Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

FRAUD PADA LAPORAN KEUANGAN (FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT)

08 March 2018
Category: INTERNAL AUDIT
Penulis:         Ahmad Safiudin, S.E
FRAUD PADA LAPORAN KEUANGAN (FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT)

Dalam accounting, kesalahan terbagi menjadi dua jenis yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Kedua jenis kesalahan tersebut dapat bersifat material dan non material. Kedua jenis kesalahan tersebut yang membedakan adalah ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Untuk itu dibutuhkan keahlian profesional untuk dapat mendeteksi kesalahan tersebut merupakan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud). Standarpun mengenali bahwa seringkali mendeteksi fraud lebih sulit dibandingkan dengan kekeliruan dikarenakan pihak manajemen atau karyawan akan berusaha untuk menyembunyikan kecurangan tersebut.

Fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh individu atau kelompok didalam maupun diluar organisasi atas dasar kesengajaan/niat dengan tujuan untuk menguntungkan individu/organisasi yang melaksanakan dan mengakibatkan adanya kerugian. Secara umum fraud terbagi menjadi tiga golongan, yaitu fraud terhadap asset (asset misappropriation), kecurangan terhadap laporan keuangan (fraudulent financial statement) dan korupsi (corruption). Dalam artikel ini akan membahas khusus pada kecurangan terhadap laporan keuangan.

Fraud dalam laporan keuangan?

Kecurangan laporan keuangan sering juga dikenal dengan istilah kecurangan manajemen. Hal ini disebabkan karena secara umum kecurangan ini dilakukan oleh pihak manajemen, kadang kala tanpa sepengetahuan para karyawan. Manajemen berada pada posisi yang dapat membuat keputusan akuntansi dan pelaporan tanpa sepengetahuan para karyawan.Sedangkan menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) kecurangan laporan keuangan merupakan salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti sebagai berikut :

1.Manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.

2.Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.

3.Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Istilah lain yang tidak kalah populernya berkenaan dengan kecurangan laporan keuangan yaitu Creative Accounting. Creative accounting bukan merupakan suatu hal baru, dan untuk melakukannya membutuhkan biaya yang relative mahal. Creative accounting ini dipicu oleh adanya tekanan bahwa badan usaha merasa harus berada dalam posisi profit untuk menarik investor dan sumber daya. Tetapi hal ini lebih mengarah pada penipuan atau kecurangan pada praktik akuntansi. Apakah ini berarti bahwa creative accounting merupakan hal ilegal atau dapat dibenarkan.

Contoh perusahaan yang pernah melakukan creative accounting

Kasus creative accounting sering dihubungkan dengan Enron, sebuah perusahaan migas. Sebelum kebangkrutannya, Enron pernah dipilih oleh Fortune Magazine sebagai ‘America’s Most Innovative Company’ selama 6 tahun berturut-turut. Enron yang tadinya adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik mulai naik daun setelah Enron mulai bermain komoditas-komoditas bandwidth telekomunikasi dan derivatives (sejenis investasi di mana hasil untung ruginya berdasarkan pergerakan dari nilai aset seperti saham, surat utang, komoditas, atau bahkan dari nilai seperti suku bunga, valas, indeks pasar saham, bahkan indeks cuaca). Enron mulai berpaling dari bisnis tradisionalnya dan mulai berspekulasi dalam financial instruments yang mengandung resiko tinggi. Memang kesannya mereka cukup sukses untuk beberapa tahun, tapi akhirnya kenyataan dari kesuksesan (atau lebih tepatnya kegagalan) mereka mulai terlihat. Namun Enron bukan hanya inovatif dalam berbisnis, ternyata juga ‘inovatif’ dalam cara pembukuannya. Di balik kesuksesan mereka, banyak sekali hutang-hutang tersembunyi yang dipindahkan kepada anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi (tidak diperhitungkan masuk ke dalam neraca perdagangan Enron sendiri). Mereka sengaja memanfaatkan celah dalam hukum Amerika yang memperbolehkan ‘special purpose vehicles’ (suatu organisasi yang dibentuk untuk proyek khusus yang dibentuk terpisah untuk mengisolasi resiko-resiko dari proyek tersebut) yang memenuhi syarat-syarat tertentu tidak dikonsolidasi.

Creative accounting bisa saja lolos dari prinsip-prinsip accounting standards yang berlaku, karena cara-cara creative accounting biasanya memang tidak atau belum diakomodasi oleh standar akuntansi yang berlaku, atau memang sengaja mencari celah-celah di dalam standar akuntansi tersebut. Akan tetapi, ini bukan berarti creative accounting bisa lolos apabila diuji dengan kacamata kebenaran, dalam arti merefleksikan kondisi finansial yang sebenarnya.

   For Further Information, Please Contact Us!