HOW COVID-19 CHANGE THE WAY WE DO BUSINESS
25 April 2020
Category: ACCOUNTING
Penulis:
Gladys Gunawan, B.Com.
Seperti yang kita ketahui, virus Covid-19 yang muncul pertama kali di Hubei, China pada bulan November 2019 kemarin, kini sudah menyebar ke seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia pun sudah menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Tidak heran kalau wabah Covid-19 tersebut memberikan efek yang begitu signifikan, baik dalam dunia pendidikan, pertumbuhan ekonomi, dampak sosial, dan lain-lain.
Covid-19 mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari bisnis, pendidikan hingga cara masyarakat bersosialisasi dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit orang yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan mereka karena memburuknya aktivitas ekonomi dan dunia usaha. Pemerintah Indonesia pun sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk meringankan masyarakat dari segi ekonomi , seperti meringankan biaya listrik, memberikan kelonggaran kredit kendaraan bermotor selama 1 tahun kedepan, memberikan kredit bagi pengusaha dan juga membebaskan PPh 21 karyawan dengan batasan tertentu. Segala upaya dilakukan agar masyarakat luas khususnya kalangan menengah ke bawah dapat bertahan hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit ini.
Namun, sebagai pengusaha, langkah apa yang dapat dilakukan agar bisnis dapat terus berjalan dan bertahan selama adanya wabah Covid-19 ini? Banyak perusahaan yang berjuang agar bisnis bisa tetap berjalan, di tengah keterbatasan yang ditetapkan pemerintah semisal untuk work from home, pembatasan perjalanan, gangguan supply chain dan lain-lain. Perusahaan harus memiliki management plan untuk meminimalisir dampak buruk, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut beberapa management plan yang dapat dilakukan:
1.Employee and working arrangement
Yang pertama harus diperhatikan mengenai kesejahteraan karyawan adalah peraturan pemerintah mengenai ketenagakerjaan, misalnya kewajiban untuk work from home. Dengan mematuhi peraturan pemerintah yang baru, perusahaan dapat membuat keputusan mengenai rencana kerja yang baru dan strategi perusahaan, semisal bagaimana cara kerja yang efektif dengan diterapkannya working from home. Dengan keputusan dan solusi tersebut diharapkan bisnis dapat berjalan seperti biasa, tanpa melupakan kesehatan dan keselamatan karyawan. Setelah mendapatkan keputusan yang terbaik, kebijakan untuk work from home atau unpaid leave perlu disampaikan dengan jelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara karyawan dan perusahaan. Dengan demikian, karyawan pun akan mengerti rencana perusahaan dan apa dampak keputusan tersebut pada mereka.
2.Communication
Komunikasi adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam masa pandemi global seperti sekarang ini. Perusahaan perlu memastikan adanya support dari customer, karyawan, supplier, dan juga investor agar aktivitas usaha bisa tetap berjalan dengan baik. Komunikasi dan tindakan proaktif akan dapat membantu meminimalisir dampak negatif dan juga melindungi reputasi perusahaan.
Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan follow up kepada customer yang memiliki pembayaran yang sudah overdue. Kita bisa melakukan negosiasi dengan customer mengenai overdue payment yang dapat mereka bayarkan dalam kondisi pandemi ini. Juga penting untuk mengkomunikasikan dengan supplier kita apakah ada tagihan yang dapat kita tunda pembayarannya. Meninjau kembali pesanan atau transaksi baru dengan memastikan perusahaan mendapatkan pembayaran di muka dan mengurangi transaksi/penjualan kredit juga dapat dilakukan sebagai solusi. Apabila ada peraturan pemerintah yang mempengaruhi aktivitas perusahaan, pastikan perusahaan menginformasikan hal tersebut kepada customer tentang perubahan pelayanan sedini mungkin.
3.Company’s financial position and managing cash flow
Sebelum membuat keputusan lebih jauh, sangat krusial untuk mengerti terlebih dahulu kondisi finansial perusahaan. Kondisi finansial perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap beroperasi selama periode Covid-19, kemampuan membayar hutang, dan juga mempertahankan sumber daya manusia. Perusahaan bisa membuat perencanaan skenario untuk lebih memahami berapa banyak dana yang dibutuhkan dan untuk berapa lama.
Dalam kondisi bisnis normal, fokus utama perusahaan adalah pada laporan laba rugi. Sedangkan dalam kondisi bisnis abnormal pada saat ini, perusahaan lebih baik mengalihkan fokus mereka pada laporan neraca. Dari tiga elemen supply chain, yaitu hutang, piutang dan inventory, perusahaan memiliki kecenderungan untuk fokus pada inventory. Tetapi, untuk meminimalkan kebutuhan modal kerja selama masa krisis ini, penting untuk mempertimbangkan ketiga bidang tersebut, dengan cara:
-Memperpanjang jatuh tempo hutang
Salah satu cara adalah menunda pembayaran ke supplier, tetapi hal ini dapat berakibat buruk kedepannya, yaitu kemungkinan akan adanya keterlambatan pengiriman dan kualitas yang menurun dari sisi supplier karena kesulitan mempertahankan kegiatan operasional mereka. Namun, peran aktif perusahaan dalam melakukan diskusi untuk mendapatkan kesepakatan dapat meminimalisasi kerugian kedua belah pihak.
-Mengelola piutang
Di atas, kita membahas mengenai strategi untuk menunda pembayaran ke supplier, maka tidak heran jika customer kita berpikir hal yang sama. Yang dapat kita lakukan adalah mengurangi kesalahan dalam penagihan yang dapat menyebabkan keterlambatan yang lebih lama lagi dalam menerima pembayaran.
-Manajemen inventory
Perusahaan dapat mempertimbangkan tindakan untuk mengurangi atau menambah Finished Good inventories. Perusahaan bisa membuat keputusan untuk mengurangi Finished Good inventories apabila barang produksi adalah barang yang mudah rusak.
Mengurangi variable costs perusahaan seringkali memberikan dampak yang lebih signifikan dan sifatnya instant dalam mengurangi cash outflow perusahaan daripada memusatkannya pada fixed costs. Sebagai contoh, perusahaan bisa mengurangi biaya dengan memberlakukan larangan perjalanan, membatasi meeting yang sifatnya tidak krusial dan mengurangi pelatihan yang tidak berperan signifikan dalam kondisi sulit seperti sekarang. Ketika gaji pegawai adalah salah satu biaya terbesar dalam pengeluaran perusahaan, maka pertimbangan untuk mengurangi tenaga kerja kontrak dan mendistribusikan pekerjaan ke tenaga kerja permanen dapat dilakukan. Perusahaan juga dapat menawarkan karyawan untuk mengambil unpaid leave secara sukarela.
Apabila memungkinkan, perusahaan juga dapat mengkonversi biaya fixed ke variable costs. Contohnya, perusahaan dapat menjual aset dan kemudian menyewanya kembali agar mendapatkan uang tunai darurat. Hal tersebut mungkin penting dilakukan untuk mempertahankan long term cash flow perusahaan di masa Covid-19 ini.
Demikian pembahasan mengenai tips manajemen plan perusahaan selama wabah Covid-19. Memang untuk mempertahankan bisnis, apalagi berharap menjalankan bisnis dengan hasil maksimal di saat masa krisis karena wabah Covid-19 ini tidaklah mudah. Tetapi dengan melakukan langkah-langkah di atas diharapkan dapat memudahkan perusahaan dalam mengurangi efek negatif dari pandemi global tersebut.