Kecerdasan Emosional Bagi Sekretaris
26 March 2015
Category: SECRETARY
Penulis:
Ing Anneroid Warib, S.Sos
Apa yang terbayang saat Anda mendengar kata sekretaris? Wanita dengan penampilan rapi dan selalu berada di kantor dengan membawa map untuk sang pemimpin? Tidak salah karena memang sekretaris pasti selalu berurusan dengan pemimpinnya.”Secretary is an person employed to keep record, take care coresspondence and other writing task, etc, for organization or individual” (Webster New Dicitonary of American Language College). Posisi sekretaris sudah semakin strategis, tidak hanya sebagai penerima telefon, menulis surat, ataupun menjadwalkan pertemuan pimpinan, tetapi seringkali seorang sekretaris sebagai ujung tombak organisasi atau perusahaan, sehingga dituntut untuk mampu mengambil sikap dan keputusan ketika pimpinan tidak sedang berada di kantor.Dengan berkembangnya tugas-tugas seorang sekretaris, dari tugas rutin sesuai dengan penjabaran pekerjaannya menjadi tugas yang kreatif, dituntut adanya kemauan yang keras dari pribadi sekretaris dalam mengembangkan wawasan, keterampilan yang khusus, interaksi, dan perubahan sikap sesuai dengan tuntutan dan perkembangan organisasi tempatnya bekerja untuk menjadi sekretaris yang profesional.Dalam hal ini, termasuk kecerdasan emosi sebagai dasar yang penting dalam pengembangan kepribadian dan peningkatan profesionalisme sekretaris. “Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk memonitor emosi diri sendiri dan orang lain, memilah-milah antara emosi yang satu dengan yang lain, serta menggunakan informasi emosi untuk memandu cara berpikir dan perilaku”. Dalam menjalankan tugasnya sekretaris tentunya dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang kerahasiaannya harus dipegang kuat-kuat. Sekretaris harus dapat memilah-milah informasi atau masalah-masalah yang dapat disebarluaskan kepada pihak lain dan informasi atau masalah-masalah yang tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain. Bocornya rahasia organisasi atau tidak pandai-pandainya seorang sekretaris memegang rahasia akan menghambat bahkan kemungkinan besar menutup perluasan networking perusahaan. Dengan kata lain, seorang sekretaris harus dapat mengendalikan diri, karena apabila sekretaris terbawa emosi, kemungkinan tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan, sebagai akibatnya dapat menurunkan pamor perusahaan.
Menurut Patricia Patton (1997:8), kualitas-kualitas batiniah dalam pembentukan kecerdasan emosi dapat dikelola melalui aspek-aspek berikut:
1.Harga diri; merupakan nilai yang sangat penting pada diri kita untuk menghargai keunikan yang kita miliki.Harga diri memberi kekuatan untuk menetapkan serta mempertahankan tujuan-tujuan, bahkan untuk dapat mengenali kemampuan-kemampuan diri sendiri.
2.Manajemen diri; tanpa adanya manajemen diri, kita tidak dapat mengenali emosi dan perilaku yang bisa menyeleksi kehidupan melalui suara-suara, ketakutan-ketakutan dan intuisi batiniah
3.Citra diri Positif; merupakan cerminan dari pandangan diri kita sendiri
4.Keseimbangan Pribadi; adalah perpaduan positif untuk dapat menjalani kehidupan personal dan karier
5.Prestasi Pribadi; melalui keterampilan-ketrampilan yang bisa dikembangkan untuk mengelola emosi-emosi secara efektif, dalam menangani hubungan dengan baik, dalam mengambil keputusan untuk dapat menciptakan situasi yang memuaskan.
Tingkat kompetensi sekretaris yang kini dimiliki perlu ditingkatkan sehingga terjadi dalam rangka bersaing dengan tenaga- tenaga sekretaris yang tidak mustahil akan didatangkan dari luar. Oleh investor asing yang mempunyai kesempatan untuk berbisnis di Indonesia, dengan kata lain terbentang persaingan yang tajam.