Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

STRATEGI PENENTUAN HARGA PRODUK

02 August 2017
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Dedik Irawan, S.E.
STRATEGI PENENTUAN HARGA PRODUK

Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci dalamkeberhasilan perusahaan. Penetapan harga ini menjadi salah satu cara bertahan dalam persaingan global disaat rendahnya pertumbuhan pasar dan peluang bagi perusahaan untuk menempatkan dan memantapkan posisi di pasar. Selain itu penetapan harga kadang kala juga menjadi konsentrasi perusahaan atas penyesuaian kebijakan atau regulasi yang ada. Penetapan harga dapat mempengaruhi kinerja keuangan, presepsi pembeli dan penentuan posisi merk di pasar. Pada pasar yang kompleks, harga juga menjadi salah satu ukuran mutu produk bagi pembeli yang mungkin mengalami kesulitan dalam mengevaluasi dan menentukan produk yang kan dipilih.

Penetapan harga diharuskan jika perusahaan menempati segmen pasar yang peka terhadap perubahan harga. Penetapan harga dipengaruhi banyak faktor yang dapat menjadi pertimbangan serius, seperti halnya pemilihan strategi oleh perusahaan. Pemilihan strategi mengenai produk dan distribusi menjadi pedoman dalam menentukan strategi harga maupun strategi promosi. Mulai dari mutu, ciri produk, tipe saluran distribusi, para pengguna, dan perantara, seluruhnya menjadi pertimbangan dalam menetapkan harga. Sebuah produk bermutu tinggi mungkin memerlukan harga yang tinggi untuk membangun citra produk di pasar. Perusahaan juga memerlukan laba untuk membayar perantara dan menawarkan insentif secukupnya untuk memperoleh kerjasama mereka.

Disamping itu, penentuan harga memiliki tujuan yang harus dipertimbangkan juga, tujuan itu meliputi:

1.Orientasi pada Laba

Dalam persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks, sehingga tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. Sehingga perusahaan akan menggunakan pendekatan target laba (sasaran laba).

2.Orientasi pada Volume (Penjualan)

Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar.

3.Orientasi pada Citra (Status)

Harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu, misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.

Untuk mengakomodir tujuan ini, perusahaan dapat menentukan harga jual produk mereka melalui 3 metode, yaitu Cost Oriented Pricing (pendekatan biaya), Demand-Oriented Pricing (pendekatan kebutuhan/permintaan), Competition Oriented Pricing (pendekatan persaingan). Yang paling umum dan yang akan dibahas kali ini adalah penentuan harga jual melalui pendekatan biaya (Cost Oriented Pricing).

Terdapat tiga cara dalam menentukan harga melalui pendekatan biaya, yaitu:

1.Mark-up Pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up).

Penetapan harga yang dilakukan hanya dengan menambah laba, cara untuk menentukan standar mark up harga adalah sebagai berikut :

Tabel Rincian Data Biaya

Dari perhitungan diatas diasumsikan jumlah setiap produksi mencapai 50.000 unit, dengan asumsi dasar dari produksi tersebut jika seluruhnya dijual akan mendapatkan jumlah kas masuk Rp.2.000.000.000,00. Sehingga asumsi dasar atas laba per unit yang diharapkan adalah Rp.4.000 ((Rp.2.000.000.000-Rp.1.800.000.000)/50.000 unit). Serta asumsi total biaya per unit adalah Rp.36.000,00.

a.Mark-up didasarkan pada Prime Cost

Prime Cost = Rp.8.000 + Rp.12.000

Persentase Mark Up= (Rp40.000-Rp20.000)/Rp20.000X100%=100%

b.Mark-up didasarkan pada Total Harga Pokok Penuh (Full costing)

Full Costing = Rp.8.000 + Rp.12.000 + Rp.7.000 + Rp.3.000

Persentase Mark Up= (Rp40.000-Rp30.000)/Rp30.000X100%=33%

c.Mark-up didasarkan pada Harga Pokok Variabel (Variabel Costing)

Harga pokok variable = Rp.8.000 + Rp.12.000 + Rp.3.000 + Rp.1.500 + Rp.500

Persentase Mark Up= (Rp40.000-Rp25.000)/Rp25.000X100%=60%

2.Cost Plus Pricing Method (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus).

Penentuan Harga ini merupakan perhitungan nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark up) yang sudah ditentukan. Mark Up standart sesuai dasar perhitungan adalah 33% dari Harga Pokok Produkatau 60% dari Biaya Variabel.

Dari Asumsi Data Biaya pada point 1 diatas, maka perhitungan yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Dengan asumsi persentase mark up sesuai hasil perhitungan pada point 1, maka kedua metode telah menghasilkan harga jual yang sama. Pengaruh yang terjadi dari perbedaan perhitungan ini adalah sebagai berikut:

a.Jika seluruh produk terjual maka laba yang dihasilkan sama

b.Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka Laba bersih Full Costing akan lebih besar dari Variable Costing

c.Jika persediaan akhir lebih besar daripada persediaan awal maka Laba Bersih Variable Costing lebih besar dari Full Costing

3.Target Pricing

Penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan. Return on Investment (ROI) sering kali dijadikan target untuk mengukur keberhasilan sebuahbisnis. Untuk menetapkan harga jual dengan tingkat ROI tertentu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Asumsi dasar untuk menghasilkan produk ini, perusahaan harus mengeluarkan biaya investasi sebesar Rp.750.000.000 dengan ROI 15% pertahun. (15% x Rp.750.000.000 = Rp.112.500.000). Serta untuk asumsi biaya menggunakan data biaya pada point 1.

Persentase Mark Up=

(Rp112.500.000+Rp350.000.000+Rp90.000.000+Rp110.000.000)/(Rp50.000 unit X Rp25.000) X 100%=53%

    Target Harga = Rp.25.000 + (53% x Rp.25.000) = Rp.38.250,00

Dari uraian diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa dalam menentukan harga diperlukan pertimbangan yang kompleks, penentuan tujuan penentuan harga, dan metode perhitungan harganya. Metode penentuan harga yang biasa digunakan adalah Cost Oriented Pricing (pendekatan biaya), Demand-Oriented Pricing (pendekatan kebutuhan/permintaan), Competition Oriented Pricing (pendekatan persaingan). Dari ketiga metode tersebut yang paling umum adalahpendekatan biaya (Cost Oriented Pricing). Metode ini merupakan metode yang dapat diterapkan dengan biaya murah, karena tidak banyak menggunakan pertimbangan eksternal seperti pangsa pasar, saluran distribusi dan bauran pemasaran lainnya. Metode ini cukup menggunakan data biaya historis untuk menentukan harga standar suatu produk. Sehingga dapat diterapkan dan sangat mudah diimplementasikan baik untuk perusahaan dengan kegiatan produksi kompleks maupun perusahaan dengan kegiatan produksi sederhana.

   For Further Information, Please Contact Us!