Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

BERANIKAH KITA MENGAKUI KESALAHAN?

31 March 2017
Category: SECRETARY
Penulis:         Uripi Resti Aisyah
BERANIKAH KITA MENGAKUI KESALAHAN?

Setiap individu di dalam organisasi tentu tidak bisa melakukan pekerjaan sendiri. Mereka selalu bekerja dalam tim di dalam organisasi tersebut, entah itu secara disengaja ataupun tidak. Karena itu, ketika kita melakukan suatu kesalahan orang lain pun akan menerima dampaknya. Untuk itu, kita diajak untuk berusaha semaksimal mungkin mengurangi dampak negatif perbuatan kita terhadap orang lain. Begitu juga seorang Sekretaris disuatu perusahaan, kebanyakan dari mereka dituntut untuk selalu berhubungan dengan banyak divisi. Oleh kareng itu tidak jarang jika mereka terlibat dalam suatu konflik entah atas kesalahan dirinya sendiri ataupun orang disekitarnya.

Sebelum kita membicarakan kesalahan orang lain, alangkah baiknya jika kita membicarakan kesalahan yang ada pada diri kita terlebih dahulu. Hanya dengan cara itu, kehidupan bersama kita menjadi lebih normal lagi. Kita tidak perlu mempertahankan pendapat kita yang jelas-jelas telah mengakibatkan kesulitan dalam hidup orang lain. Di lain pihak, bagi yang berani meminta maaf sebenarnya dia telah membuka dirinya untuk perbaikan, dengan minta maaf berarti sudah menyadari kesalahan yang telah dibuat. Perbaikan hanya bisa dilakukan kalau kita sudah tahu dan menyadari adanya kekurangan serta kesalahan. Keberanian meminta maaf menunjukkan keberhasilan dalam mengidentifikasi kekurangan dan kesalahan yang ada, dan itulah jalan menuju kesuksesan. Orang yang enggan untuk meminta maaf, artinya ia berusaha untuk menutup diri dari perbaikan.

Kebanyakan orang ketika harus mengakui kesalahannya, ia merasa gengsi dan harga dirinya akan jatuh atau bahkan malu dan takut kehilangan muka. Banyak yang berpendapat kalau orang yang mudah memaafkan dan minta maaf terlihat seperti orang yang lemah dan kalah. Apalagi, jika menyangkut nama baik divisi atau bahkan menyangkut reputasi perusahaan. Mengingat Sekretaris perusahaan juga sebagai media komunikasi dalam hal jika terjadi komplain dari klien. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita gunakan untuk mengakui sebuah kesalahan.

Jangan Menunggu Ditegur

Ketika membuat suatu kesalahan, ada dua pilihan yang mungkin dilakukan, melemparkan kesalahan kepada orang lain atau segera mengakui serta memperbaikinya. Pilihan pertama tentu lebih mudah dilakukan dibandingkan pilihan pertama. Namun bagaimanapun juga suatu kesalahan perlu dipikirkan perbaikan kedepannya.

Sebenarnya, sejauh mana seorang karyawan perlu mengaku salah pada rekan kerjanya? Hal ini perlu dilakukan jika kesalahan itu menyangkut pekerjaan orang lain atau merupakan kesalahan signifikan yang harus ditanggung bersama. Urusan mengaku salah inipun, tidak berkaitan dengan tingkat besar kecilnya, melainkan lebih tentang dampak kesalahan itu terhadap pekerjaan orang lain. Mengakui kesalahan segera setelah menyadarinya, akan jauh lebih baik daripada nantinya ditegur. Sebab, jika terpaksa dan dipaksa mengaku, rasa malu yang kita tanggung akan semakin besar. Lagipula, jika kabar tentang kesalahan itu sudah "beredar" cukup lama di antara rekan kerja, bisa jadi kesalahan itu tampak dibesar-besarkan. Sehingga, kita akan lebih sulit memberikan penjelasan yang sebenarnya.

Dahulukan Lisan Selanjutnya Tertulis

Jika ini berhubungan dengan klien, akan lebih baik jika mengakui kesalahan kita lisan terlebih dahulu. Dengan bicara langsung, kita mendapat kesempatan melihat reaksi orang lain, sejauh mana kesalahan kita mengganggu mereka, sehingga kita dapat mengurangi masalah kesalahpahaman terhadap kondisi yang ditimbulkan oleh kesalahan tersebut. Cara untuk menyampaikan pengakuan kesalahan itu cukup beragam. Jika perusahaan tidak mementingkan formalitas, barangkali sambil menikmati makan siang, kita bisa mengobrol dengan menyelipkan pengakuan atas kesalahan yang kita buat. Tapi, jika kesalahan yang kita lakukan cukup serius dan perusahaan tergolong formal, sampaikan dalam bentuk tertulis. Dengan begitu pihak klien akan lebih mengapresiasi permohonan maaf dari kita.

Pelatihan Tidak Langsung

"Beberapa waktu lalu, saya mengambil keputusan itu karena saya berharap persoalan administrasi tersebut dapat selesai dengan cepat. Namun, ternyata perkiraan saya salah. Untuk memperbaiki kesalahan ini, saya memerlukan bantuan dan masukan dari rekan-rekan semua." Begitulah kira-kira ucapan yang akan diterima oleh rekan kita, sehingga pengakuan kesalahan tersebut tidak akan membuat mereka memandang kita rendah, bahkan akhirnya malah mengundang respect. Meskipun dibicarakan didepan publik, sikap yang bijaksana itu akan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama, yaitu mengakui kesalahan pada atasan atau rekan kerja lainnya. Pengalaman mengakui kesalahan kita bisa menjadi pelatihan positif secara tidak langsung bagi orang lain. Orang lain akan memandang kita sebagai orang yang bertanggungjawab karena berani mengakui kesalahan.

Jadi, rasanya tidak perlu lagi mengusung gengsi dan tidak mau mengakui kesalahan. Menjadi seorang karyawan baik sebagai senior ataupun junior, juga merupakan suatu proses pembelajaran. Sehingga jadikan kesalahan sebagai pembelajaran berharga, agar kita lebih baik untuk kedepannya.

   For Further Information, Please Contact Us!