Profit Vs Cash Flow
28 February 2019
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Angelina Hutomo Chandra, S.E.
Laba (Profit) atau Cash Flow, diantara kedua hal tersebut, mana yang lebih penting? Sebuah permasalahan yang seringkali diperdebatkan dalam dunia akuntansi. Beberapa pihak beranggapan bahwa laba adalah hal terpenting dalam perusahaan namun tak sedikit juga yang beranggapan bahwa cash flow adalah hal yang lebih penting. Sebelum penjelasan lebih lanjut, mari kita pahami terlebih dahulu pengertian dari laba dan cash flow beserta fungsi dalam kegiatan usaha/bisnis.
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan pencatatan dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana perusahaan membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan
Idealnya sebuah bisnis dijalankan dengan sistem “kas/tunai”, artinya semua transaksinya dilakukan secara tunai mulai dari pembelian, penjualan, maupun dalam pembiayaan lainnya dalam keadaan seperti ini cash flow akan sama dengan nilai profit kita. Tapi keadaan semacam ini sangatlah sulit untuk diterapkan di bisnis sekarang ini yang lebih mengutamakan sistem kredit, sehingga hutang maupun piutang tak lagi terhindarkan dalam suatu bisnis, hal inilah yang akhirnya memunculkan perbedaan dan perdebatan tentang pentingnya antara profit dengan cash flow.
Pertama, sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses pembuatan laporan laba rugi, profit/laba adalah salah satu unsur penting yang sering diperhatikan, yang dihitung dari sisa atau kelebihan dari suatu transaksi jual beli atau dengan kata lain bahwa laba perusahaan didapat dari hasil penjualan barang atau pendapatan jasa dikurangi dari harga pokok penjualan atau biaya produksi dan biaya operasional serta biaya lainnya. Profit itu didapat dari penjualan baik secara tunai dan kredit, sehingga sering kita menilai pada suatu laporan laba rugi bahwa kita sudah mendapatkan atau membukukan profit yang tinggi, tetapi disisi lain nilai saldo kas kita sangat atau bahkan menjadi defisit sehingga kita tidak dapat menikmati hasil keuntungannya. Jadi kondisinya profit tinggi tapi cash flow rendah/defisit.
Hal kedua yaitu cash flow adalah aliran kas masuk dan kas keluar. Jika kas masuk lebih besar dari kas keluar, maka hal itu akan menjadikan cash flow kita positif atau surplus. Dan sebaliknya, jika kas masuk lebih kecil dari kas keluarnya, maka hal ini disebut cash flow negatif atau defisit. Disini, cash flow untuk kas adalah kas ini terdiri dari kas, bank dan setara kas. Komponen cash flow terdiri dari Kas Masuk dan Kas Keluar. Pada umumnya unsur-unsur kas masuk terdiri dari penerimaan-penerimaan, antara lain penjualan tunai, penerimaan pelunasan piutang dagang dan piutang lainnya serta penerimaan pinjaman lain-lain. Sedangkan unsur-unsur kas keluar terdiri dari pengeluaran-pengeluaran atau pembayaran-pembayaran, antara lain pembayaran supplier, pembayaran pajak, pembayaran cicilan/angsuran dan pengembalian pinjaman, pengeluaran biaya operasi dan biaya-biaya lainnya.
Jadi, dari kedua hal tersebut manakah yang lebih penting? Mungkin saat ini kita mulai ragu untuk menentukan salah satu yang lebih penting diantara profit atau cash flow, karena kedua hal tersebut sama pentingnya dalam menilai kinerja bisnis kita, karena pada dasarnya kedua laporan itu dibutuhkan dalam melihat stabilitas keuangan dan perkembangan bisnis kita. Jadi bisa saja suatu usaha atau bisnis memiliki profit yang tinggi, namun jika profit tersebut lebih banyak dalam piutang apalagi piutang yang memiliki umur piutang yang lama maka hal ini bisa menjadi masalah, karena tetap dibutuhkan dana tunai/cash untuk menjalankan kegiatan operasional, hal ini tentu menjadi suatu permasalahan yang serius bagi bisnis kita.
Di lain sisi, bisa juga kita mempunyai nilai cash flow yang sangat baik (surplus/positif) tanpa memperhatikan dari unsur mana nilai pemasukan kas tersebut. Namun pertanyaannya bagaimana jika sebagian besar kas masuk tersebut bukan berasal dari unsur pendapatan tapi justru dari hal lain seperti penerimaan bunga deposito, penjualan aset tetap, pelunasan piutang dari karyawan maupun tambahan dari penyertaan modal. Jadi dalam kasus seperti ini bisa saja nilai cash flow kita positif tapi pada dasarnya kita mengalami kerugian karena pemasukan dari unsur pendapatan usaha sangat minim sedangkan biaya operasional dan non operasional tetap. Jika hal seperti ini sering terjadi dalam bisnis kita tentunya juga akan sangat berdampak negatif bagi perkembangan dan kelangsungan bisnis kita.
Namun jika kita tetap diajukan pada pilihan: Profit atau Cash Flow, manakah yang lebih penting? Maka jawabannya adalah cash flow. Alasannya yaitu jika kita mempunyai kas (cash) walaupun profit kita rendah atau bahkan minus, bisnis kita masih bisa jalan dan tinggal merencanakan manajemen strategi untuk meningkatkan profit di periode berikutnya. Namun, apabila perusahaan menghasilkan profit tinggi tapi kas perusahaan tidak ada maka saat itu juga bisnis kita akan kurang lancar. Oleh karena itu, sebaiknya kita tetap menggunakan kedua laporan keuangan tersebut yaitu laporan laba rugi dan laporan arus kas secara bersamaan sebagai pedoman dalam analisis bisnis kita, karena pada dasarnya keduanya merupakan suatu kesatuan laporan keuangan dalam menentukan penilaian kinerja usaha perusahaan.