Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Manajemen Biaya Lingkungan, Potensi Tingkatkan Laba Perusahaan

09 May 2017
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Dedik Irawan, S.E.
Manajemen Biaya Lingkungan, Potensi Tingkatkan Laba Perusahaan

Pesatnya perkembangan bisnis saat ini menjadikan ketatnya persaingan antar pelaku bisnis yang ada. Mulai dari kualitas produksi sampai dengan kualitas pengelolaan limbah produksi. Limbah produksi berhubungan erat dengan kualitas lingkungan sekitar tempat produksi. Kesalahan pengelolaan limbah akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang fatal. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus, karena kerusakan lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang secara resmi diperingatkan oleh High Level Threat Panel dari PBB. The World Resources Institute (WRI), UNEP (United Nations Environment Programme), UNDP (United Nations Development Programme), dan Bank Dunia telah melaporkan tentang pentingnya lingkungan dan kaitannya dengan kesehatan manusia, pada tanggal 1 Mei 1998.

Sangat pentingnya kualitas lingkungan ini menjadikan perusahaan harus fokus melakukan pengelolaan dan mau tidak mau harus mengeluarkan biaya untuk kualitas lingkungan tersebut. Biaya lingkungan yang dimaksud adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat dijadikan informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan.

Mengapa lingkungan perlu dianalisis?. Lingkungan perlu dianalisa guna mencapai tujuan organisasi yang maksimal terutama yang berdampak pada kondisi lingkungan, juga untuk menentukan misi perusahaan terkait perubahan kondisi lingkungan yang sedang atau akan terjadi. Serta secara langsung maupun tidak langsung, lingkungan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan strategi perusahaan.

Untuk menanggulangi hal tersebut, kini telah mulai dikembangkan Environmental Management Accounting (EMA). EMA merupakan alat bantu bagi para manajer usaha dalam meningkatkan performa finansial sekaligus kinerja lingkungannya. Secara sistematis, EMA mengintegrasikan aspek lingkungan dari perusahaan ke dalam akuntasi manajemen dan proses pengambilan keputusan. Selanjutnya EMA membantu pelaku bisnis/manager untuk mengumpulkan, menganalisa dan menghubungkan antara aspek lingkungan dengan informasi moneter maupun fisik.

Beberapa keuntungan yang dapat dicapai atas penerapan EMA, adalah:

    1.Dapat menghemat pengeluaran usaha.

    EMA dapat membantu untuk mengidentifikasi dan menganalisa biaya tersembunyi (hidden cost), misalnya biaya minimalisasi limbah yang hanya memasukkan biaya insenerasi dan pembuangan limbah, namun juga memasukkan biaya material, operasional, buruh dan administrasi.

    2.Dapat membantu pengambilan keputusan.

    Keputusan yang menguntungkan harus didasarkan pada berbagai informasi penting. EMA membantu pengambil keputusan dengan informasi penting tentang biaya tambahan yang disebabkan oleh isu-isu lingkungan. EMA membuka kembali biaya produk dan proses spesifik yang seringkali tersembunyi dalam bagian overhead cost usaha/kegiatan.

    3.Mampu memuaskan semua pihak terkait.

    Penerapan EMA pada usaha/kegiatan secara simultan dapat meningkatkan performa ekonomi dan kinerja lingkungan. Oleh karena itu akan berimplikasi pada kepuasan pelanggan dan investor, hubungan baik antara Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitar, serta memenuhi ketentuan regulasi.

Dalam penerapan EMA dalam sebuah perusahaan, ada 2 tipe informasi yang perlu kita ketahui yaitu informasi fisik dan informasi keuangan. Hal ini sangat penting dalam pola pengambilan keputusan dalam perusahaan. Informasi fisik meliputi penggunaan aliran energi, air dan bahan (termasuk limbah). Sedangkan informasi keuangan tentang lingkunganyang berhubungan langsung dengan biaya, pendapatan dan penghematan.

EMA dapat diterapkan dengan menggunakan alur bahan dan energi sesuai dengan langkah berikut:

    a.Tahap produksi dan proses suplai

    b.Persiapan table input dan output

    c.Klasifikasi / pemisahan informasi alur bahan dan energi

    d.Alokasi alur bahan dan energi dan dampak lingkungan

    e.Hasil analisa dan indikator kinerja lingkungan

Dalam menerapkan EMA diperlukan akuntasi untuk pencatatan biaya yang meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung yaitu b biaya yang dapat ditelusuri secara langsung dari biaya proyek, misalnya biaya energi dari sebuah produk, gaji, biaya buruh proses, pembelian bahan mentah produksi). Sedangkan biaya tidak langsung yaitu biaya yang harus dialokasikan pada biaya obyek, misalnya biaya pelatihan lingkungan, gaji untuk manager eksekutif lingkungan, sertifikasi ISO 14000. Biaya langsung dapat meliputi: biaya material untuk produk output, biaya material non produk outputs, biaya pengawasan emisi dan limbah, biaya pencegahan dan manajemen lingkungan lainnya, biaya penelitian dan pengembangan.

Perhitungan yang harus dilaksanakan dalam penerapan EMA ini antara lain :

    a.Cash flows, berupa aliran uang masuk dan keluar.

    b.Discounting yang merupakan perbandingan antara cash flow dalam waktu yang berbeda.

    c.Penilaian investasi moneter lingkungan dengan menghitung nilai NPV (Net Present Value) dan waktu balik modal.

    d.Penilaian investasi lingkungan fisik dengan menghitung EPP (Ecological Payback Period) dan EAR (Ecological Advantage Ratio).

Selain itu, dalam penerapan EMA diperlukan penganggaran pengelolaan lingkungan dan penganggaran keuangan lingkungan. Penganggaran pengelolaan lingkunga didasarkan pada alur bahan dan energi yang dirinci ke dalam bentuk indicator lingkungan. Kemudian penganggaran keuangan lingkungan dilakukan dengan tahapan:

    a.Penganggaran operasional keuangan lingkungan yang berfokus pada alur bahan dan energi (tingkat operasional dari organisasi), bertujuan memberikan informasi tentang pengeluaran perusahaan yang berkaitan dengan alur bahan dan energi.

    b.Penganggaran kapital keuangan lingkungan moneter yang berfokus pada persediaan bahan dan energi, bertujuan mengidentifikasi bahan dan energi yang ramah lingkungan dan capital.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan manajemen biaya yang baik akan mampu mendorong perusahaan dalam pencapaian misi dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dengan penerapan EMA, kesalahan pengelolaan lingkungan akan terminimalisir dan kerusakan lingkungan akibat kesalahan pengelolaan limbah tidak akan timbul lagi. Dengan begitu kerugian yang bisa timbul dari kerusakan lingkungan akan dapat dicegah bahkan ditiadakan. Langkah bijak ini bisa menjadikan salah satu langkah penghematan. Selain itu dengan budaya menjaga lingkungan ini, perusahaan akan memiliki citra baik dimata masyarakat.

***

Sumber :

http://irmajhe.blogspot.co.id/2014/12/manajemen-biaya-lingkungan.html

   For Further Information, Please Contact Us!