1.Memperjelas tujuan dari personal dalam menyusun financial planning.
Beberapa tips dalam menyusun tujuan financial planning dapat disingkat dengan akronim SMART (Specific,Measurable,Achievable,Realistic,dan Teambound) diantaranya yaitu ;
a.Specific (jelas dan rinci)
Pembuatan personal financial planning harus detail sehingga jelas dan terperinci. Tujuan financial planning harus didefinisikan sehingga terdapat keselarasan antara tujuan, cara pencapaian, dan hasil. Tujuan financial planning dapat beragam bergantung pada ruang lingkup seseorang secara makro. Beberapa tujuan financial planning antara lain;
-Banja intelektual
Belanja Intelektual misalkan untuk tujuan pendidikan. Contoh goal yang ingin dicapai untuk pendidikan misalnya : Pendidikan sampai program Doktoral tahun 2020.
-Belanja pensiun
Belanja pensiun dapat berupa goal personal untuk tujuan financial dimasa mendatang disaat usia sudah tidak produktif lagi. Contoh goal yang ingin dicapai untuk pensiun misalnya : Pensiun usia 50 tahun dengan pendapatan per bulan selama pensiun sebesar Rp. >5 juta.
-Belanja Asset
Selain kedua tujuan tersebut ada juga tujuan seorang personal dalam menyusun personal financial planner untuk memperoleh aset tertentu. Misalkan saja untuk pembelian rumah, pembelian mobil, pembelian tanah, dan asset lainnya. Contoh goal yang ingin dicapai untuk aset misalnya : Pembelian rumah di kawasan Kuningan Jakarta seharga 2 Milyar tahun 2025.
-Belanja Financial
Belanja Financial adalah goal personal untuk memperoleh kesejahteraan secara financial dalam jangka waktu pendek dan dalam jangka waktu panjang. Contoh goal yang ingin dicapai untuk financial misalnya : Pendapatan sebesar Rp. 100 juta dari kegiatan usaha sebulan sejak tahun 2018.
b.Measurable (terukur)
Personal Financial Planning harus memiliki ukuran yang jelas. Kesuksesan dalam personal financial planning akan terlihat dari tingkat keberhasilan dari pencapaian tujuan yang telah spesifik. Proses pengukuran pada personal financial planning dapat dilakukan secara berkala. Pengukuran awal hendaknya dilakukan dalam jangka waktu kurang dari setahun agar dapat dilakukan evaluasi dan meminimalisir adanya resiko serta perubahan asumsi selama proses implementasi. Pengukuran dilakukan dengan melihat varians antara planning yang dibuat dengan hasil riil yang dicapai.
c.Achievable (dapat dicapai)
Personal Financial Planning goal harus dapat dicapai. Pada hal ini dalam menilai apakah tujuan dapat dicapai atau tidak dapat menggunakan pengalaman dari masa lalu.
d.Realistik (dimungkinkan untuk terealisasi)
Realistik maksudnya adalah suatu personal financial planning harus dapat diwujudkan dan masih mungkin untuk direalisasikan. Realistik erat kaitannya dengan kemungkinan untuk suatu tujuan dicapai.
e.Time bound (terdapat tenggat waktu)
Tenggat waktu dalam pencapaian suatu personal financial planning. Selama proses financial planning ahrus ditetapkan sampai kapan penerapan dari personal financial planning akan digunakan. Tenggat waktu akan bermanfaat sebagai acuan untuk evaluasi keberhasilan pencapaian dalam suatu periode tertentu.
2.Evaluasi dari kondisi financial dimasa lalu
Untuk kondisi personal saat ini terkait dengan pemasukan dan pengeluaran dari personal pada masa lalu. Kondisi Financial dimasa lalu terkait dengan pengalaman dari personal dalam mengatur dan membelanjakan hartanya. Kondisi financial pada masa lalu dapat menjadi pertimbangan untuk menganalisa risiko dan peluang yang dapat muncul. Dengan menganalisa dari risiko dan peluang tersebut seseorang dapat memprediksi bagaimana planning yang seharusnya kedepan dengan antisipasi dari risiko dan peluang tersebut. Contoh dari kondisi financial di masa lalu misalnya tahun 2012 person A banyak melakukan pengeluaran untuk pembelian barang elektronik dengan kartu kredit sehingga saldo hutangnya menjadi melebihi 40% dari total aset yang dimiliki. Pada tahun 2013 person A tadi dalam menyusun personal financial planning miliknya akan lebih berhati-hati dalam berbelanja dengan kartu kredit.
3.Kebutuhan dari Personal
Kebutuhan dari personal contohnya adalah kebutuhan yang perlu dipertimbangkan oleh personal pada saat ini. Beberapa kebutuhan personal antara lain seperti belanja untuk keperluan pribadi bulanan seperti pulsa, pembiayaan sekolah anak, pembiayaan cicilan rumah berjalan dan sebagainya.
Dalam proses penyusunan personal Financial Planning dapat dilakukan kemudian setelah melakukan analisa terhadap pertimbangan tersebut diatas. Adapun referensi komposisi dari pembelanjaan harta personal yang dapat digunakan dalam menyusun personal financial planning adalah sebagai berikut :
Hutang: 0-30% dari total asset yang dimiliki
Shopping/ Belanja Kebutuhan : 40-70% dari total asset yang dimiliki
Investasi dan Tabungan : 40-70% dari total asset yang dimiliki
Lain-lain: Sesuai dengan pengalaman/ asumsi personal
Kemudian Personal Financial Planning dibuat, agar tujuan yag diingkan dapat tercapai harus dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan di lapangan. Apabila dalam 3 bulan tidak terdapat konsistensi dalam penerapan financial planning maka planning yang dibuat harus segera dievaluasi dan jika dibutuhkan hendaknya dilakukan proses perombakan terhadap personal financial planning tersebut.Untuk pengaturan personal financial planning yang lebih besar, Anda dapat mengkonsultasikannya pada konsultan financial planning agar perencanaan keuangan Anda nantinya kedepan dapat lebih akurat dan jelas lagi.