Peran Sekretaris Dalam Menjaga Reputasi Perusahaan Dari Berita Hoax
25 January 2019
Category: SECRETARY
Penulis:
Arin Dwi Puspita
Kemajuan teknologi informasi saat ini memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat di dunia, dengan beragam perkembangan dari masa lalu sampai era modern seperti saat ini, tentunya membuat banyak Industri dan Perusahaan semakin berkembang. Mulai dari cara promosi dan mengenalkan brand Perusahaan, menjalin kerjasama dengan banyak klien dimancanegara, hingga menampilkan citra perusahaan secara efektif. Namun demikian, kehadiran teknologi juga dapat menjadi sebuah ancaman bagi perusahaan. Bahkan di era digital saat ini, pengaruhnya menjadi jauh lebih besar, mulai dari situs berita palsu dari sumber-sumber tidak terpercaya, sampai ada juga berita-berita yang dipalsukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Akhir-akhir ini banyak bermunculan informasi dan berita palsu atau lebih dikenal dengan “hoax” yang dilakukan sejumlah oknum yang tidak bertanggungjawab. Fake news tentu akan sangat merugikan perusahaan, apalagi perusahaan yang berada di bawah sorotan masyarakat langsung. Menurut Corporate Communiation ManagerA RAPP, Indonesia termasuk ke dalam lima peringkat pengguna media sosial terbanyak di dunia. 5 (lima) negara tersebut meliputi India, Amerika Serikat, Indonesia, Brazil, dan Mexico. Dengan banyaknya isu yang terkadang sangat merugikan pihak perusahaan, menjadi tugas besar untuk yang berprofesi dibidang Humas, Public Relation, Sekretaris dan lainnya untuk menyadari pentingnya menjaga hubungan baik dan kepercayaan publik.
Di era media sosial seperti saat ini, sebaran hoax menjadi sesuatu yang sangat serius karena mudahnya media sosial untuk diakses. Hasil Riset DailySocial.id menunjukkan bahwa informasi hoax paling banyak ditemukan pada media sosial Facebook (82,25%), WhatsApp (56,55%), dan Instagram (29,48%). Dari survey yang dilakukan kepada beberapa responden pengguna media sosial, sebagian besar responden dengan persentase sebanyak 73% menyatakan bahwa selalu membaca seluruh informasi yang diterimanya tanpa mengecek akurasi dan kebenaran dari informasi tersebut, sedangkan sisanya sebanyak 27% selalu melakukan verifikasi terlebih dahuluatas keakuratan (fact check) berita dan informasi yang diperoleh. Dalam lingkungan pekerjaan, Whatsapp merupakan media sosial yang umum digunakan, karena fitur serta cara pengoperasiannya yang relatif mudah serta tergolong aman untuk semua kalangan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Whatsapp, terutama group chat yang terdapat di dalamnya dapat menjadi media dalam penyebaran berita hoax. Dengan demikian, untuk menanggulangi pemberitaan hoax pun kita harus dapat mengendalikan diri dengan tidak langsung menyebarkan informasi yang diperoleh tanpa memverifikasi kebenarannya terlebih dahulu. Di samping itu, sebagai bagian dari perusahaan profesional dan tentunya seorang profesional yang berpendidikan, kita perlu melakukan pengecekan atas kebenaran berita ataupun informasi yang kita terima.
Lalu bagaimana jika anda menjadi pemberitaan hoax di dalam perusahaan anda sendiri? Dalam hal ini, tentunya sekretaris memiliki peran untuk terlibat dalam menghadapi berita hoax. Sekertaris perlu menjadi tokoh yang aktif serta tanggap, tentunya dengan memverifikasi terlebih dahulu kebenaran atas pemberitaan yang ada. Kemudian, sekretaris harus dapat membantu “meluruskan” management dan/atau pimpinan dengan yang terlibat dalam pemberitaan hoax perusahaan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan sekretaris dalam menghadapi pemberitaan hoax yang dijumpai perusahaan:
1.Membuat Klarifikasi
Ketika pemberitaan sudah menyebar, klarifikasi merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan. Sebelum dilakukan klarifikasi, hendaknya pihak perusahaan terlebih dahulu mendiskusikan masalah atau pemberitaan tersebut dengan pihak internal perusahaan. Kemudian perusahaan dapat melakukan press release (siaran pers) yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan fakta atas apa yang sebenarnya terjadi. Dengan melakukan klarifikasi, tentunya harapannya adalah informasi yang telah menyebar menjadi jelas dan sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi, sehingga dapat mengembalikan reputasi dari perusahaan dan dapat diterima oleh masyarakat kembali dengan baik.
2.Duplikasikan Klarifikasi Perusahaan
Setelah melakukan Press Release dan berita atas klarifikasi telah diterbitkan di media digital terkemuka, kumpulkan link beritanya, sebarluaskan dan publikasi di berbagai media sosial. Upayakan agar kabar klarifikasi yang positif lebih banyak muncul dibandingkan dengan berita negatifnya. Langkah alternatif lain yang dapat dilakukan yaitu menggunakan strategi Search Engine Optimation (SEO) dengan internet marketing, yaitu berita-berita klarifikasi yang sudah dikumpulkan dapat menjadi top search atau setidaknya menjadi headline berita pada search engine dan berita hoax yang sudah menyebar dapat “ditenggelamkan” oleh berita klarifikasi tersebut.
3.Menggandeng pihak yang berwenang sebagai langkah lanjutan
Di masa depan berita palsu atau berita yang tidak benar memiliki kemungkinan untuk dapat muncul kembali. Media sosial maupun komersial dapat menjadi sarana untuk berita tersebut muncul kembali. Dikarenakan berita hoax tersebut sudah menyebar dan muncul kembali, sehingga menjadi sulit untuk diberikan penjelasan kepada umum satu persatu. Jika dengan klarifikasi tidak lagi dapat menjadi langkah yang dapat diperhatikan, membawanya ke jalur hukum merupakan langkah terakhir yang dapat dilakukan untuk mempertahankan citra perusahaan.
Perkembangan teknologi saat ini banyak digunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam menyebarkan hoax. Berita-berita hoax yang menyesatkan beredar lewat berbagai media sosial, termasuk situs media online, website, email, dan aplikasi pesan instan. Sebagai sekretaris yang merupakan garda depan perusahaan, kita bisa mencegah hal tersebut dengan cara tidak ikut meramaikan berita tersebut, dengan tidak membagikan berita hoaxserta mempercayai sebelum melakukan pengecekan lebih lanjut kebenarannya.