Perencanaan Audit Investigatif Dengan Metode SMEAC
23 October 2018
Category: INTERNAL AUDIT
Penulis:
Ahmad Safiudin, S.E.
Terdapat beragam jenis model perencanaan yang dapat dipergunakan dalam menyusun rencana investigasi. Yang perlu diingat adalah bahwa model perencanaan yang baik adalah model yang paling baik bisa dijalankan sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang dimiliki. Rencana yang disusun haruslah cukup fleksible, sesuai dengan jenis investigasi yang akan dijalankan dengan sumber daya yang tersedia.
Walaupun demikian, terdapat beberapa hal penting yang sangat mempengaruhi pelaksanaan penugasan investigasi, yaitu:
a. Waktu
b. Biaya
c. Kualitas/mutu
Ketiga unsur tersebut saling bergantung satu dengan yang lainnya. Untuk memperoleh hasil investigasi yang berkualitas tinggi, diperlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi. Kadangkala, waktu yang tersedia sangat terbatas sehingga hasil investigasi pun berkurang kualitasnya.
Model perencanaan SMEAC menggunakan pendekatan terstruktur yang mencakup semua elemen dasar dalam pelaksanaan satu operasi dan dapat digunakan pula sebagai kerangka untuk mengembangkan perencanaan yang lebih detail untuk memenuhi kondisi-kondisi tertentu. SMEAC merupakan singkatan dari lima kata yang harus dirancang dalam proses perencanaan penugasan investigasi.
S = Situation (Situasi)
Situasi merupakan suatu pernyataan singkat dan seharusnya hanya berisi fakta-fakta yang sudah diketahui. Jangan menggunakan asumsi dalam pernyataan situasi. Lebih baik lagi, bila terdapat perubahan situasi selama proses pelaksanaan penugasan investigasi, pimpinan mengomunikasikan perubahan yang terjadi tersebut kepada timnya.
M = Mission (Misi)
Kemudian tentukan misi yang ingin dicapai oleh tim investigasi. Bagian ini berisi pernyataan mengenai hasil yang ingin dicapai dari penugasan investigasi yang akan dilaksanakan. Dalam operasi yang relatif besar dan kompleks, misi dijabarkan dalam sub-misi yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai misi utama secara keseluruhan
Sangat penting bagi semua anggota tim untuk memahami misi dan peranan mereka dalam pencapaian misi tersebut.
E = Execution (Pelaksanaan)
Bagian ini merupakan bagian utama dari perencanaan dan berisi langkah-langkah detail bagaimana misi akan dicapai. Tercakup di dalamnya adalah komponen-komponen yang diperlukan dalam melaksanakan penugasan investigasi dan menyediakan secara detail peranan dari masing-masing individu yang bertanggungjawab atas pelaksanaan penugasan investigasi.
A = Administration & Logistics
Ada beberapa bagian, yang pertama kali adalah nama, posisi, dan lokasi semua orang yang terlibat dalam penugasan
1) Di dalamnya harus dinyatakan dengan jelas tugas-tugas, dengan tujuan dan hasil yang diharapkan dan rencana waktu yang akan digunakan
2) Rincian jasa spesialis pendukung yang diperlukan harus dimasukkan dan bagaimana mereka digunakan, dan dalam hal apa mereka akan digunakan
3) Pendelegasian wewenang dan pemisahan fungsi harus jelas
4) Peralatan khusus yang tersedia dan yang diperlukan, serta orang-orang yang bertanggung jawab atas peralatan tersebut
5) Rencana kontijensi dalam hal terjadi kondisi tertentu yang tidak diharapkan
6) Identifikasi risiko yang akan dihadapi, baik risiko bagi instansi maupun risiko bagi para investigatornya
C = Communication (Komunikasi)
Banyak penugasan investigasi yang gagal hanya karena buruknya komunikasi selama penugasan investigasi dibandingkan karena sebab lainnya. Untuk itu diperlukan matriks komunikasi yang menjelaskan secara rinci arus informasi (siapa menginformasikan kepada siapa) dan waktu pelaporan yang diwajibkan serta kepada siapa pelaporan tersebut disampaikan. Model apapun yang akan dipergunakan untuk merencanakan penugasan investigasi, seharusnya tetap ada matriks komunikasi.