Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

When Shareholders Are Misled By Financial Reports

15 December 2016
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Richard Irwandy, B.Com
When Shareholders Are Misled By Financial Reports

Ketika pengusaha sudah lama mempercayai seseorang dalam perusahaannya, ia akan cenderung memberi tanggung jawab atau pekerjaan dengan tingkat resiko yang lebih tinggi pada seseorang tersebut. Akan tetapi, bagaimana bila para pengusaha tersebut beserta Shareholders perusahaannya ditipu oleh orang-orang kepercayaan itu? Sungguh sangat merugikan perusahaan dan Shareholders. Untuk itu, diperlukan pengetahuan bagi para pengusaha untuk dapat memahami kondisi perusahaan mereka, khususnya dalam laporan keuangan.

Reliabilitas sebuah Laporan Keuangan

Pada umumnya, apabila pengusaha berhadapan dengan Laporan keuangan, mereka hanya akan menanyakan kesehatan atau kinerja perusahaannya. Akan tetapi, seringkali mereka melewatkan validitas dan reliabilitas laporan keuangan itu sendiri. Bagi perusahaan yang telah go public, seharusnya tidak perlu khawatir akan validitas laporannya karena telah di audit oleh auditor independen. Namun organisasi skala menengah sampai kecil yang tidak menggunakan jasaaudit memiliki kemungkinan terjadinya Fraud dan kesalahan pada Laporan keuangan mereka.

Faktanya, laporan keuangan perusahaan kecil sampai menengah adalah laporan yang tingkat koreksinya paling tinggi, khususnya di kota-kota kecil atau kota dengan tingkat produksi atau industri yang tinggi. Ini dikarenakan perusahaan tersebut belum mempunyai SDM yang tangkas dalam penyelesaian laporan keuangannya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, para pengusaha patut memperhatikan5 kesalahan yang umumnya terjadi pada laporan keuangan perusahaan:

1.Sales Revenue on Income statement (Omset Penjualan pada Laporan Laba Rugi).

Pertama-tama, penting bagi pengusaha untuk mengetahui darimana jumlah omset penjualan pada Laporan LR, Karena seringkali akuntan perusahaan menganggap uang masuk sebagai omset penjualan di Laporan. Sebagai contoh, pencatatan pada pelunasan piutang usaha dari klien dan transaksi uang masuk pada kas dan bank yang diakui sebagai omset penjualan.

2.Cost of goods sold ( Harga Pokok Penjualan/pembelian)

Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang trading, kebenaran HPP sangatlah penting dan jarang mengalami kesalahan. Berbeda dengan perusahaan manufaktur, yang membutuhkan perhitungan HPP yang rumit dan mengakibatkan seringnya tercatat HPP yang salah pada Laporan Laba Rugi, dan akhirnyamenyebabkan pengambilan keputusan yang tidak tepat dari Pengusaha atau Pemilik.

Untuk mengetahui kebenaran HPP sebuah perusahaan, pencatatan HPP haruslah tidak berdasarkan pada biaya pengeluaran pada bulan ini saja, melainkan juga pada biaya produksi untuk penjualan pada periode atau bulan tersebut. Selain itu, bisa juga dilakukan pencocokan dari Margin Laba kotor, apabila nilai Gross Profit Margin terdapat perbedaan yang besar dari bulan sebelumnya, maka jumlah biaya output seperti m3, liter, kg dan dll haruslah lebih rendah atau tinggi jumlahnya sesuai dengan perubahan margin. Tambahan lagi,Margin laba kotor juga seharusnya sesuai dengan Margin atas jumlah pengeluaran produksi tiap periodenya.

3.Purchasing Assets (Perolehan Aset perusahaan)

Untuk memastikan laporan keuangan yang tepat pada bagian aset perusahaan, Owner perusahaan harus mengetahui apakah pencatatan pembelian aset sudah benar pada laporan keuangan. Contohnya, ketika perusahaan membeli aset tetap seperti kendaraan untuk keperluan operasional, pembelian tersebut tidak seharusnya di catat sebagai biaya di laporan laba rugi atau sebagai bentuk depresiasi aset perusahaan. Akan tetapi, adanya pengecualian pada showroom mobil, maka pembelian kendaraan di akui sebagai barang dagangan dan nantinya akan di rekapitulasi sebagai HPP apabila telah terjual dan persediaan barang jadi bila masih belum terjual.

4.Frauds in Recording account (Kecurangan-kecurangan dalam pencatatan)

Dalam Laporan keuangan , seringkali terjadi kesalahan pencatatan pos-pos yang disengajakan atau tidak disengajakan yang mempengaruhi hasil laporan keuangan tersebut. Berikut Akun-akun atau pos tersebut:

a.Akun gentayangan

Akun-akun ini seharusnya tidak ada lagi di laporan keuangan akan tetapi masih tercatat di laporan keuangan. Pada umumnya, kecurangan terdapat pada piutang di luar piutang usaha, seperti piutang pihak III dan lain-lain yang seharusnya tidak ada lagi, seperti dividen shareholder yang di akui sebagai dividen direksi atau Owner. Selain itu, seringnya diakui posting akun tidak jelas yang menggantung bertahun-tahun untuk niat pribadi dan lain-lain.

b.Akun salah sasaran

Akun seperti ini tidak pernah ada akan tetapi diakui di laporan keuangan. Contoh, Akun -akun di neraca yang di akui sebagai Akun yang umum. Dan akhirnya ini menyebabkan owner salah mengerti laporan keuangannya. Akun ini juga sering digunakan direksi keuangan untuk menutupi kecurangan seperti penggelapan uang. Direksi keuangan akanmemanipulasi neraca dengan membalancedkan saldo neracadengan menambah pos yang seharusnya tidak ada di neraca.

c.Akun salah alamat

Yang terakhir, akun ini biasanya salah di catat di laporan keuangan.Misalnya, pinjaman bank yang seharusnya menjadi hutang atau kewajiban bank yang diakui sebagai pengurangan pada akun Bank.

5.Transactions between company and Owner as Director (Transaksi Owner-merangkap-Direktur)

Pada umumnya perusahaan yang baik mempunyai 3 transaksi yaitu biaya Gaji, Reimburse biaya operational untuk OMD, dan Prive atau dividen. Kesalahan sering kali terjadi di perusahaan kecil sampai menengah, Dikarenakan owner atau direksi keuangan yang melakukan pengakuan tranksaksi peminjaman kepada piutang atau pembayaran hutang dengan tingkat frekuensi yang tinggi dan menyebabkan Analisa atau evaluasi laporan keuangan sering tidak akurat.

Sebagai konklusi, adanya beberapa rekomandasi untuk memastikan reliabilitas laporan keuangan anda, seperti :

    a.Memastikan fondasi laporan dan sistem keuangan perusahaan anda dengan benar

    b.Cobalah menambah pengetahuan dalam membaca laporan keuangan pada yang berpengalaman atau mengikuti kursus dan lain-lain.

    c.Luangkanlah waktu untuk membaca laporan keuangan perusahaan yang telah tersusun dengan baik dan benar.

   For Further Information, Please Contact Us!