Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

ANALISA LABA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

01 February 2018
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Gabrielle Merlyne P., S.Ak.
ANALISA LABA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

Dalam sebuah perusahaan terdiri dari dua bagian utama yaitu pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Pemilik usaha adalah pihak yang memiliki otoritas dalam menentukan pihak-pihak yang akan menjadi tim manajemen perusahaan. Pemilik dapat bersifat pasif yaitu dengan tidak terlibat dalam kegiatan operasional namun juga dapat bersifat aktif dengan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan yang biasanya menjabat sebagai direktur. Manajemen perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan kepada pemilik usaha melalui laporan keuangan.

Salah satu aspek yang sering dilihat dalam menilai kinerja sebuah perusahaan adalah laba atau rugi yang dihasilkan pada periode tersebut. Pada umumnya laba yang menurun atau rugi menunjukan kinerja yang kurang baik dan sebaliknya apabila menghasilkan laba yang tinggi maka kinerja perusahaan dianggap baik. Hal tersebut tidak dapat diterapkan secara mutlak, namun perlu dilihat dan dianalisa lebih dalam mengenai mengapa perusahaan saat itu mengalami rugi atau mengalami kenaikan laba.

Hal-hal berikut dapat dijadikan pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan melalui laba atau rugi yang dihasilkan :

    1.Poin pertama yang harus dilihat adalah jumlah penjualan yang dihasilkan bulan tersebut, apakah penjualan terbesar dihasilkan dari penjualan utama perusahaan atau penjualan lain-lain disamping usaha utama yang dijalankan. Apabila laba sebagian besar berasal dari penjualan lain-lain maka laba tersebut bersifat insidentil sehingga tidak dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan baik pada periode tersebut walaupun perusahaan menghasilkan laba. Salah satu contoh penjualan lain-lain yang dapat meningkatkan laba adalah laba penjualan asset perusahaan.

    2.Poin kedua yang perlu dilihat adalah komposisi harga pokok terhadap penjualan bersih dibandingkan dengan periode lalu. Apabila pada periode pertama perusahaan hanya menjual 100 barang dengan komposisi harga pokok 75% dari penjualan bersih namun pada periode kedua perusahaan berhasil menjual 200 barang namun komposisi harga pokok naik menjadi 88% dari penjualan bersih karena memang terjadi kenaikan harga maka laba yang dihasilkan akan lebih kecil dibandingkan dengan periode kedua walaupun penjualan di periode kedua lebih tinggi.

    3.Poin ketiga yang perlu diperhatikan adalah beban yang terjadi di bulan tersebut apakah lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan lalu. Apabila beban mengalami kenaikan signifikan perlu dilihat beban apa yang mengalami kenaikan. Jika beban yang mengalami kenaikan bukan beban yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan maka tidak dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan buruk, contoh adalah tingginya beban penyusutan pada periode tersebut karena pembelian banyak asset dengan jumlah besar pada periode tersebut atau terdapat biaya-biaya insidentil yang tidak rutin terjadi namun terjadi pada periode tersebut dengan jumlah yang besar seperti biaya pengobatan.

Dari beberapa poin diatas maka dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapat dengan mutlak menilai bahwa laba yang rendah menunjukan kinerja yang buruk atau sebaliknya laba yang tinggi menunjukan kinerja yang baik. Kita perlu melihat dan menganalisa lebih dalam mengenai laba atau rugi yang dihasilkan dengan melihat komponen-komponen pembentuk laba yaitu penjualan, harga pokok, beban, dan pendapatan/beban lain-lain.

   For Further Information, Please Contact Us!