BEING OPTIMISTIC? IT’S FANTASTIC!
23 February 2019
Category: SECRETARY
Penulis:
Brigita Ageng C., A.Md.
Dunia bisnis akan menghadapi revolusi industri 4.0, dimana bagi pelaku bisnis hal ini bisa menjadi ketakutan tersendiri, karena ketidaksiapan mereka dalam menghadapi perubahan. Namun hal ini bukanlah menjadi sesuatu yang harus dihindari ataupun ditakuti. Sebagai makhluk sosial, mau tidak mau kita harus menghadapi perubahan maupun perputaran hidup. Jadi buang rasa takut, kita harus mempersiapkan diri untuk mengikuti perubahan yang akan terjadi di masa mendatang, agar bisnis yang digeluti tetap bertumbuh. Kita harus optimis, bahwa kita dapat melewati segala tantangan dengan baik. Optimis bukan berarti mengabaikan segala hal buruk di depan, atau menganggap enteng tantangan di depan, namun sikap tetap berpandangan benar dan berpengharapan terhadap perubahan yang akan terjadi dapat berjalan dengan baik.
Kita harus berhati-hati dalam menentukan langkah yang akan diambil dan telaah dengan baik risiko apa yang akan kita hadapi. Semua langkah yang akan kita ambil pasti ada tantangannya, namun semua itu pasti akan ada jalan keluarnya. Jika langkah awal yang kita tentukan membawa kita pada kegagalan, jangan langsung antipati ataupun trauma. Bangkit! dan coba lagi. Karena itu lah yang dilakukan tokoh-tokoh sukses dunia. Mereka tidak mengenal putus asa, seperti kata John Lennon, “Everything will be okay in the end. If it's not okay, it's not the end.” Jadi, tetaplah berjuang dalam optimisme, hingga mencapai hasil akhir yang diinginkan. Improvisasi dengan ilmu-ilmu yang berguna, kembangkan dan kuasai. Dengan begitu jalan untuk meraih sukses akan terbuka lebar.
Berbicara tentang kegagalan, jangan lupakan backup plan atau plan B. Karena hal tersebut bisa langsung menjadi lompatan ketika kita memperoleh hal-hal yang tidak sesuai harapan. Mempersiapkan backup plan berkaitan dengan risiko-risiko yang akan kita hadapi, jadi disamping keberanian, untuk memulai suatu langkah kita harus berpikir jauh ke depan untuk menimbang kemungkinan-kemungkinan buruk apa yang bisa terjadi dan segera menemukan jalan alternatif lain nya. Ketika jatuh dalam kegagalan, kita bisa segera bangkit dan memulai kembali dengan backup plan tersebut. Jika back up plan sudah dilalui, maka kita perlu mempersiapkan backup plan lainnya, begitu seterusnya hingga kita berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
Menjadi orang yang pesimis adalah suatu sikap yang merugikan, karena seperti yang pernah dikatakan oleh Winston Churchill “Seorang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan; seorang optimis melihat peluang dalam setiap kesulitan”. Menurut penelitian para pengkaji psikologi menjadi seorang yang optimis akan membawa kita menjadi orang yang lebih bahagia, mengurangi stress, dan memberikan umur yang lebih panjang. Begitu pula dengan kebalikannya, menjadi orang yang pesimis hanya akan membuat kita menjadi orang yang anti sosial, mudah depresi, dan mengganggu kesehatan kita sendiri. Think this quote, and put it in your mind “Sometimes when you’re in the dark place you think you’ve been BURIED, but actually been PLANTED” – Christine Caine.