1.Soft Competency – Internal Auditor
Internal Auditor dalam melaksanakan tugasnya selain dituntut untuk dapat menganalisa atas setiap proses pemeriksaan juga dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik kepada Auditee. Internal Auditor harus memiliki karakter yang kuat dan positif. Karakter yang kuat ini dapat membantu internal Auditor berhasil dalam menjalankan tugasnya. Karakter yang kuat juga dapat mendukung dalam menguatkan sifat pemimpin internal Auditor dalam memimpin auditee ketika pelaksanaan penugasan. Sifat kepemimpinan tersebut bisa berasal dari bakat maupun hasil pembentukan yang dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
a.Memiliki minat yang tinggi dalam berorganisasi dan pengalaman pada organisasi. Mulai dari masa sekolah/kuliah hingga meniti karir, terlibat dalam aktivitas organisasi.
b.kemandirian yang relatif tingggi.
c.Memiliki kemampuan interpersonal relation, empathy, dan teamwork yang baik, serta juga ditopang oleh linguistic intelligence yang baik, khususnya fasih secara oral.
2.Hard Competency – Internal Auditor
Dalam menentukan bobot Auditor, meskipun soft competency memegang peranan penting, auditor juga dituntut memiliki tingkat berpikir, pengetahuan, dan keterampilan di atas rata-rata, tepatnya sebuah kombinasi kompetensi yang terdiri dari Analytical Thinking, Intellectual Knowledge, dan Advisory Skill.
a.Analytical Thinking, dalam menjalankan peraannya, internal auditor tidak hanya dituntut dalam memahami masalah yang sedang diperiksa dan memahami apa risiko yang muncul dari masalah tersebut. Internal auditor juga dituntut untuk dapat mengenal setiap bisnis proses yang terdapat di perusahaannya dengan baik
b.Intellectual Knowledge, internal Auditor juga dituntut memiliki intellectual knowledge agar dapat inline dengan wawasan berpikir dan pengetahuan yang dimiliki para Auditee.
c.Advisory Skill, selain untuk dapat digunakan berinteraksi dengan para Auditee. Advisory skill dapat juga digunakan untuk dalam melakukan identifikasi setiap persoalan hingga ke akarnya, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat.
Ada berbagai cara yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk membangun komposisi anggota tim Internal Audit. Cara tersebut terbagi dalam 4 kelompok, sebagai berikut:
a.Membangun dengan berdasarkan disiplin ilmu.
b.Membangun dengan berdasarkan pengalaman kerja.
c.Membangun struktur organisasi dan menyusun kebutuha pendidikan yang dapat menunjang kinerja tim internal auditor.
d.Membangun kerja sama yang baik dengan seluruh manajemen, sehingga mendukung apa yang menjadi tujuan dari tugas tim internal Auditor.
B.Komposisi Tim Audit
Untuk menyiasati kebutuhan kompetensi dalam membangun tim internal audit yang kuat diperlukan kapasitas kompetensi yang serba baik, baik dari segi soft competency maupun hard competency. Selain itu, harus disadari bahwa dalam mencari personel yang memiliki kemampuan mumpuni pada bidang intenal Auditor bukanlah hal mudah. Perusahaan harus berkomitmen dalam mencari personel yang mumpuni dan berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan pendidikan pelatihan internal Auditor. Selain itu juga perlu mempertimbangkan skala pemeriksaan dari ukuran perusahaan baik dari besar kecilnya, luas sempitnya perusahaan. Hal ini berpengaruh karena ukuran perusahaan menentukan tim internal Auditor dalam membuat skala pemeriksaan atas risiko perusahaan. Skala pemeriksaan ini menentukan berapa jumlah personel internal Auditor yang diperlukan dan tunjangan atau support yang oleh perusahaan diberikan kepada tim internal Auditor. Apabila salah dalam membuat skala pemeriksaan dapat berakibat tidak efisiensi dan efektif kinerja tim internal Auditor.