tinggi dan kreatif sehingga lebih suka melakukan tindakan dengan pemikirannya sendiri.

***

   For Further Information, Please Contact Us!