INTEGRITAS DAN INDEPENDENSI SEBAGAI TRUSTED AUDITOR
24 May 2018
Category: INTERNAL AUDIT
Penulis:
Yusuf Denhas, S.E.
Paradigma baru dalam dunia internal audit sudah berkembang dengan pesat. Sejak tahun 1992 Auditor internal hanya di anggap sebagai seorang yang bertugas menjadi anjing penjaga (watchdog) sebuah perusahaan atau sebagai pencari kesalahan. Namun saat ini paragidma terbagu seorang Auditor Internal harus dapat menjadi seorang Trusted Auditor. Hal ini merupakan satu trobosan baru yang mana bertujuan agar seorang auditor internal tidak hanya mengungkapkan kelemahan tapi juga memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
Dalam menjadi seorang Trusted Auditor, teredapat beberapa indikator utama antara lain integritas dan independensi. Kedua hal tersebut dapat memberikan nilai pada pada Auditor Internal apakah mereka sudah bekerja dengan baik sebagai seorang Trusted Auditor. Kondisi ini menjadi cukup penting di era sekarang mengingat dalam beberapa tahun terakhir sering ditemukan kasus–kasus yang menyangkut dengan integritas seorang Auditor Internal Ambil contoh saja seperti kasus dari salah satu BUMN di Indonesia yang mana Kepala Auditor Internal-nya dipanggil oleh KPK terkait kasus suap motor gede (Moge) Harley Davidson.
Integritas dan Independensi seorang Auditor Internal menjadi pertanyaan besar dalam hal ini. Bagaimana bisa seorang Auditor Internal yang seharusnya menjadi Pihak Independen yang dapat dipercaya dan diandalkan dalam menjalankan perannya sebagai konsultan dan assessor malah terjerumus dalam kasus fraud atau kecurangan? apakah Integritas dan Independensi dengan sebegitu mudahnya dapat dibeli? Oleh karena itu, sebagai seorang profesional kita perlu untuk menjaga 2 (dua) hal tersebut. Adanya Integritas dalam seorang Auditor Internal dapat menumbuhkan kepercayaan yang selanjutnya (pada gilirannya) akan menyebabkan kepatuhan pada keputusan yang dibuat, maka seorang Auditor Internal harus
1.melaksanakan audit dengan jujur dan bertanggung jawab
2.mematuhi Piagam Audit Internal dan membuat laporan audit sesuai aturan yang berlaku
3.menghindari tindakan yang mendiskreditkan profesi auditor atau mendiskreditkan organisasi teraudit
4.menghormati dan mendukung terlaksananya tujuan audit
Manajemen tingkat Independensi sebagai seorang Auditor Internal juga harus tetap dijaga. Hal ini dapat dilakukan dengan hal-hal dibawah ini, antara lain:
1.bebas dari pengaruh setiap pekerjaan dalam bidang yang diaudit atau yang pernah menjadi tanggungjawabnya
2.tidak memihak kepada siapapun
3.tidak terlibat dalam pertentangan kepentingan dengan teraudit
Kedua hal ini menjadi sangat penting mengingat dalam melakukan prosedur audit dapat berimbas secara luas di kemundian hari nantinya. Ambil contoh pada saat seorang auditor tidak melakukan tugasnya dengan independen dan integritas, maka hasil dari rangkaian audit tersebut tidak akan relevan dengan kondisi saat ini serta saran–saran perbaikan yang diberikan tidak akan memberikan efek yang masiv bagi perusahaan. Akan tetapi dua aspek tersebut tidak akan memberikan hasil yang maksimal apabila tidak di dukung dengan kemauan dari pihak auditor itu sendiri. Sering kali para auditor tersebut tidak didampingi dengan aspek – aspek lain seperti berpikir kritis, cara berkomunikasi yang baik dan lainnya yang terkait dengan softskill auditor. Hal–hal tersebut mungkin terlihat kecil namun dapat menghancurkan rangkaian integritas dan independensi yang sudah disusun.
Dengan adanya Auditor Internal yang independen dan integritas akan membantu manajemen dalam mendapatkan gambaran kondisi terkini yang ada pada perusahaan. Laporan Audit Internal itu hanyalah pintu masuk untuk berkaca diri. Tentu saja, untuk membuktikan adanya kelemahan atas pengendalian perusahaan, berpikir kritis dan komunikasi yang efektf ini memerlukan kajian serius dari organisasi audit intern itu sendiri. Namun tak ada salahnya organisasi audit intern berbenah mulai dari dirinya sendiri sebelum membenahi unit lainnya. Sebab, cepat atau lambat gaung organisasi audit intern akan melemah jika ia tak kunjung berbenah. Penguatan kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi dapat menjadi alternatif pembenahan yang patut untuk dicoba