Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Menghadapi Atasan Yang “Moody”

02 August 2017
Category: SECRETARY
Penulis:         Devi Aprilia, A.Md
Menghadapi Atasan Yang “Moody”

Tuntutan bisnis yang semakin tajam, membuat perusahaan harus terus berlomba-lomba untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam organisasinya. Ditengah kerasnya persaingan, mau tidak mau perusahaan harus terus “berbenah diri” dalam manajemen officenya. Salah satu jurus yang bisa diambil adalah membekali karyawannya dengan kemampuan teknis dan operasional, yang diharapkan karyawan bekerja semakin cepat, lincah dan berorientasi pada hasil.

Dalam lingkup suatu perusahaan, merupakan suatu hal yang lumrah, apabila pimpinan membawahi dua hingga tiga orang karyawan. Dan tidak menutup kemungkinan juga, apabila sekretaris meng-handle dua hingga tiga atasan sekaligus.Terkadang adalah hal yang sulit, apabila kita memiliki pimpinan yang memiliki karakteristik yang berbeda, satu dengan yang lainnya.

Bagaimana ketika pimpinan kita adalah seorang yang “Moody”? Kata “Moody” yang dimaksud adalah ketika seseorang cepat sekali berubah suasana hatinya. Mungkin bisa terjadi, ketika pagi mempunyai suasana hati yang bahagia, lalu setelah makan siang, mungkin merasa kelelahan bekerja, berubahlah suasana hati tersebut menjadi buruk. Dari suasana hati tersebut, ketika sedang jelek, seseorang akan melakukan sesuatu untuk melepaskan suasana hatinya yang buruk agar bisa lebih rileks.

Ketika mempunyai pimpinan yang “moody”, seringkali seorang sekretaris dihadapkan pada keadaan tidak menyenangkan di tempat kerja. Sebagai seorang sekretaris, menghadapi pimpinan yang “moody” harus mengetahui saat-saat dimana kita bisa “masuk” dan mencairkan suasana. Ketika suasana hati sedang buruk, seorang pimpinan tersebut akan mencari kesalahan kita sebagai bawahan. Bagaimana menghadapi pimpinan seperti ini? Pertama, kita sebagai seorang sekretaris harus mengetahui secara langsung sifat pimpinan. Berusaha semaksimal mungkin untuk menggali cara kerja dan juga prinsip kerja. Kedua, bisa saja berusaha juga untuk menjadi teman pimpinan tetapi dengan batasan-batasan tertentu. Ketiga, selalu bertanya dan juga meminta beberapa saran serta dukungan pimpinan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan, sehingga ada komunikasi baik dengan pimpinan. Keempat, berusaha terbuka dengan pimpinan, ketika ada perilaku pimpinan yang kurang menyenangkan, tetapi juga dengan cara yang sopan agar pimpinan tidak tersinggung.

Hal sulit lainnya ketika menghandle beberapa pimpinan yang dua-duanya juga “moody”. Seorang sekretaris akan dihadapkan pada pilihan sulit, ketika mendapat tugas A dari dua pimpinan. Pimpinan “C” menginginkan agar tugas A tersebut bisa diselesaikan dengan hasil sesuai yang diinginkan, berbanding terbalik dengan keinginan pimpinan “B”. Masing-masing memegang ego sendiri. Sebagai seorang sekretaris yang berada di tengah keadaan itu dan menjadi penanggungjawab agar tugas bisa diselesaikan tepat waktu juga, harus mempunyai cara untuk mengatasi hal tersebut. Pertama bisa mengkomunikasikan kepada kedua pihak dan juga mengingatkan agar tugas bisa selesai tepat waktu. Kedua juga jangan menjadi pemanas suasana agar bisa memiliki titik temu. Ketiga adalah kita bisa menyiapkan dua hasil yang berbeda atau bisa mengkombinasi dari keinginan 2 pimpinan tersebut. Mana hasil yang lebih bagus.

Sebagai seorang sekretaris, hendaknya tidak menjadikan suasana semakin buruk ketika menghadapi atasan yang “moody”. Sebisa mungkin kita membawa diri dalam keadaan yang buruk. Akan lebih baik ketika kita memberi saran-saran positif untuk mengatasi “moody” atasan tersebut. Bersikaplah dewasa dan professional dalam bekerja. Memang bekerja harus dengan hati, namun bukan berarti seluruhnya harus dimasukkan dalam hati, sehingga membuat suasana menjadi tidak nyaman.

Yang selalu diingat adalah kita harus menyadari bahwa setiap pimpinan pastinya mempunyai karakter yang berbeda. Tetap bersikap proaktif serta mempunyai inisiatif kerja yang tinggi. Jangan lupa untuk terus mengasah kemampuan diri. Ingat selalu jangan pernah cepat merasa puas akan pekerjaan yang dilakukan dan juga pekerjaan tidak selalu menyangkut tentang kewajiban kerja, tetapi juga berinteraksi dengan orang banyak dan harus memikirkan bagaimana cara kita membawa diri agar bisa berjuang dalam mencapai kesuksesan.

   For Further Information, Please Contact Us!